Jerat Cinta Pria Beristri

Jerat Cinta Pria Beristri

BAB 01 - Awal

Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.

Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.

Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.

****

"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"What? Pembantu?"

Mata indah wanita cantik itu membulat sempurna tatkala membaca naskah yang baru dia terima. Sekali lagi, dengan penuh ketelitian dia membaca ulang barangkali ada kesalahan.

"Sebentar, ini serius aku jadi pembantu, Dit?"

"Iya, Pak Vano sudah konfirmasi masalah pergantian pemain ... kamu belum baca pemberitahuan beliau di grup tadi malam?"

"Hah? Group? Group apa?"

"Group chat, Ra, seluruh pemain dan crew ada di sana."

Tak ubahnya orang bodoh yang tersesat di keramaian, Haura terus dibuat bingung tatkala mendengar penuturan Andita - sahabat sekaligus rekan kerjanya.

Nyatanya benar, popularitas seseorang tidak menjamin dia dihargai. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kekuasaan cenderung berbuat seenak hati tanpa memikirkan perasaan orang.

Ya, begitulah kesimpulan yang diambil oleh Haura Qotrunnada - aktris cantik dengan sejuta pesona yang tengah naik dan terkenal di berbagai kalangan masyarakat.

Belum lama terjun di industri perfilman, Haura sudah mendapat pengalaman tak mengenakan yang membuatnya merasa direndahkan.

Bagaimana tidak? Di project terbaru yang begitu dia impikan ini, Haura justru dipertemukan dengan sutradara tak berperasaan yang mengganti perannya sesuka hati, Ervano Lakeswara.

Mendengar namanya saja sudah mual, ditambah lagi jika membayangkan wajah datar Ervano yang bicara tanpa ekspresi itu. Haura yang tadinya hanya kesal perkara perannya sebagai nona diubah menjadi pembantu tanpa persetujuan seketika merambah ke personal saking kesalnya.

"Dit, kalau boleh tahu apa alasan kenapa peranku sampai diganti?" tanya Haura mencoba bersikap tenang walau jiwanya sudah terbakar sejak awal.

Mendengar pertanyaan Haura, Andita hanya mengedikan bahu sembari menggeleng pelan. "Kurang tahu, beliau tidak menyertakan alasannya kebetulan."

Sungguh Haura bingung apa yang menjadi alasan Ervano mengganti perannya sesuka hati. Jika memang karena jam terbang yang belum seberapa dibandingkan aktris lain, seharusnya dari awal dia tidak ditunjuk sebagai pemeran utama.

Anehnya, setelah semua dipersiapkan dengan begitu matang dan proses syuting hampir berlangsung Haura justru mendapati perubahan besar.

Dia yang awalnya menjadi pemeran utama, seketika diganti menjadi figuran biasa. Bukan sebagai sahabat atau teman dekat pemeran utama, melainkan pembantu bisu yang muncul hanya sesekali.

"Jadi pembantu bisu yang benar saja? Dia sedang menyepelekanku atau bagaimana?" tanya Haura seolah butuh jawaban dari Andita, sahabatnya.

"Ehm, tentang ini kenapa tidak kamu tanyakan sendiri saja, Ra? Barangkali dapat jawaban, iya, 'kan?"

"Temui dia?"

"Iya, kebetulan tadi ada di sekitar sini. Itu satu-satunya jalan ... karena seperti yang kita tahu, peran Pak Ervano memang sebesar itu."

Saran dari Andita tidak hanya lewat di telinga Haura. Dia mempertimbangkannya dan bergegas untuk menemui pria itu.

Ervano Lakeswara, sutradara yang memang terkenal di industri perfilman. Tidak hanya dikenal dengan ketampanan bak dewa dan karya yang luar biasa, tetapi juga sepak terjangnya sebagai sutradara kelas atas dan ditakuti banyak orang.

Usianya belum begitu tua, malah termasuk muda untuk kategori sutradara dengan pengalaman sehebat itu, 31 tahun.

Namun, hari ini Haura justru merasa tengah berhadapan dengan pria kolot nan menyebalkan dan tidak bisa diajak bekerja sama.

