NovelToon NovelToon
ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:705
Nilai: 5
Nama Author: Miss Flou

Arshaka Beyazid Aksara, pemuda taat agama yang harus merelakan hatinya melepas Ning Nadheera Adzillatul Ilma, cinta pertamanya, calon istrinya, putri pimpinan pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Mengikhlaskan hati untuk menerima takdir yang digariskan olehNya. Berkali-kali merestock kesabaran yang luar biasa untuk mendidik Sandra, istri nakalnya tersebut yang kerap kali meminta cerai.
Prinsipnya yang berdiri tegak bahwa pernikahan adalah hal yang sakral, sekeras Sandra meminta cerai, sekeras dia mempertahankan pernikahannya.
Namun bagaimana jika Sandra sengaja menyeleweng dengan lelaki lain hanya untuk bercerai dengan Arshaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Flou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Tunggu Suamimu Murka

“Nggak,” tolak Sandra dengan suara rendah.

Arshaka mengangguk mengerti. Ia pun tidak memaksa Sandra jika gadis itu tidak nyaman, maka tidak akan dia lakukan.

“Kak,” panggil Sandra lirih setelah beberapa menit setelahnya.

“Dalem, Dek.”

Tak sampai satu detik selepas ia menjawab, Arshaka langsung terdiam pun beristighfar dalam hati. Jawaban yang dia lontarkan biasa ia tunjukkan untuk Nadheera saat gadis itu memanggil dirinya. Otaknya sudah tersetting seperti itu.

Sandra membuka mata dan melihat Arshaka dengan dahi sedikit mengernyit bingung. Tak mempedulikan pun ia lantas berkata, “Peluk aja, nggak bisa tidur.”

Tersenyum, Arshaka mengacak rambut Sandra. “Tunggu sebentar.” Lebih dulu ia mengambil mushaf kecil sebelum naik ke atas pembaringan.

Arshaka bersandar di headboard ranjang, kakinya ia luruskan ke depan. “Hadap sini biar saya bisa pijat kepalamu.” Sandra patuh. Gadis itu memutar tubuh, sedikit miring ke sisi Arshaka.

Melihatnya Arshaka tidak bisa menahan senyum. Sifat bawaan wanita, jika membutuhkan sesuatu dari seseorang maka dia akan berlakon selembut sutra, menjelma menjadi ratu yang begitu penurut pada titah sang raja. Namun, berbeda lagi jika inginnya sudah terpenuhi. Kucing penurut berubah menjadi singa lapar.

Telapak tangan Arshaka berangsur di kening Sandra dan mulai memberikan pijatan-pijatan lembut. Sembari itu bibirnya melantunkan ayat-ayat Allah dengan suaranya yang sangat menenangkan. Suara rendah nan lembut Arshaka menjadi penghantar tidur untuk Sandra.

Sekitar lima menit setelah Sandra terlelap, Arshaka meletakkan mushaf pun memperhatikan wajah yang tepat berada di atas dadanya itu. Begitu lekat dia tilik, tidak seinci pun ia lewatkan.

Dilabuhkan lagi telapak tangannya di ubun-ubun Sandra, pun dia melantunkan sebuah doa. “Allahumma laiyinli qalbahu, laiyinta li Daudal hadid.”

“Selamat tidur,” bisiknya seraya mencium dalam kening Sandra.

Tengah malam saat Arshaka baru selesai qiyamullail, tidur Sandra tampak sangat gelisah. Keringat bercucuran, bibirnya meracau tidak jelas.

Arshaka segera mendekati Sandra dengan mata yang sangat panas pun napasnya yang sedikit sesak. Orang berpikir jika sinusitis adalah penyakit remahan. Namun, percayalah itu adalah penyakit murahan yang sangat menyiksa tubuh.

“Sandra … tenanglah,” bisik Arshaka di telinga Sandra sembari mengusap kepalanya. Lalu ia mendongakkan ke atas saat hidungnya terasa gatal dan ingin sekali bersin tetapi tidak bisa. Tersumbat payah hidungnya. “Alhamdulillah.”

Arshaka tidak bisa berbaring seutuhnya di pembaringan, paru-parunya sedang tidak bisa memasok oksigen dengan normal, ia memeluk Sandra dengan posisi setengah duduk.

“Nyaman seperti ini?”

Gadis itu mengangguk dengan mata terpejam dan mencari posisi paling nyaman untuk kepalanya yang berada di atas dada Alkhaiz. “Dingin tapi gerah. Sakit semua badan aku,” keluhnya sembari ingin menyibak selimut.

“Tidak apa, itu wajar.” Arshaka menahan pergerakan tangan Sandra. Ia genggam lembut telapak tangan kanan istrinya. “Jangan dibuka, biarkan sampai keluar keringat agar cepat membaik. Sekarang tidurlah lagi, saya tidak kemana-mana.”

Lama memperhatikan wajah istrinya, perlahan kantuk mulai menyergap Arshaka. Hingga pada pukul satu pemuda itu terlelap dengan Sandra yang berada dalam rengkuhannya.

Pagi hari Sandra membaik, tubuhnya terasa lebih ringan daripada semalam, demamnya pun sudah turun. Infus juga sudah terlepas dari tangannya.

Namun, keadaan menjadi berbalik. Arshaka drop payah, hidungnya meler, napasnya sesak hingga ia butuh bantuan inhaler asma, matanya merah seperti orang mabuk dan terus berair. Walau begitu, sakitnya tidak mengurangi kadar perhatian yang diberikan pada Sandra.

