NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:170
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Tumbang

Saat ia akhirnya tiba, napasnya terengah-engah. Pintu rumah terbuka dan Vellos muncul dengan seragam kerja yang sudah rapi, rambut basah tanda baru selesai mandi, dan ekspresi kebingungan.

“Buset, lo dari mana aja?” tanya Vellos, melipat tangan di dada. “Biasanya gue yang nunggu lo, tapi sekarang malah lo yang bikin deg-degan. Kita nyaris telat, tau nggak!”

Kevin menunduk, berusaha menstabilkan napas. “Gue habis… nengok mamah. Dia sakit.”

Mata Vellos langsung melebar. “Hah? Serius? Sakit apa? Kenapa lo nggak bilang?”

Kevin mengangkat tangan pelan, menandakan ia belum siap bicara. “Gue cerita nanti aja ya, Los. Sekarang kita buru-buru dulu. Kalau gue cerita sekarang, bisa-bisa kita bablas nggak masuk.”

Vellos sempat ingin memaksa Kevin untuk menjelaskan, tapi akhirnya ia mengangguk. “Oke deh. Tapi abis ini lo harus cerita. Sekarang buruan ganti baju. Gue udah panik setengah mati tadi.”

Tak butuh waktu lama bagi Kevin untuk bersiap. Mereka pun segera berangkat ke restoran tempat mereka bekerja. Malam itu jalanan cukup padat, namun mereka berhasil tiba tepat waktu.

Begitu sampai, suasana restoran sudah ramai. Sabtu malam memang tak pernah ramah bagi para pekerja seperti mereka. Meja-meja penuh, antrean mengular, suara pelanggan bercampur dengan denting piring dan aroma masakan yang menggoda.

Kevin langsung mengambil apron dan mulai melayani pelanggan yang datang silih berganti. Sementara itu, Vellos berdiri di balik meja kasir, cekatan mencatat pesanan dan mengatur alur pembayaran.

Tak ada waktu untuk bernapas, apalagi duduk. Mereka berlari kecil dari dapur ke meja, dari meja ke kasir, seperti mesin yang tak boleh berhenti.

Namun di tengah-tengah kesibukan itu, Kevin mulai merasa ada yang tidak beres. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya, meskipun udara malam tak panas. Tangannya gemetar saat mengantar minuman ke meja pelanggan, dan pandangannya sedikit kabur.

Jangan sekarang... tahan, Kev... sedikit lagi... batinnya.

Ia menggigit bibir, mencoba tetap fokus. Tapi tubuhnya semakin lemas. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB ketika restoran akhirnya mulai sepi. Mereka pun segera bersiap pulang.

Seperti biasa, Kevin yang mengendarai motor. Namun baru beberapa meter meninggalkan restoran, motor yang mereka tumpangi tiba-tiba oleng.

“WOI! WOI! Kevin!” teriak Vellos dari belakang sambil memegang erat bahu Kevin.

Motor hampir jatuh jika Vellos tidak segera menopang tubuh mereka.

Kevin mengerang pelan. “Gue... nggak kuat…”

Dengan sigap, Vellos menghentikan motor di pinggir jalan dan memaksa Kevin turun.

“Udah! Lo duduk belakang. Gue aja yang bawa. Gila lo, kita bisa celaka barusan!”

Kevin tak membantah. Ia hanya mengangguk pelan dan duduk di boncengan dengan tubuh nyaris terkulai.

Sesampainya di rumah, mereka langsung masuk dan berganti pakaian seadanya. Kevin merebahkan tubuhnya di sofa, dan vellos duduk di tepi kasurnya.

“Kev,” panggil Vellos pelan. “Lo yakin lo nggak kenapa-kenapa?”

Kevin membuka mata setengah, suaranya lirih. “Gue cuma kecapekan. Dari pagi gue nggak berhenti gerak…”

Vellos mendesah. “Tadi lo janji mau cerita soal nyokap lo…”

Kevin menatap langit-langit kamar, sejenak terdiam. “Besok ya, Los. Gue bener-bener capek. Nanti malah nggak fokus ceritanya…”

Melihat wajah Kevin yang pucat dan tubuhnya yang tak lagi sanggup bergerak, Vellos mengangguk pelan. “Oke. Besok. Sekarang lo tidur dulu.”

Kevin memejamkan mata, membiarkan lelah membawanya ke alam mimpi. Hari itu tubuhnya benar-benar digempur habis-habisan—dimulai dari tugas sekolah, konflik dengan Pak Tomo, perjalanan menjenguk mamanya, lalu harus berlari sekuat tenaga menuju rumah, bekerja di restoran yang penuh sesak tanpa sempat beristirahat sedikit pun.

Malam itu, tubuhnya menyerah. Tapi hatinya tetap bertahan.

Keesokan paginya, sinar matahari menyelinap masuk lewat celah tirai kamar, menyentuh wajah Vellos yang perlahan membuka mata.

Ia menguap kecil, meregangkan tubuh, lalu menoleh ke arah sofa di sudut kamar. Biasanya, Kevin sudah lebih dulu bangun dan sibuk merapikan tempat tidurnya. Tapi pagi ini… sepi.

Vellos bangkit dan berjalan mendekat. Di balik selimut abu-abu itu, Kevin masih terbaring dengan tubuh meringkuk. Wajahnya pucat, dan dari kejauhan pun tampak seperti menggigil.

“Kev?” panggil Vellos pelan sambil menyentuh bahu sahabatnya.

Tak ada respons. Vellos berjongkok dan menyibakkan sedikit selimut dari wajah Kevin. Seketika jantungnya berdebar kencang.

“Gila… panas banget,” gumamnya panik, saat tangannya menyentuh dahi Kevin. Ia langsung berdiri, mondar-mandir di kamar, bingung harus berbuat apa.

"Ibu juga lagi ke pasar," gumamnya frustasi, menatap layar ponsel sejenak, ragu untuk menelpon.

Tiba-tiba, Kevin membuka mata perlahan. “Los… gue nggak apa-apa kok…” ucapnya dengan suara serak dan lemah.

“Nggak apa-apa apaan? Nih ya,” Vellos mencondongkan tubuh, “Kening lo panas kayak magic jar. Nggak usah sok kuat deh!”

Kevin hanya tersenyum tipis, lalu kembali memejamkan mata. Vellos mendesah. Tanpa pikir panjang, ia masuk ke dapur, menuangkan air hangat ke dalam gelas, lalu meletakkannya di atas meja yang terletak di samping sofa tempat Kevin berbaring.

“Nih, minum dulu. Abis itu gue ke apotek, lo diem aja di situ.”

Kevin hanya mengangguk lemah. Setelah memastikan Kevin minum, Vellos langsung menyambar jaket dan keluar rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!