Langkahnya semakin cepat, Andita bilang pria itu ada di sini dan Haura tidak memiliki keinginan untuk mengejarnya lebih jauh.

Beberapa menit sejak memutuskan untuk menemui Ervano, Haura kini melihatnya tengah menuju area parkir. Sontak dia berlari secepat kilat tanpa peduli dengan pandangan orang-orang di sekitarnya.

.

.

"Pak Vano tunggu!!"

Hampir terlambat, satu detik lagi saja kemungkinan besar Haura gagal karena saat ini pria itu hampir saja menutup pintu mobilnya.

"Iya, ada apa?" tanyanya segera turun sembari menatap datar Haura.

Sama sekali tidak ada keramahan di sana. Salah-satu ciri khas Ervano dan sudah ramai diperbincangkan, untuk yang satu ini Haura tidak kaget lagi.

"Boleh minta waktunya seben_"

"Langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan?"

Haura mengerjap pelan, seumur hidup baru kali ini dia dihadapkan dengan laki-laki asing yang sama sekali tidak menghargainya. Bahkan, bicaranya belum selesai saja sudah dipotong.

"Jadi begini, soal peran saya yang diganti sebagai pembantu bisu ... apa Bapak tidak berniat menjelaskan alasannya apa?" tanya Haura langsung pada intinya sebagaimana yang Ervano minta.

Tak segera menjawab, Ervano lagi-lagi melayangkan tatapan tak terbaca khasnya. "Kamu masih bertanya tentang hal itu?"

"Tentu, saya juga butuh penjelasan atas keputusan yang Bapak ambil secara sepihak."

"Ah, rupanya kamu tidak bisa menggunakan otakmu untuk berpikir ya?"

"Maksudnya?" Haura bertanya sembari memicingkan mata karena memang bingung sebenarnya.

"Ck ... kelakuan aktris zaman sekarang," gumam Ervano begitu pelan, tapi masih bisa didengar Haura. "Jadi begini, saya tidak akan mengambil tindakan jika tidak ada alasan."

"Iya, dan sekarang saya ingin tahu apa alasannya?"

Pria itu sontak tersenyum, bukan senyum teduh, melainkan meremehkan Haura. "Singkat saja, kamu tidak pantas untuk berperan sebagai Nabila di series ini, titik."

Deg

Hati Haura memanas dan perih dalam satu waktu, tak ubahnya bak disayat sembilu perihnya begitu amat nyata, sungguh.

Sebenarnya Haura sadar betul, dia belum begitu berpengalaman dan masih banyak aktris lain yang lebih pantas. Namun, cara Ervano ini teramat menyakitkan baginya.

"Masih belum paham juga?"

"Paham, tapi ... kenapa harus diganti pembantu yang bisu?"

"Ah itu? Bukankah akan lebih mudah bagimu? Kebetulan saya paling malas dengan aktris rada pikun yang hampir setiap waktu lupa dialog," pungkas Ervano sebelum kemudian menutup pintu mobil sekuat tenaga dan berlalu.

Meninggalkan Haura yang kini mengepalkan tangan sekuat tenaga dan mengeraskan rahangnya. Dengan dada naik turun, Haura berusaha mengatur napas agar emosinya tidak meledak-ledak di sini.

Dalam keadaan emosi, Andita menghampiri dan mencoba menenangkan hati Haura.

"Gimana? Sudah selesai bicaranya?"

"Sudah," jawab Haura tanpa menatap Andita yang ada di sampingnya.

"Terus gimana?"

"Zonk!!" kesal Haura tak terbendung pada akhirnya. Tidak lagi dia mampu bersikap anggun, kali ini kepala Haura seolah akan pecah jika tidak meluapkan emosinya.

"Kamu tahu? Dia bukan hanya merendahkanku, tapi juga berusaha membuat mentalku hancur dengan kata-kata kasarnya, Andita!!"

"Kasar? Kasar gimana?"

