NovelToon NovelToon
Dewa Petaka

Dewa Petaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arisena

Ketika yang semua orang anggap hanya omong kosong menyerbu dari utara, saat itulah riwayat Suku Gagak menemui akhirnya.

Tanduk Darah, iblis-iblis misterius yang datang entah dari mana, menebar kekacauan kepada umat manusia. Menurut legenda, hanya sang Raja Malam yang mampu menghentikan mereka. Itu terjadi lima ribu tahun silam pada Zaman Permulaan, di mana ketujuh suku Wilayah Pedalaman masih dipimpin oleh satu raja.

Namun sebelum wafat, Raja Malam pernah berkata bahwa dia akan memiliki seorang penerus.

Chen Huang, pemuda bernasib malang yang menjadi orang terakhir dari Suku Gagak setelah penyerangan Tanduk Darah, dia tahu hanya Raja Malam yang jadi harapan terakhirnya.

Apakah dia berhasil menemukan penerus Raja Malam?

Atau hidupnya akan berakhir pada keputusasaan karena ucapan terakhir Raja Malam hanya bualan belaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode : 9 — Cerita

Qin Yuying pergi ke utara dengan membawa dua ratus pasukan, dia bilang ingin menyelidiki tentang singa-singa yang berpindah ke selatan.

Ketika Chen Huang menanyakan kapan kepulangannya, wanita itu menjawab ringan. "Jangan ditunggu, dan kau akan mendapatiku yang tiba-tiba sudah pulang, hahaha."

Itu pertemuan terakhirnya dengan Qin Yuying, terjadi empat hari lalu. Hari ini, Qin Sheng sang pemimpin suku tiba-tiba datang ke kamarnya, mengajak bicara.

"Ayo ke halaman," katanya sambil berjalan menuju salah satu kursi di bawah pohon rindang. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Chen Huang sudah duduk pula di sana. Jujur, dia tak terlalu suka dengan orang ini, tapi apa boleh buat. Dia hanya tamu yang numpang tidur selama berbulan-bulan, dan Qin Sheng adalah kepala suku. "Bicara apa?" tanya Chen Huang tenang.

"Soal masa lalu." Lelaki itu menghela napas, tampak lelah. "Kau pasti tahu kalau Menara Putih adalah tempat suci, kan?"

"Ya, semua orang tahu itu."

"Dulu, aku pernah membunuh orang di sana, di bawah tebingnya."

Chen Huang terkejut bukan pura-pura. "Anda melakukan itu?" Bahkan untuk orang semenyebalkan Qin Sheng pun, Chen Huang tak pernah berpikir dia akan melakukan hal itu.

Qin Sheng mengangguk. "Dengar ceritaku, karena kau adalah Suku Gagak."

...----------------...

Itu terjadi dua puluh tahun lalu, ketika Suku Serigala dan Suku Gagak berperang karena *sesuatu*.

Waktu itu, Suku Merak mengadakan pertemuan di Menara Putih untuk membicarakan perdamaian antara Suku Langit dan Suku Kuda Laut yang sering berselisih. Suku Merak menjadi perantara di antara kedua suku, dan suku-suku lain datang hanya untuk menjadi saksi.

Pertemuan itu berakhir cukup baik, sejak saat itu Suku Langit dan Suku Kuda Laut saling menjaga diri, mencoba sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan senjata ketika saling bertemu.

Namun, bukan itu masalahnya.

Ketika pertemuan usai, Yue Wen, anak kepala Desa Gagak yang datang mewakili ayahnya, bertemu dengan Qin Sheng di bawah tebing Menara Putih.

"Aku mencintanya," kata Qin Sheng kala itu, tanpa ada yang mendengar dan melihat kecuali Yue Wen.

"Aku juga," jawab Yue Wen tenang. "Lalu?"

"Hua Mu itu serigala." Gigi Qin Sheng bergemelutuk saat mengatakan itu. "Tidak pantas untuk gagak!"

"Jadi, kau mau apa?"

"Kita tentukan dengan pedang!" Qin Sheng mencabut pedangnya. Pedang ganda sepanjang setengah lengan. "Yang mati yang kalah."

