Aruna Azkiana Amabell perempuan berusia dua puluh lima tahun mengungkapkan perasaannya pada rekan kerjanya dan berakhir penolakan.
Arshaka Zaidan Pradipta berusian dua puluh enam tahun adalah rekan kerja yang menolak pernyataan cinta Aruna, tanpa di sangka Arshaka adalah calon penerus perusahaan yang menyamar menjadi karyawan divisi keuangan.
Naura Hanafi yang tak lain mama Arshaka jengah dengan putranya yang selalu membatalkan pertunangan. Naura melancarkan aksinya begitu tahu ada seorang perempuan bernama Aruna menyatakan cinta pada putra sulungnya. Tanpa Naura sangka Aruna adalah putri dari sahabat dekatnya yang sudah meninggal.
Bagaimana cara Naura membuat Arshaka bersedia menikah dengan Aruna?
Bagaimana pula Arshaka akan meredam amarah mamanya, saat tahu dia menurunkan menantu kesayangannya di jalan beberapa jam setelah akad & berakhir menghilang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku bersedia
Suasana di dalam mobil hening seketika, Aruna yang tadinya meneriaki Arshaka tidak waras. Kini dia diam, mengalihkan pandangan matanya ke arah jalanan.
Walaupun pada kenyataannya dia melamun, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tidak berbeda dengan Arshaka, dia juga tenggelam dengan apa yang dia pikirkan. Namun sesekali dia melirik kearah Aruna yang masih setia memandang jalanan.
Danu di kursi pengemudi berulang kali menghela napas panjang, lebih baik dia mendengar keduanya ribut dari pada suasana sunyi.
Tiga puluh menit berlalu, mereka sudah sampai di tempat Naura berada.
“Tuan. Kita sudah sampai,” ucap Danu.
“Oke,”
Arshaka keluar lebih dahulu dari mobil, sementara Aruna masih terlihat enggan untuk keluar dari mobil.
Danu meminta Aruna untuk segera turun, karena dia hendak memarkir mobilnya. “Aruna, kita sudah sampai. Sebaiknya kamu cepat susul pak Arshaka,” ucapnya.
Aruna mendengus kesal, dia juga menghela napas panjang. Dengan tatapan tajam penuh intimidasi mengarah pada Danu. “Berisik,” jawabnya.
Glek
Danu menelan salivanya, Aruna yang ada di mobilnya saat ini seperti saat ada di ruang meeting hari itu.
Arshaka hendak kembali menuju mobil, karena Aruna yang tidak kunjung turun mengikutinya.
“Jangan membuat orang lain harus menunggumu. Kamu bukan princess,” ketus Arshaka saat melihat Aruna baru saja keluar dari mobil.
Krek
Aruna menginjak kaki Arshaka dengan sengaja, menggunakan kekuatan penuh sehingga membuatnya mengaduh.
“Sshh ah, tenaganya besar juga” Arshaka mengangkat sebelah kakinya karena terasa sakit.
“Aku memang princess,” ucap Aruna.
“Setidaknya dulu. Sebelum ayah, bunda pergi ke surga” lanjut Aruna dengan lirih hingga membuatnya berkaca-kaca.
Dia berjalan masuk meninggalkan Arshaka yang mengikuti dari belakang, mereka masuk ke sebuah ruko mewah. Karyawan ruko tersebut dengan ramah menyambut keduanya.
“Tuan dan nona sudah ditunggu nyonya Naura di dalam,” ucap karyawan tersebut yang memang sudah tahu siapa yang datang.
“Oke,” jawab Arshaka singkat.
Dia berjalan dengan gontai, matanya menatap lurus kedepan namun kosong karena Aruna sambil melamun. Saat ini dia bersama Arshaka sedang ada di butik desainer ternama.
Lamunannya buyar karena merasa ada yang menarik tangannya, hingga tubuhnya menempel pada dada bidang seseorang.
Deg
Netra Aruna dan Arshaka saling bertemu, sepersekian detik jantung mereka sama-sama berdebar. Arshaka menarik tangan Aruna, karena tadi dia hampir menabrak guci besar di depannya.
“Jalan itu pakai mata. Jangan melamun,” ucap Arshaka datar.
“Terimakasih. Tapi setahuku jalan itu pakai kaki pak, Arshaka. Bukan pakai mata,”
Jawaban Aruna membuat Danu dan beberapa karyawan di sana menahan tawanya, sungguh melihat pemandangan yang tentu jarang terjadi.
Seorang karyawan mempersilahkan mereka masuk kedalam ruangan, di dalam sudah ada Naura dan pemilik butik.
“Akhirnya mereka sampai,” ucap Naura.
Naura langsung menghampiri Aruna, dia membawa Aruna untuk duduk. Arshaka mengikuti dan duduk di sebelah mamanya.
“Bagaimana Niki?” tanya Naura pada desainer yang tidak lain juga adalah sahabatnya.
“Dia memang princess, Naura.”
Dua wanita paruh baya tersebut tersenyum dan saling mengangguk, menyisakan tanda tanya di kepala Arshaka. Aruna tidak perduli, karena di kepalanya hanya ada bagaimana carany kabur atau menolak.
Naura membuka pembicaraan, dia bertanya pada Aruna. Tentang bagaimana Arshaka bisa membuat Aruna bersedia menikah dengannya.