"Aku malas menjelaskan, sekarang katakan dengan cara apa agar aku bisa membalaskan dendamku padanya," ucap Haura meluap-luap dan masih dengan dada yang kembang kempis lantaran murka dibuatnya.

Andita mulai berpikir, sementara Haura cukup sabar menunggu saran sahabat dekatnya itu. "Ehm gini, kalau balas dendam yang gimana-gimana sepertinya tidak akan bisa ... kalau sekadar memberikan pelajaran agar Pak Vano tersiksa, aku ada ide, Ra."

"Hem, apa itu?"

"Nanti malam kan kita ada agenda makan malam bersama seluruh crew dan juga Pak Vano ikut."

"Hem, lalu?"

Tidak hanya sekadar bicara, Andita juga mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang merupakan solusi atas permasalahan Haura. "Ini."

"Apa? Racun?" tanya Haura mendadak ngeri-ngeri sedap tatkala menerka botol kecil tanpa merk yang terlihat mencurigakan itu.

"Bukan, ini obat pencahar."

"Kok polosan gini?"

"Ini adalah produk yang sebenarnya ilegal, Ra, tapi manjur banget!! Cukup tetesin dikit ke minumannya, dijamin Pak Ervano tersiksa semalaman."

"Wah, keren ... kalau banyak berarti makin manjur?"

"Jangan kebanyakan juga, secukupnya saja dan kamu lihat sendiri hasilnya gimana," ucap Andita meyakinkan Haura yang kini berbinar seketika.

Rasanya tidak sabar menunggu malam berganti, malam ini dia akan melihat bagaimana Ervano tersiksa karena mulut kurang ajarnya.

"Baiklah, rasakan pembalasanku nanti malam, Ervano Lakeswara."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

wah Andita ini mah dalang Utamanya...
tapi beneran dah, dari judulnya aja emang udah ngeri-ngeri sedep...
apalagi pas dikasih Clue kalo modelan ervano kocokan dari papa evan, zean dan ada lakik gua nya...
gemes banget kan... menyala 🔥🔥🔥🔥

2024-09-12

47

Novano Asih

Novano Asih

Waalaikumsalam kak Desy aku lgsg baca ini begitu udah end hehehe biar full bacanya nggak nunggu updatenya