"Tak ada siapa pun yang melihat," Yue Wen mencabut pedangnya pula. Pedang panjang keperakan dengan kilau biru samar. "Kupikir tak masalah."

Itulah awal mula peperangan antara Suku Gagak dan Suku Serigala, hanya masalah sepele, memperebutkan wanita.

"Kenapa anda menceritakan itu kepada saya?" Chen Huang masih tak begitu mengerti. "Itu aib yang harus ditutup rapat."

"Aku hanya ingin kau tahu," jawab Qin Sheng, "singkatnya, dalam pertarungan itu, aku yang menang dan aku menikah dengan Hua Mu, ibu Mingzhu yang mencintai dua orang."

"Oh, rumit," Chen Huang keceplosan. Dia buru-buru menyambung. "Apakah Nyonya Serigala benar-benar mencintai dua orang?"

Qin Sheng mengangguk samar. "Dia tahu akan pertarungan itu dan dia sama sekali tak membenciku. Entah kenapa. Sungguh wanita yang malang."

"Lalu, bagian mana perangnya yang anda maksud?"

"Setelah itu ...." Qin Sheng melanjutkan kisahnya.

Ayah Yue Wen, Yue Feng, menyerbu Suku Serigala dengan nekat. Entah bagaimana tapi dia mengetahui kalau pelaku pembunuhan anaknya adalah dari Suku Serigala.

Jelas sekali Suku Gagak yang kalah dengan kematian Yue Feng dan Suku Serigala berhasil menawan satu orang. Sisanya dibiatkan kembali ke Desa Gagak.

Sejak saat itu, penyesalan besar selalu mencengkeram diri Qin Sheng. Mimpi-mimpi buruk yang tak berkesudahan. Hatinya semakin sakit ketika sebelum Hua Mu menghilang, wanita itu berkata.

"Kau harus jadi serigala, serigala bukan pengecut. Cukup sekali saja kau melakukan tindakan pengecut dan penakut seperti waktu itu, mulai saat ini, bersikaplah selayaknya serigala yang garang."

"Hilang?" Chen Huang memotong. "Istri anda ... hilang? Bagaimana?"

"Ya, aku pun tak tahu, demikian pula dengan Ming Zhe dan semua orang. Tak ada yang tahu kemana dan penyebab kepergiannya." Qin Sheng kembali menghela napas, kali ini lebih panjang dan berat. "Kalau saja waktu itu aku lebih kuat, bisa menahan diri karena keegoisanku, pasti saat ini Yue Feng dan Yue Wen masih hidup dan mampu melindungi kalian ketika malapetaka itu menimpa desamu."

"Yah ... nasi sudah masuk perut."

"Hah?"

"Itu yang dikatakan teman gundulku dulu," sahut Chen Huang teringat ucapan *bijak* Wu Rui. "Sudah masuk perut, tak bisa dikeluarkan lagi kecuali dalam bentuk kotoran atau kita memuntahkannya dengan paksa."

"Itu menjijikkan."

Chen Huang mengendikkan bahu. "Maksud saya, tak ada yang bisa anda atau saya lakukan untuk itu. Semua sudah terjadi, dan anda sudah mengurus saya selama ini. Selama itu pula, saya sudah cukup memercayai anda, sebagai serigala yang baik."

"Sebelum itu, kauanggap apa aku?" kening Qin Sheng berkedut.

"Jujur, menyebalkan. Sampai beberapa saat lalu, anggapanku masih sama."

Lelaki tua itu mengepalkan tangan. Namun, dia mengembuskan napas panjang setelahnya. "Bukankah itu tidak penting? Aku hanya ingin menebus dosa, ayo ikut aku."

Kali ini Qin Sheng membawa Chen Huang ke bangunan bernuansa suram. Bangunan besar yang dibangun dengan kayu gelap beratap rumput kering. Dua penjaga berdiri di kanan dan kiri pintu, memberi hormat ketika Qin Sheng bersama Chen Huang masuk.

"Baunya seperti penjara, apa saya salah?"

"Penciumanmu tajam."