Aruna terpaku, bersedia apanya. Bahkan dia ada di sini karena ditarik paksa putra sulung Naura. Aruna menatap tajam kearah Arshaka, sementara yang di tatap tidak perduli.
“Tapi nyonya, saya.”
“Sstt. Jangan panggil nyonya, tapi mama. Sama seperti Arshaka memanggilku mama atau mommy,” pinta Naura.
“Tapi saya belum bilang setuju untuk menikah, terlebih menikah harus dengan orang yang saling mencintai. Aunty,” ucap Aruna tanpa basa-basi.
Naura melirik kearah Arshaka, tatapan tajam mamanya membuat bulu kuduk merinding sebadan-badan.
“Benar yang dikatakan Aruna ma, lagi pula bagaimana mungkin kami menikah lusa? Kami harus mengurus surat-surat dulu kan, ma?”
“Semua sudah siap. Kamu dan Kia hanya tinggal datang dan melakukan akad nikah,”
“Haa? Bagaimana mungkin?” ucap Aruna dan Arshaka bersamaan.
Naura dan Niki tertawa melihat ekspresi dua anak muda tersebut, sepertinya Arshaka lupa siapa mama dan papanya. Mereka punya relasi yang sangat luas, hanya dengan sekali pencet tombol langsung tersambung ke banyak rekanan.
“Bukankah kita harus minta persetujuan orang tua Aruna dulu, ma?”
Plak
Naura memukul kepala Arshaka pelan.
“Kedua orang tuaku sudah meninggal, aku tidak punya keluarga lagi di sini” ucap Aruna.
“Sorry,”
Naura kemudian mengajak Aruna untuk bicara dari hati ke hati, dia meminjam ruangan istirahat Niki sebentar. Ada hal yang ingin di sampaikan Naura pada Aruna, dia harap setelah ini Aruna bersedia menikah dengan Arshaka.
Mereka saat ini sudah berdua di ruang istirahat Niki, Naura tiba-tiba memeluk Aruna sambil menangis.
“Aunty,”
“Panggil mama, sayang. Panggil aku mama,” ucapnya sambil menangis.
Aruna menghela napas. “Baiklah. Kenapa mama menangis?”
“Mama kira kamu sudah meninggal lima belas tahun lalu, princess.”
Aruna antara ingat dan tidak ingat dengan Naura, dia masih bingung dengan maksud Naura.
"Kamu mungkin lupa dengan mama. Kamu adalah putri satu-satunya Sean dan Ayana, sahabat kami. Kami kira kamu ikut meninggal dalam kecelakaan saat itu,”
“Mama kenal ayah dan bunda?”
Naura mengangguk, bukan hanya kenal bahkan kedua orang tua Aruna membantu Daniel hingga perusahaan berkembang sampai saat ini.
“Kami sahabat sayang. Bukan hanya mama, tapi suami mama juga sahabat ayah Sean”
Aruna berkaca-kaca, selama ini yang dia tahu hanya kak Ael, mommy Nala dan daddy Rico. Sahabat kedua orang tuanya yang sekaligus ibu susu dan orang tua angkat Aruna.
Hanya saja mereka memang pindah ke Austria untuk mengurus perusahaan, yang tak lain salah satu perusahaan kedua orang tua Aruna.
Aruna tidak mau ikut ke Austria, dia tidak ingin terlalu merepotkan mommy Nala. Walaupun Nala mengatakan bahwa perusahaan itu juga milik Aruna, namun gadis itu mempercayakan semua pada mommy dan daddynya.
Naura memeluk Aruna. “Jadi, kamu mau ya, sayang? Menikah dengan Arshaka, karena ini adalah janji mama dan papa pada ayah dan bundamu. Kami ingin menunaikan janji tersebut, ayah dan bundamu pasti bahagia.”
“Janji? Maksud mama?”
“Kami berjanji menjagamu jika sesuatu terjadi dengan mereka. Janji tersebut adalah dengan menikahkanmu pada salah satu putra kami, dan itu adalah Arshaka. Sebuah kebetulan yang memang sudah ditakdirkan, semenjak pertama bertemu denganmu. Mama sudah mencari tahu siapa dirimu,” Naura sedikit berbohong pada Aruna agar gadis itu mau menikah dengan Arshaka.
“Pernikahan kalian dipercepat karena terkait perusahaan juga sayang. Maafkan mama karena melibatkanmu dalam kebodohan putra mama,” Naura mulai terisak di depan Aruna.
“Aruna bersedia ma,”
Naura tersenyum lebar, dia sangat senang. Akhirnya Aruna yang akan menjadi istri Arshaka, Aruna menjadi menantunya. Hal yang paling membuat Naura sangat lega, selain ingin menjaga Aruna yang selama ini mereka kira sudah tiada.
Naura juga berharap Arshaka bisa membuka hatinya untuk gadis cantik dihadapannya ini, soal janji untuk menjaga Aruna. Itu tidak bohong, hanya soal menikahkan dengan Arshaka yang di tambahkan Naura.
“Niki. Kita fitting baju sekarang, princess kita sudah bersedia menikah lusa”
Arshaka terkejut, dalam waktu kurang dari tiga puluh menit. Mamanya bisa membuat Aruna menyetujui pernikahan mereka.
sia nnti aku mmpir
terima ksh sll mendukung