2024-11-04

2

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

Q mampir thoor....
penasaran sama cerita nya..... ☺

2024-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Tolong Aku
3 BAB 03 - Menyiksa/Tersiksa
4 BAB 04 - Akan Kuhabisi
5 BAB 05 - Dengan Caraku
6 BAB 06 - Nomor Tak Dikenal
7 BAB 07 - Aku Lawanmu
8 BAB 08 - Mengancam/Diancam?
9 BAB 09 - Aku Yang Tidak Pantas
10 BAB 10 - Aku Yang Mau - Haura
11 BAB 11 - Back To Single Era!!
12 BAB 12 - Bukan Suami
13 BAB 13 - Tanggung Jawab yang Bagaimana?
14 BAB 14 - Enam Bulan Terindah
15 BAB 15 - Tidak Ingin Ini Terjadi - Haura
16 BAB 16 - Gugurkan!! ~ Abimanyu
17 BAB 17 - Pengkhianat yang Sebenarnya.
18 BAB 18 - Perdebatan Pre-Wedding
19 BAB 19 - Seperti Akan Gila
20 BAB 20 - Di Ujung Penantian
21 BAB 21 - Mawarku Hanya Dia
22 BAB 22 - Gugup Setengah Mati
23 BAB 23 - Terlihat Romantis
24 BAB 24 - Kalah Strategi
25 BAB 25 - Kamu Itu Istriku, Hanya Kamu.
26 BAB 26 - Mas Jawa
27 BAB 27 - Kamu Milikku - Ervano
28 BAB 28 - Masih Dendam
29 BAB 29 - Oh, Dari Istrinya?
30 BAB 30 - Galaknya Merepotkan
31 BAB 31 - Rasa yang Sama
32 BAB 32 - Caraku Mencintai Dirimu
33 BAB 33 - Kuat LDR?
34 BAB 34 - I'll Miss You - Ervano
35 BAB 35 - Via Suara
36 BAB 36 - Kamu Bahagia?
37 BAB 37 - Aku Sudah Menikah Lagi ~ Ervano
38 BAB 38 - Egois
39 BAB 39 - Kamu Bukan Istriku Lagi ~ Ervano
40 BAB 40 - Makan Apa?
41 BAB 41 - Pemeran Utama di Kisahku
42 BAB 42 - Cinta Sendirian
43 BAB 43 - Dipeluk/Meluk?
44 BAB 44 - Morning Kiss
45 BAB 45 - Hilang Nikmat Sebagai Ibu ~ Haura
46 BAB 46 - Kurang Belaian
47 BAB 47 - Tegaskan Aku Istrimu - Haura
48 BAB 48 - Bagai Milik Berdua
49 BAB 49 - Pemandangan Tak Terduga
50 BAB 50 - Lambat Laun Dia Tahu
51 BAB 51 - Aku Mencintainya, Sangat Cinta.
52 BAB 52 - Tenangnya Mematikan
53 BAB 53 - I Found You, Haura.
54 BAB 54 - Kamu Sutradara, Aku Aktrisnya.
55 BAB 55 - Dia Hanya Obsesi.
56 BAB 56 - Tuntaskan Denganku ~ Abimanyu
57 BAB 57 - Aku Tidak Seburuk Itu ~ Ervano
58 BAB 58 - Sembilan Tahun itu Lama.
59 BAB 59 - Jin Qorin
60 BAB 60 - Mental Maling
61 BAB 61 - Begitulah Kaum Hawa
62 BAB 62 - Bawaan Lahir
63 BAB 63 - Because I Love You, Haura.
64 BAB 64 - Salah Prasangka
65 BAB 65 - Pulang?
66 BAB 66 - Hanya Satu Macam - Ervano
67 BAB 67 - Abadi Dalam Ingatan
68 BAB 68 - Kamu yang Pertama, juga Terakhir.
69 BAB 69 - Mas Akan Tunggu
70 BAB 70 - Sebatas Status
71 BAB 71 - Balikan atau Gebetan Baru?
72 BAB 72 - Cinta Tak Terlihat
73 BAB 73 - Selesai ~ Atas Izin Mertua
74 BAB 74 - Sudah Bicara Sama Papa - Ervano
75 BAB 75 - Jalan Tengah
76 BAB 76 - Pertahankan, Ra.
77 BAB 77 - Mesin Waktu
78 BAB 78 - Hingga Akhir, Mas Mencintaimu.
79 BAB 79 - Bukan Mahram
80 BAB 80 - Rujuk Yuk, Mas ....
81 BAB 81 - My First Love
82 BAB 82 - Itu Istriku - Ervano
83 BAB 83 - Mas Membohongiku (Lagi)?
84 BAB 84 - Rujuk Saja