Chen Huang merasa curiga. "Adakah saya melakukan kesalahan?"

Namun, Qin Sheng terkekeh. "Aku tidak membawamu ke sini untuk mengurungmu. Nanti kau akan tahu."

Qin Sheng membawa Chen Huang ke penjara bawah tanah. Mereka melewati beberapa orang yang tentu saja, para kriminal. Akan tetapi jumlah mereka tidak banyak. Ruangan-ruangan dengan jeruji besi itu lebih banyak yang kosong.

Qin Sheng berhenti di depan salah satu ruangan. Dibanding ruangan lain, tempat ini lebih besar. Selama itu, Chen Huang masih tak mengerti alasannya dibawa kemari.

Lelaki itu mengambil obor di salah satu tembok depan ruangan sebelum membawanya masuk. Saat itu, Chen Huang melihat tulisan-tulisan di setiap sisi tembok dalam ruang tersebut.

"Ini tempat seseorang dari Suku Gagak yang menjadi tawanan dalam perang itu," Qin Sheng berkata, "dan jubah serta mantel hitammu waktu itu juga diambil dari orang ini. Tanpa setahumu, penasihatku menyuruh salah satu penjahit kami untuk membuat pakaian itu sesuai dengan ukuran tubuhmu. Jangan salah paham, jubah itu masih bagus dan kami mencucinya lebih dulu."

Chen Huang memandang sekeliling ruangan, benar-benar penuh dengan tulisan. "Tulisan-tulisan apa ini?"

"Orang itu mengejekku. Ketika aku melepaskannya, dia berkata 'jika kau ingin menangkap Gagak lagi, maka tempatkan di ruang tahananku' katanya. Saat kulihat, ternyata dia menuliskan rahasia teknik bertarung dan Simbol Magis milik Suku Gagak. Lihatlah."

Chen Huang masih tak begitu mengerti tapi perlahan setelah diamati lebih teliti, mulai dari tembok yang dekat dengan jeruji, Chen Huang dapat melihat kalau itu memang seperti panduan akan sesuatu.

"Serigala tidak mencurinya?"

"Orang itu hanya bicara begitu padaku, jadi hanya aku yang tahu. Aku sudah bilang kepada penasihatku dan dia meminta aku untuk merahasiakannya. Bagaimanapun kami tak akan menodai kehormatan serigala dengan mencuri Simbol Magis Suku lain."

"Teknik bertarung?"

Qin Sheng menyipitkan mata. "Milik serigala bukannya lebih lemah dari milik suku lain."

Chen Huang tersenyum tipis, dia sudah sedikit mengerti ke mana arah pembicaraan. "Untuk menebus dosa anda, anda ingin saya mempelajari ini?"

Qin Sheng mengangguk mantap. "Kau sudah diajari teknik bertarung serigala oleh keponakanku, jadi kupikir kau sudah cukup paham dengan dasar-dasar pukulan atau tendangan dan semacamnya. Jadi kupikir, kau bisa mempelajari ini sendirian."

"Sama saja aku dikurung di sini."

"Tidak," Qin Sheng menggeleng. "Kau bisa keluar dan masuk kapan pun kau mau, tapi kalau kau mau tinggal di sini selamanya, aku pun tidak melarang."

Setelahnya Qin Sheng pergi meninggalkan Chen Huang bersama obor itu sebagai alat penerangan. Chen Huang pun tak berniat mengikuti orang itu kembali ke atas.

Chen Huang meneliti tulisan-tulisan itu untuk yang kedua kali, dia merasakan semangat berkobar. "Dengan ini, aku bisa membentangkan sayapku dan menghadap sang raja kelak."

...----------------...

