Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 18
Untuk beberapa saat keheningan menyelimuti tempat itu, hanya suara nafas berat dari Sekar wulan dan Agni rara yang terdengar. Sekar wulan dengan wajah dingin dan tatapan tajam, melepaskan lengan Agni rara yang ter pelintir di belakang, sementara gadis itu berusaha menahan sakit dan malu sekaligus.
Seulas senyum culas terbit di wajah cantik Sekar wulan. Pertengkaran seperti ini sudah seperti makanannya sehari-hari saat dirinya masih menjadi Jihan Athala di kehidupan sebelum nya, beberapa aktris senior ataupun aktris yang merasa kalah saing dari nya, selalu mencari ribut dengan nya seperti ini, jadi dia yang menjadi Sekar wulan sekarang, sudah tahu harus bagaimana menghadapi perempuan yang semacam ini. Haish, melihat Agni rara, dia jadi teringat dengan rival abadi nya di dunia keartisan dulu. Wajah mereka pun di lihat- lihat hampir mirip, dan sama-sama suka mencari ribut dengan nya. Rasanya seperti dejavu, Sekar wulan lantas menggeleng pelan.
"Kalau kau pikir aku akan membiarkan perlakuan seperti ini terus menerus, maka kau salah besar, " ujar Sekar wulan dengan suara yang tegas. "Dulu aku sudah cukup sabar, tapi sekarang aku sudah tidak lagi bisa membiarkan mu berbuat seenaknya. "tukasnya dengan nada penuh peringatan.
Agni rara yang terjatuh di lantai, bangkit perlahan sambil mengusap wajahnya yang kemerahan, dan matanya berkilat karena marah dan dendam. Ia menatap Sekar wulan dengan tatapan penuh kebencian. " Sialan, kenapa perempuan sundall ini jadi seberani sekarang? padahal dulu- dulu dia hanya bisa menunduk dan menangis jika aku berbuat seenaknya padanya. Keberanian dari mana hingga dia bisa melakukan ini padaku?! "
Dadanya kembang- kempis, nafasnya naik- turun tak beraturan menahan gejolak amarah, apalagi saat dia menatap ke sekitar, tiga ajudan setia raden Erlangga tengah menatap penuh kekaguman pada Sekar wulan setelah menunjukkan keberanian nya. Sontak membuat Agni rara semakin geram, padahal dulu dia sudah susah payah mencuci otak ketiga pria itu agar mereka membenci Sekar wulan, membuat Sekar wulan seolah-olah sangat jahat pada mereka. Tapi sekarang, hubungan mereka malah semakin dekat dan baik. Agni rara tidak bisa menerima ini! dia tidak ingin Sekar wulan terlihat baik dan hebat di depan semua orang.
Sementara itu Sekar wulan hendak membereskan piring persembahan yang jatuh, namun gerakannya terhenti ketika Agni rara berbicara lagi.
"Cih, kau pikir kamu sudah sangat hebat sekarang Sekar? "
Saat Sekar wulan menoleh, terlihat gadis itu tersenyum sinis.
Di sisi lain Agni rara memiliki sebuah ide di kepala nya, sekarang nasi sudah menjadi bubur, dia tidak peduli lagi jika sikap nya sudah ketahuan oleh ketiga ajudan raden Erlangga. Dia tak akan berhenti sebelum Sekar wulan merasa di permalukan.
"Mau ku kasih sebuah fakta menarik? " ucapannya serupa tawaran yang membuat dahi Sekar wulan mengernyit sementara senyum sinis masih terpatri di wajahnya.
Dengan berbekal semua informasi yang di dapatkan emban nya sebagai mata- mata, Agni rara ingin memancing emosi perempuan di hadapan nya itu.
"Tidak kah kau penasaran kenapa kangmas Erlangga masih belum menerima mu sepenuhnya meski kau sudah menunjukkan perubahan sikap mu?"
Dahi Sekar wulan semakin mengkerut. "Apa maksud mu? "
Tapi Agni rara tidak mengindahkan pertanyaan gadis itu dan tetep melanjutkan ucapannya.
"Mau ku kasih tau alasan nya? itu karena di mata kangmas Erlangga kau tuh tak lebih dari sekedar "barang bekas". barang bekasnya raden kertayasa. "
Agni rara tersenyum puas saat melihat perubahan raut wajah Sekar wulan dengan cepat. Permainan kata- katanya sudah berhasil membuat perempuan itu mati kutu. Sekarang dia akan membalikkan keadaan nya.