85 BAB 85 - Jangan Hukum Aku
86 Salam Hangat - Desy Puspita
87 BAB 86 - Karena Cinta
88 BAB 87 - Make Me Pregnant!!
89 BAB 88 - Memperbaiki Kesalahan.
90 BAB 89 - Ide Gila Haura
91 BAB 90 - Melebur Rindu
92 BAB 91 - Tunda Produksi
93 BAB 92 - Jangan Panggil Aku Sayang!!
94 BAB 93 - Maaf, Ray ... Aku Sangat Mencintainya.
95 BAB 94 - Tidak Direstui Semesta
96 BAB 95 - Membodohi/Dibodohi?
97 BAB 96 - I'm Coming, Honey!!
98 BAB 97 - Mengulang Kembali (Sah)
99 BAB 98 - Dua Anak (Lebih) Baik
100 BAB 99 - Sentuhan Hangatnya
101 BAB 100 - Cemburu Tingkat Dewa
102 BAB 101 - Bertukar Pasangan
103 BAB 102 - Lupakan Saja.
104 BAB 103 - Tips Ala Ervano
105 BAB 104 - Takut Karma
106 BAB 105 - Penulis Skenarionya
107 BAB 106 - Jangan Katakan Cinta
108 BAB 107 - Bau Bawang
109 BAB 108 - Malu-Maluin
110 BAB 109 - Makrab (Malam Keakraban)
111 BAB 110 - Kabar Tak Terduga
112 BAB 111 - Takut Kehilangan
113 BAB 112 - Terkuak Semua, Tanpa Sisa.
114 BAB 113 - Sampai Menutup Mata
115 BAB 114 - Tradisi Keluarga Megantara
116 BAB 115 - Tanda Sayang
117 BAB 116 - Amit-Amit!!
118 BAB 117 - Bukan Pria Penasaran
119 BAB 118 - Haruskah Di Jalan Raya?
120 BAB 119 - Rasa Sakit yang Dirindu
121 BAB 120 - Tamat (Riwayatmu)
122 BAB 121 - Marah Sekeluarga
123 BAB 122 - Sungguh Menyiksa
124 BAB 123 - Curhat Dong, Nak!!
125 BAB 124 - Terima Kasih, Nayaka.
126 BAB 125 - Agak Trauma
127 BAB 126 - Undangan Sang Mantan
128 BAB 127 - My First Love (END)
129 Promosi Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Tolong Aku
3
BAB 03 - Menyiksa/Tersiksa
4
BAB 04 - Akan Kuhabisi
5
BAB 05 - Dengan Caraku
6
BAB 06 - Nomor Tak Dikenal
7
BAB 07 - Aku Lawanmu
8
BAB 08 - Mengancam/Diancam?
9
BAB 09 - Aku Yang Tidak Pantas
10
BAB 10 - Aku Yang Mau - Haura
11
BAB 11 - Back To Single Era!!
12
BAB 12 - Bukan Suami
13
BAB 13 - Tanggung Jawab yang Bagaimana?
14
BAB 14 - Enam Bulan Terindah
15
BAB 15 - Tidak Ingin Ini Terjadi - Haura
16
BAB 16 - Gugurkan!! ~ Abimanyu
17
BAB 17 - Pengkhianat yang Sebenarnya.
18
BAB 18 - Perdebatan Pre-Wedding
19
BAB 19 - Seperti Akan Gila
20
BAB 20 - Di Ujung Penantian
21
BAB 21 - Mawarku Hanya Dia
22
BAB 22 - Gugup Setengah Mati
23
BAB 23 - Terlihat Romantis
24
BAB 24 - Kalah Strategi
25
BAB 25 - Kamu Itu Istriku, Hanya Kamu.
26
BAB 26 - Mas Jawa
27
BAB 27 - Kamu Milikku - Ervano
28
BAB 28 - Masih Dendam
29
BAB 29 - Oh, Dari Istrinya?
30
BAB 30 - Galaknya Merepotkan
31
BAB 31 - Rasa yang Sama
32
BAB 32 - Caraku Mencintai Dirimu
33
BAB 33 - Kuat LDR?
34
BAB 34 - I'll Miss You - Ervano
35
BAB 35 - Via Suara
36
BAB 36 - Kamu Bahagia?
37
BAB 37 - Aku Sudah Menikah Lagi ~ Ervano
38
BAB 38 - Egois
39
BAB 39 - Kamu Bukan Istriku Lagi ~ Ervano
40
BAB 40 - Makan Apa?
41
BAB 41 - Pemeran Utama di Kisahku
42
BAB 42 - Cinta Sendirian
43
BAB 43 - Dipeluk/Meluk?
44
BAB 44 - Morning Kiss
45