“Ke balkon, mau? Jemur tubuh sebentar saja,” ajak Arshaka dengan suaranya yang sangat sengau atau bindeng

“Nggak mau, urus badan sendiri aja,” tolak Sandra. Nada bicaranya kembali seperti semula, ketus tetapi masih sedikit lembut.

“Biar badan kamu lebih segar, Sandra.”

“Nggak mau ih! Pergi aja.”

Arshaka membuang napas panjang. “Ya sudah, jangan banyak main hp. Banyak-banyak istirahat saja. Saya turun ke bawah, telepon saja kalau butuh bantuan.” Dia tidak bisa lama berdekatan dengan Sandra, gadis itu bisa tertular dirinya.

Sandra tidak menjawab apa-apa. Diperhatikan punggung Arshaka yang menjauh dari kamar, langkah pemuda itu tampak sedikit lesu. Lalu terlintas dalam benak akan sikap lembut Arshaka semalam. Bagaimana pemuda itu mengurusnya dengan sangat telaten dan penuh kesabaran.

Namun, apakah hatinya bergetar atau paling tidak ia merasakan kehangatan? “Kalo nggak sakit juga gue nggak mau deket-deketan.”

“Subhanallah.” Arshaka mendesah panjang sembari mendongakkan kepala di atas sofa. Banyak yang harus dia kerjakan hari ini. Namun, tubuhnya benar-benar tidak bersahabat.

Ting!

[Kamu sakit, Kak? Badanku meriang soalnya,] tahya Arkana melalui pesan.

Arshaka tertawa pelan membaca pesan yang baru saja diterima.

[Alhamdulillah, kambuh sinus aku. Segera minum vitamin dan jaga pola makanmu.]

[Sehat-sehat lah kamu, Kak. Berabe kalau kamu sakit, aku pun ikut sakit. Jadwal flight aku padat nih,] balas sang adik.

[Titip do’a, kamu ‘kan sangat dekat dengan Tuhan.]

[Kakak kurang asem, tidak begitu konsepnya, mentang-mentang kerjaanku di udara. Kudoakan kamu cepat sembuh, puas huh?]

Dia hanya membalas dengan sticker. [Ngomong-ngomong sudah praktik belum? Berapa kali semalam, Kak? Kasih testimoni lah untukku biar nanti aku praktekkan juga dengan istriku.]

Arshaka melototkan mata mendengar voice note yang adiknya kirimkan.

[Mulutmu! Rahasia dapur, jangan kamu tanyakan, bocah!]

[Ayolah, sudah dewasa kita, sedikit membahas seksologi tidak masalah. Anggap saja edukasi, dan aku sedang berguru denganmu.]

[Gundulmu berguru! Kusuruh kamu khatamkan qurrotul uyyun, kamu hanya hapal pasal-pasal tertentu saja! Mesum sekali otakmu. Awas saja kamu macam-macam di sana, jangan harap aku berbaik hati padamu!]

[Haha. Lagi pula sedikit mesum tidak masalah, tahu. Asal bisa mengendalikan syahwat dan tidak membayangkan wanita. Daripada kamu, tampak tidak normal seperti orang tidak punya syahwat.]

“Ck!” Arshaka berdecak, memilih untuk mematikan ponsel. Lalu dia melepas gelang kokka di pergelangan tangannya dan ia jadikan gelang tersebut sebagai tasbih. Berbaring tubuhnya di atas sofa dengan mata terpejam, lalu ia hidupkan hatinya dengan menyebut asma Allah.

***

“Kak, berisik! Bersin-bersin mulu. Aku mau istirahat!” Sandra melemparkan tatapan protes pada Arshaka. Kesal sebab sejak masuk ke kamar, pemuda itu tak henti-hentinya membuat berisik.

Arshaka menoleh ke belakang, menatap singkat Sandra yang duduk di kasur. “Iya sebentar. Saya ambil buku dulu setelah itu kamu bisa istirahat.”

“Lagi sakit aja sok-sokan rajin. Haus pujian banget,” cibir Sandra masih bisa didengar oleh Arshaka.

Marah?

Tidak … atau mungkin belum. Namun yang pasti, harga dirinya terusik. Tanpa ada satu pun ucapan terima kasih yang terlontar dari bibir Sandra walau Arshaka tidak mengharapkannya, tetapi gadis itu justru menunjukkan lagi sikap yang demikian setelah raganya berangsur membaik.

“Ck, buruan, Kak!” seru Sandra sedikit meninggikan suaranya. “Ganggu banget di sini!”

Arshaka memutar tubuh, menatap sepenuhnya wajah Sandra dengan tatapan dingin. “Jika tidak bisa berbuat baik setidaknya jangan menyakiti. Wejangan saya semalam jangan hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Perbaiki adab dan akhlakmu sebelum kamu menyesal atas kehancuran yang menimpa kamu, Sandra! Jangan menunggu suamimu murka dan Allah balas kepadamu atas sakit yang saya rasakan!”

1
Marlina Selian
haha lucu banget
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat 🥰🥰🥰🥰
Marlina Selian
ikutan hayut dalam cerita ya hati ku teriris jugak
윤기 :3
Gila aja nih cerita, bikin gue baper dan seneng banget!
Miss Flou: Hallo, terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga betah ya di sini sampe ending🥰
total 1 replies
Miss Flou
Annyeong, selamat datang😍
Ini novel pertama saya, semoga kalian suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, Sayangku🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!