ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Safira kembali kerumah nya diantar oleh kedua sahabatnya, sama seperti keluar tadi, ia juga mengendap membuka pintu dengan pelan dan berjalan masuk, sampai kakinya melangkah kedapur tiba tiba lampu dihidupkan.
Deg..
"Mampus lah kamu Safira", batinnya takut. Jantungnya berdegup kencang, takut sang papa memergokinya.
"Non Fira, sedang apa malam malam kedapur non?"
Safira menoleh kebelakang ternyata bik Tito. ia mengusap dada nya lega.
"Nona dari luar?" Bik Tito meneliti pakaian Safira dari atas hingga bawah.
"Ssshhtt... Bibik jangan kenceng kenceng ngomong nya, bisik nya pelan menempelkan telunjuk di bibir. " Bibik jangan kasih tau papa dan mama yah kalo Fira keluar." sambungnya memelas.
"Iya non, Rahasia non aman deh sama bibik." Ucap bik Tito dengan memberi syarat tangan seperti mengunci bibir.
"Makasih ya bik." Safira langsung menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
"Huffff....syukur gak ketahuan, gak kebayang jika ketahuan, bisa digantung gue." ucapnya bergidik. "Ia langsung membersihkan diri karena merasa lengket karena keringat, tak butuh waktu lama untuk Safira mandi, wajahnya kelihatan lebih segar dan fres setelah berendam dengan air hangat.
"Uda lama gue pengen motor seperti itu, minta belikan papa pasti ditolak mentah mentah. Mana diizinin gue bawa motor. Papa ma orangnya gak gaul,gak ngerti fashion masa kini." gerutu ya seorang diri.
Tring..tring.. Suara ponsel mengalihkan pandangannya, ia melihat panggilan masuk dari nomor baru yang tidak ia kenal. Karena nomor tidak dikenal nya ia males mau mengangkatnya hingga panggilan itu berhenti. Namun kemudian ponselnya kembali berdering dengan nomor yang sama memanggil, hingga panggilan ketiga ponselnya kembali berdering.
"Siapa sih ini.kurang kerjaan banget nelepon malam malam." ucapnya kesal dan menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Halo, siapa ini nelpon gue malam malam begini? gak ada kerjaan apa?" Ucapnya langsung saat panggilan tersambung dengan kesal dan ketus.
"Wiiihhh ... Cantik, jangan marah marah, nanti cantik nya berkurang." Jawab seseorang diseberang ponsel nya.
Safira mengernyitkan keningnya berasa kenal dengan suara diseberang sana. "Kamu salah alamat, gue tutup telfonnya."
"hey tunggu dulu" Jawabnya cepat menghentikan Safira memutuskan sambungan telpon. "Gue Endru".
"Ya terus?"
"Ya gak gimana gimana, cuma pengen ngobrol aja."
"Sorry, gue sibuk." Safira langsung mematikan ponselnya. "Sinting tu orang, dari mana dia tau nomer gue coba."
Ponselnya kembali berdering namun tidak ia hiraukan. Ia menaiki ranjangnya dan berbaring siap pergi ke alam mimpi.
***
Bunyi ponsel diatas nakas mengusik tidur Alvian tapi ia tidak langsung meraih benda pilih itu.Dia masih meringkuk di Awah selimut sambil memeluk istrinya.
Kebisingan didalam kamar benar benar mengganggu,Tanpa memperhatikan siapa yang menghubunginya subuh subuh buta begini, ia langsung menerima panggilannya.
Suara diseberang telepon sana membuat mata nya lansung membola, Alvian terkesiap langsung menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Kamu dimana Al? Kamu tidak lupa kan menjepit kakek di bandara subuh ini?". Teriak mama rosa diseberang ponsel.
"Mah, ini masih subuh mah, lagian Al capek juga ngantuk. Papa aja suruh jemput kakek." Jawabnya dengan suara berat.
"Siapa suruh kamu bergadang. cepetan habis sholat subuh langsung berangkat."
"Kalo Al gak bergadang, kapan jadinya cucu mama".
"Cucu?" mama membeo
"iya. Mama juga jangan teriak teriak, kasihan Nafisah, dia masih lelah.Mama suruh papa aja ya, Al sungguh lelah." Alvian langsung mematikan ponselnya.
"Hey..Al." teriak mama saat sambungan teleponnya putus. "Dasar bocah." geram mama karena Alvian mematikan sambungan telponnya. Mengingat perkataan Alvian soal cucu membuatnya tersenyum bahagia.
"Gak lama lagi aku bakal punya cucu ni."
Dengan terpaksa mama rosa membangunkan papa.
*
"Sayang." Alvian mengelus pipi lembut Nafisah membuat tidur Nafisah terusik. Nafisah mengerjapkan matanya menetralisir cahaya lampu.
"Mas."
"Bangun yuk, sudah subuh." Alvian mengelus wajah Nafisah juga melabuhkan ciuman dikening Nafisah.
"Mas duluan aja."
"Gak mau bareng?" Alvian menaikkan alisnya menggoda.
"Apaan sih mas, Udah sana mandi." Nafisah merona malu dan menarik selimut menutupi kepalanya.
"Kenapa mesti malu, Uda seting lihat kok, ngerasahin juga." Alvian membuka selimut hingga kebawah perut Nafisah.
"Ck..iiihhh...Mas mesum. sudah sana duluan." Dengan cepat Nafisah menarik kembali selimutnya.
Tawa Alvian pecah melihat istrinya malu dan salah tingkah. " ya uda, mas mandi duluan." ucapnya beranjak bangkit dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya kekamar mandi. Nafisah melirik dari balik selimut, dilihat Alvian sudah masuk kekamar mandi barulah Nafisah keluar dari balik selimut.
"Tak butuh waktu lama Alvian sudah menyelesaikan mandinya,dan bergantian Nafisah yang masuk kamar mandi, tak butuh waktu lama juga Nafisah mandi dan segera menyusul suami yang menunggu di gelaran sajadah untuk sholat subuh berjamaah.
"Assalamualaikum warahmatullahi..
assalamualaikum warahmatullahi.." Alvian menyelesaikan sholatnya dan diikuti Nafisah sebagai makmum,dan dilanjutkan dengan doa.
Alvian mengulurkan tangannya dan disambut Nafisah dengan mencium tangannya dengan takzim, Dalam hati Nafisah berdoa agar pernikahan mereka kekal hingga ke Jannah.
"Terima kasih karena kamu telah menjadi istri mas." Alvian mencium kening Nafisah dengan penuh rasa sayang.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰🥰
like coment dan vote nya ya kak 🥰🥰