BAB 45 - Hilang Nikmat Sebagai Ibu ~ Haura
46
BAB 46 - Kurang Belaian
47
BAB 47 - Tegaskan Aku Istrimu - Haura
48
BAB 48 - Bagai Milik Berdua
49
BAB 49 - Pemandangan Tak Terduga
50
BAB 50 - Lambat Laun Dia Tahu
51
BAB 51 - Aku Mencintainya, Sangat Cinta.
52
BAB 52 - Tenangnya Mematikan
53
BAB 53 - I Found You, Haura.
54
BAB 54 - Kamu Sutradara, Aku Aktrisnya.
55
BAB 55 - Dia Hanya Obsesi.
56
BAB 56 - Tuntaskan Denganku ~ Abimanyu
57
BAB 57 - Aku Tidak Seburuk Itu ~ Ervano
58
BAB 58 - Sembilan Tahun itu Lama.
59
BAB 59 - Jin Qorin
60
BAB 60 - Mental Maling
61
BAB 61 - Begitulah Kaum Hawa
62
BAB 62 - Bawaan Lahir
63
BAB 63 - Because I Love You, Haura.
64
BAB 64 - Salah Prasangka
65
BAB 65 - Pulang?
66
BAB 66 - Hanya Satu Macam - Ervano
67
BAB 67 - Abadi Dalam Ingatan
68
BAB 68 - Kamu yang Pertama, juga Terakhir.
69
BAB 69 - Mas Akan Tunggu
70
BAB 70 - Sebatas Status
71
BAB 71 - Balikan atau Gebetan Baru?
72
BAB 72 - Cinta Tak Terlihat
73
BAB 73 - Selesai ~ Atas Izin Mertua
74
BAB 74 - Sudah Bicara Sama Papa - Ervano
75
BAB 75 - Jalan Tengah
76
BAB 76 - Pertahankan, Ra.
77
BAB 77 - Mesin Waktu
78
BAB 78 - Hingga Akhir, Mas Mencintaimu.
79
BAB 79 - Bukan Mahram
80
BAB 80 - Rujuk Yuk, Mas ....
81
BAB 81 - My First Love
82
BAB 82 - Itu Istriku - Ervano
83
BAB 83 - Mas Membohongiku (Lagi)?
84
BAB 84 - Rujuk Saja
85
BAB 85 - Jangan Hukum Aku
86
Salam Hangat - Desy Puspita
87
BAB 86 - Karena Cinta
88
BAB 87 - Make Me Pregnant!!
89
BAB 88 - Memperbaiki Kesalahan.
90
BAB 89 - Ide Gila Haura
91
BAB 90 - Melebur Rindu
92
BAB 91 - Tunda Produksi
93
BAB 92 - Jangan Panggil Aku Sayang!!
94
BAB 93 - Maaf, Ray ... Aku Sangat Mencintainya.
95
BAB 94 - Tidak Direstui Semesta
96
BAB 95 - Membodohi/Dibodohi?
97
BAB 96 - I'm Coming, Honey!!
98
BAB 97 - Mengulang Kembali (Sah)
99
BAB 98 - Dua Anak (Lebih) Baik
100
BAB 99 - Sentuhan Hangatnya
101
BAB 100 - Cemburu Tingkat Dewa
102
BAB 101 - Bertukar Pasangan
103
BAB 102 - Lupakan Saja.
104
BAB 103 - Tips Ala Ervano
105
BAB 104 - Takut Karma
106
BAB 105 - Penulis Skenarionya
107
BAB 106 - Jangan Katakan Cinta
108
BAB 107 - Bau Bawang
109
BAB 108 - Malu-Maluin
110
BAB 109 - Makrab (Malam Keakraban)
111
BAB 110 - Kabar Tak Terduga
112
BAB 111 - Takut Kehilangan
113
BAB 112 - Terkuak Semua, Tanpa Sisa.
114
BAB 113 - Sampai Menutup Mata
115
BAB 114 - Tradisi Keluarga Megantara
116
BAB 115 - Tanda Sayang
117
BAB 116 - Amit-Amit!!
118
BAB 117 - Bukan Pria Penasaran
119
BAB 118 - Haruskah Di Jalan Raya?
120
BAB 119 - Rasa Sakit yang Dirindu
121
BAB 120 - Tamat (Riwayatmu)
122
BAB 121 - Marah Sekeluarga
123
BAB 122 - Sungguh Menyiksa
124
BAB 123 - Curhat Dong, Nak!!
125
BAB 124 - Terima Kasih, Nayaka.
126
BAB 125 - Agak Trauma
127
BAB 126 - Undangan Sang Mantan
128
BAB 127 - My First Love (END)
129
Promosi Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!