Lana Croft, seorang mahasiswi biasa, tiba-tiba terbangun sebagai tokoh antagonis kaya raya dalam novel zombie apokaliptik yang baru dibacanya. Tak hanya mewarisi kekayaan dan wajah "Campus Goddess" yang mencolok, ia juga mewarisi takdir kematian mengerikan: dilempar ke gerombolan zombie oleh pemeran utama pria.
Karena itu dia membuat rencana menjauhi tokoh dalam novel. Namun, takdir mempermainkannya. Saat kabut virus menyelimuti dunia, Lana justru terjebak satu atap dengan pemeran utama pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Lana mengerang saat alarm berbunyi. Ia memukul bahu Kael.
"Ini salahmu!" protes Lana, suaranya serak karena baru bangun. "Aku terlambat bangun lagi!"
Kael tertawa pelan, memeluk Lana yang merajuk. Ia mencium kening gadis itu, membiarkan tinju mungilnya yang tidak menyakitkan mendarat di dadanya.
"Ya, salahku. Aku minta maaf, Sayang," Kael membalas, senyumnya menunjukkan ia sama sekali tidak menyesal.
Setelah Lana dan Kael selesai bersiap menjelang tengah hari, Kael membawa Lana menuju kediaman Jenderal Thorne. Kael membawa bingkisan—sebotol single malt whisky langka dan teh organik premium yang baru saja dikeluarkan Lana dari dimensinya.
Di pintu, seorang wanita paruh baya, Mrs. Alice, menyambut mereka. Ia adalah pengurus rumah tangga Jenderal Thorne.
"Tuan Muda sudah datang! Dan ini pasti Nona Lana, ya? Silakan masuk," sambut Mrs. Alice dengan senyum hangat, setelah mendapat instruksi dari Jenderal Thorne.
Lana tersenyum malu-malu. "Panggil saya Lana saja, Bu. Senang bertemu dengan Anda."
Kael menyerahkan bingkisan itu kepada Mrs. Alice, menjelaskan bahwa itu adalah hadiah dari Lana. Lana segera memenangkan hati Mrs. Alice.
Jenderal Thorne turun, ia segera mendekati Lana.
"Jadi ini gadis yang membuat cucu hantu saya tersenyum seperti orang bodoh, ya?" Jenderal Thorne tertawa terbahak-bahak, tetapi matanya penuh kasih sayang. "Aduh, Nona kecil, kau cantik sekali! Aku Jenderal Thorne, kakeknya si monyet ini."
"Selamat siang, Jenderal," sapa Lana sopan.
"Panggil saja aku Kakek! Kau sudah resmi. Duduk, duduk. Ayo kita makan siang!"
Di meja makan, Jenderal Thorne begitu senang. Mrs. Alice menyajikan botol whisky dari Lana. Jenderal Thorne menyesapnya dengan mata tertutup, lalu mengangguk puas.
"Ini dia! Ini baru tahu cara memperlakukan seorang Jenderal!" Jenderal Thorne menatap Kael dengan celaan. "Cucuku itu hanya tahu cara memberi peluru, tapi kau, Nak, kau tahu apa yang aku butuhkan!"
Suasana makan siang santai dan menyenangkan. Jenderal Thorne, yang bersikap seperti kakek yang lucu, membuat Lana rileks. Setelah makan siang, Kael dan Jenderal Thorne pamit ke ruang kerja untuk membicarakan urusan Enklave.
Setelah pertemuan itu, Kael dan Lana berjalan kaki kembali ke vila mereka. Mereka bergandengan tangan, menikmati pemandangan Enklave yang hijau dan tertata rapi.
Saat melewati taman yang terawat dengan sempurna, sebuah pikiran tiba-tiba menghantam Lana, membuat tubuhnya membeku.
Kontaminasi. Mutasi. Tanaman dan hewan.
Dalam alur novel yang asli, setelah sekitar satu bulan, air dan tanah mulai terpengaruh, menyebabkan mutasi liar pada flora dan fauna. Tanaman menjadi agresif, dan hewan menjadi buas, menambah tingkat ancaman yang mengerikan.
Lana menarik tangan Kael, wajahnya pucat.
"Kael, kau harus mendengarkanku. Ini sangat penting," ujar Lana, suaranya tegang.
Kael berbalik, melihat kecemasan di mata Lana. "Ada apa, Sayang? Tenang."
"Kau harus percaya padaku, tanpa bertanya mengapa aku tahu. Aku tahu kapan krisis berikutnya akan terjadi, dan itu sebentar lagi," kata Lana. Ia tidak bisa mengungkapkan rahasia transmigrasinya.
Kael menatap matanya. Ia tidak melihat kebohongan, hanya ketakutan. "Aku percaya padamu. Katakan apa yang harus kulakukan."
"Air dan tanah akan terkontaminasi. Semua tanaman, terutama di sekitar kita, akan bermutasi. Mereka akan menyerang. Hewan juga. Kita harus membersihkan semua vegetasi di perimeter Enklave. Kita harus mengamankan air dan terutama... mengamankan pasokan tanah murni untuk pertanian kita. Segera!"
Wajah Kael menegang. Ancaman baru. Lana selalu memberinya informasi yang tidak mungkin ia dapatkan.
"Dimengerti," jawab Kael, tanpa bertanya sedikit pun tentang sumber informasi Lana. "Aku akan segera mengadakan pertemuan. Semua tanaman di perimeter akan dihilangkan, sistem penyaringan air akan ditingkatkan, dan kita akan mengamankan tanah di gudang bawah tanah."
Kael segera membawa Lana ke Markas Komando. Ia menyerahkan sebagian besar pasokan Cryogenic dan senjata dari dimensi Lana ke gudang utama militer, tetapi menyimpan sebagian kecil dan beberapa pistol untuk penggunaan pribadi Lana.
Kael mengadakan pertemuan darurat dengan para komandan dan Lucas. Di bawah perintahnya yang cepat dan tegas, program 'Pemurnian Enklave' segera diluncurkan.
Setelah pertemuan itu, Kael membawa Lana ke area pelatihan militer yang sepi.
"Kau ingin bertarung di sisiku," ujar Kael, menyerahkan pistol semi-otomatis berbobot ringan yang telah dimodifikasi. "Mulai sekarang, kita berlatih."
Kael berdiri di belakang Lana, memposisikan tubuhnya, dan dengan sabar mengajarinya cara membidik target. Keintiman dari pelajaran pribadi ini, di tengah gudang pelatihan yang dingin, adalah bentuk perlindungan dan cinta yang paling murni dari Kael.
mendengar konpirmasi
jadi
mandengar ucapan itu