"Ya, seluruh kerajaan ini kan juga tahu betapa kau sangat mencintai raden kertayasa dan tergila-gila padanya. Itu sebabnya perubahan mu itu hanya di anggap sebagai intrik baru di mata kangmas Erlangga, dan dia tak pernah benar-benar menyukai sikap mu sekarang. Kau dengar ini, dia sangat membenci nya, dia merasa jijik dengan mu, jadi berhenti lah mencoba bersikap baik di depan nya. "
Sementara Sekar wulan meskipun mendengar ucapan yang terasa nyelekit itu tapi dia tetap tenang, wajahnya yang sempat berubah karena kaget perlahan kembali lagi dengan elegan.
"Benarkah? dan apakah aku harus mempercayai ucapan mu? "
Agni rara melotot, wajahnya mengeras. "Kangmas Erlangga sendiri yang bercerita padaku. Dia menceritakan semua uneg- uneg nya padaku. " lalu dia melipat tangan dengan congkak. "sayang sekali, kau sama sekali tak pernah tahu tentang perasaannya, itu karena kau tak pernah benar-benar di ijinkan masuk ke dalam dunia nya. Hanya aku perempuan yang di anggap ada di hidup nya. "
Agni rara mendengus sinis, dia tebak setelah ini perempuan itu pasti akan menangis setelah mendengar fakta dari nya.
Tapi sayangnya, dugaan nya itu meleset jauh. Yang ada Sekar wulan hanya mengangguk- angguk saja setelah mendengar segala ucapannya.
"Oh benarkah? " wajah Sekar wulan malah terkesan meremehkan. "padahal kau ini hanya orang asing ya, tapi seolah sangat mengetahui apa yang ada di dalam hati suami ku. Aku salut sih, tapi apa benar itu ucapan raden Erlangga sesungguhnya atau kau ... hanya mengarang saja? "
Sontak ucapan Sekar wulan itu mendapatkan kekehan geli dari para ajudan raden Erlangga, yang artinya mereka sedang mengejek Agni rara saat ini.
Agni rara yang melihat nya, seketika mengepalkan tangannya, kesal. Tambah kesal lagi ketika melihat Sekar wulan berbalik dan hendak pergi, seolah tak menganggap penting apa yang dia ucapkan.
Dia lantas berlari cepat menyusul Sekar wulan yang sudah melangkah pergi, sebelah tangannya kemudian terulur untuk menjambak rambut Sekar wulan dari belakang hingga membuat nya langsung menoleh ke belakang.
"Heh wanita Sundall! ku peringat kan padamu ya, berhenti bersikap sok baik di depan kangmas Erlangga. Itu akan percuma saja, karena kangmas Erlangga hanya menganggap mu sebagai bekas nya raden kertayasa saja! " ujarnya sambil menoyor kening Sekar wulan dengan telunjuknya.
"Oh ya, apakah kau sudah mengakui berapa kali kau tidur dengan Raden kertayasa? " Agni rara tersenyum licik. "Kan seluruh kerajaan ini juga tahu betapa kau sangat tunduk kepada nya, pasti kesucian mu pun sudah di berikan padanya kan? "
Wajah Sekar wulan berubah mengeras, tatapan nya nyalak. Tangannya sudah ia layangkan untuk memberi tamparan pada gadis itu tapi sebuah tangan besar tiba-tiba menahan nya.
Mereka sontak menoleh melihat raden Erlangga yang sudah berada di samping mereka. Raden Erlangga tak tahu apa yang terjadi sebelum nya, tapi ia melihat Sekar wulan hendak menampar Agni rara jadi dia menghentikan nya karena tak ingin terjadi keributan di sini.
"Apa yang terjadi disini? " tanya raden Erlangga.
Agni rara yang melihat itu menjadikannya sebuah kesempatan untuk meminta simpati, "kangmas tolong aku, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi Yunda Sekar wulan terlihat sangat marah padaku. "
Sekar wulan sontak mendelik, pintar sekali gadis ini bersilat lidah hingga memutar balikkan fakta yang sebenarnya.
Sementara lengannya di tahan oleh raden Erlangga , seberapa kuat pun ia mencoba melepaskan diri, pria itu seperti nya tak ingin melepaskan cengkeraman nya.
Tetapi Sekar wulan tak kehabisan akal. Masih ada tangan kiri nya yang menganggur, lantas saja ia menggunakannya untuk merealisasikan tamparan nya pada Agni rara.
Dan...
Plak! ia pun menampar keras pipi Agni rara dengan tangan kiri nya membuat semua puas melihat nya.
Sampai-sampai wajah Agni rara miring ke samping saking kerasnya tamparan itu.
*****
lanjut Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
ayo Thor lanjut up semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjutkan Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
ayo lanjut Thor semangat 💪👍❤️🙂🙏
lanjut Thor semangat 💪 salam sehat selalu 🤲🙂❤️🙏
maturnuwun Thor lanjut critanya ...
ibu suka crita transmigrasi semoga sukses, salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️ lanjut 🙏