Untuk mengetahui hal-hal mengenai isi cerita secara lebih mendalam, bisa mampir ke instagram @arisena\_p

1
Filanina
Heran, Chen Huang terlihat lbh dewasa di sini
Filanina: maksudnya dari Bai Li. Bukan dari sebelumnya.
Arisena: berubah pelan pelan
total 2 replies
Filanina
kenapa orang-orang gitu sama song Kiu?
Filanina: Oooh gitu toh. ga ngeh.
Arisena: iya dong, Chen Huang sedang terluka, dateng dateng malah kasih senyum miring/Doge/
total 2 replies
Filanina
sayapnya kayak pedang ya?
Arisena: iya, gk bisa buat terbang itu
total 1 replies
Filanina
itu ubah jangan jadi Fox.
Arisena: wokeee
total 1 replies
Filanina
mungkin orang-orang butuh komando, Chen Huang. ini kan pertempuran bersama
Ind
bisa yaa bikin cerita begini,.kalo aku nama yang digunakan aja susah bacanya,lidah orang ndeso 🤣🤣🤣
Arisena: cuma nulis doang, kalo ngucapin, lidah pun sering kepleset/Sweat/
total 1 replies
Filanina
Lanjut, Thor. Makin seru.

Gaya penceritaanmu udah pas menurutku. Enak diikuti. Entahlah, beberapa yang saya baca dan bagus malah sepi.
Saya kurang paham dg selera orang-orang zaman sekarang. Kadang yg minim narasi, typo bertebaran, catlog, cerita serupa, malah lebih banyak pembacanya.
Arisena: iya, cerita mereka emang bagus, tapi kalo gk ada perubahan ya klise juga jadinya.

Apalagi dengan sistem kebijakan baru, sulit promosi kalo gk dapet ban terbaik.

Nulis serasa judol, gacha🗿
Filanina: tapi bosan kan kalau gitu2 aja. Udah banyak modelan gitu yg bagus (dulu). Kalau mirip2 ya jenuh juga. apalagi yang ngikutin banyakan masih mentah udah diup.
total 3 replies
Filanina
Iya. Mereka.
Arisena: Mereka
total 1 replies
Filanina
Padahal udah bersedih-sedih hik.
Filanina
Wkwkwk... luar biasa. kirain mau dikorbankan ini Char. ternyata author masih sayang.
Arisena: heheh, Bai Li emang bikin galau. Bikin mati gk ya/Doge/
total 1 replies
Filanina
kenapa tadinya ada bab 65, jadi ga ada?
Arisena: itu cuma pengumuman nt eror, krena udah enggak(walau masih agak lemot), yaudah kuhapus/Sweat/
total 1 replies
Filanina
part ini cukup menyentuh.

persahabatan Bai Li apa tidak akan diromantisasi?

(dari siang kesel ga bisa komen)
Arisena: kukira cuma punyaku, ternyata semuanya/Sweat/
total 1 replies
Filanina
Dan pertolongan pun datang.
Arisena: masa mc gk kasih plot armor/Proud/
total 1 replies
Filanina
Kudanya lg cemas. Membahas keindahan...
Filanina
Tunggu dulu. Bukannya Chen Huang ada dalam rombongan gagak? Bukannya ga ada kultivator selain Chen Huang dan Bai Li?
Filanina: Kirain itu suku gagak semua. Cuma sedikit dong.
Arisena: Kekuatan Simbol Magis sejatinya gk boleh dipelajari oleh org selain Suku Gagak. Maka dalam rombongan itu, hanya keluarga Liu, Kai, Bai Li dan Chen Huang yg bisa menggunakan Simbol Magis. Selain itu, semuanya kultivator, baik anggota Gagak Pengembara atau Sayap Kegelapan.

Mereka kan cuma kelompok yg didirikan oleh org org Suku Gagak, bukan berarti jadi bagian dari Suku Gagak, makanya anggota dua kelompok tersebut termasuk kultivator.
total 2 replies
Filanina
Genre apa nih? Up di mana?
Arisena: Pengennya romance fantasi atau gk tetep fantim tapi bukan kultivasi, pendekar pendekar kuno gitu. Rencana pengen up di nt dulu sampe tamat baru dilempar ke pf lain.
total 1 replies
SLTN
/Smile/keren
Arisena: ✌️/Smile/
total 1 replies
Filanina
jadi bai lin terus dari tadi
Arisena: lah iya baru sadar, makasih udah diingetin🙏
total 1 replies
Filanina
kok berserabutan ya? Berhamburan mungkin?
Filanina
ya, ga maulah. kan belum nikah walau udah tua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!