Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat Baik
Jonathan diam.
"Diam kamu papa anggap kamu mengiyakan," seru papa.
"Apa perlu wanita itu papa pecat?" perkataan papa terdengar bagai ancaman.
"Salah dia apa?" balas Joe.
"Ingat Joe, papa bisa melakukan apa saja," lanjut papa.
Itu yang tak disuka dari kedua orang tuanya. Suka memaksa tanpa menerima alasan apapun.
"Jangan pernah berniat menjadi pebinor Joe," kata mama.
"Ada yang salah dengan pernikahan mereka," kata Jonathan lirih.
"Itu urusan mereka, dan jangan kamu ikut campur," tegas papa Alex.
"Buang jauh rasa cinta kamu padanya. Toh sudah ada Angel yang cintanya tulus," nasehat mama.
Jonathan menghela nafas panjang.
Ada rasa tak nyaman saat dirinya bersama dengan Angel. Jonathan tak bisa memaksa perasaan cinta nya buat Angel. Sudah lama Jonathan coba, tapi tetap tak ada perasaan apapun buat Angel.
Hanya ada Vira Pangesti yang mengisi hatinya.
"Apa ada lagi Pah, Mah? Kalau tak ada Joe mau balik," Jonathan hendak beranjak.
"Duduk!" seru papa mencegah putranya pergi.
"Apalagi?" Jonathan kembali menempelkan pantatnya di kursi.
"Mulai bulan depan, persiapkan dirimu menggantikan papa," tandas papa Alex.
Jonathan membuang nafasnya kasar.
"Pah, passion aku bukan di sana. Aku hanya ingin jadi dokter saja," kata Jonathan ngeles.
"Selama ini papa sudah nurutin apa mau kamu Joe. Sudah saatnya kamu menunjukkan bakti kamu buat orang tua," kata papa Alex menatap tajam sang putra.
Jonathan menyandarkan kepalanya ke belakang.
Selama ini Jonathan selalu mengulur waktu saat sang papa memintanya untuk membantu mengurus perusahaan.
Melihat tatapan netra papa yang seakan menuntut membuat Jonathan tak bisa menolak lagi.
"Awal bulan depan, papa harap bisa melihat kamu ngantor di samping ruangan papa," harap papa.
"Awal bulan tinggal dua hari Pah," balas Jonathan. Papa Alex tak menjawab.
"Akan Joe pikirkan penawaran papa " kata Jonathan tak bersemangat.
"Ini keharusan Joe," papa Alex mulai menaikkan suaranya.
Bagi papa Alex, keputusan ini tak bisa ditunda lagi. Tuan Alexander tak ingin sang putra tunggal semakin terjerumus semakin dalam dengan mencintai istri orang.
Apa kabar nama baik keluarga Alexander, jika penerus keluarganya terlibat cinta segitiga dan menjadi pebinor itu terendus media.
"Apa yang bisa Joe lakukan? Menolak pun tak ada kuasa," kata Jonathan membalas tatapan papa nya.
Malas melanjutkan perdebatan, Jonathan pamit.
Papa dan mama yang memintanya menginap, tak digubrisnya lagi.
.
Jonathan datang dengan langkah gontai masuk ke ruangan jaga dokter.
Tatapan beberapa perawat jaga tak digubrisnya.
"Tinggal sehari gue di sini," gumam Jonathan.
Kalau tak memikirkan ancaman papa yang akan memecat Vira, Jonathan akan pergi jauh saja dan melepas atribut sebagai penerus keluarga Alexander.
Tok... Tok... Terdengar ketukan pintu ruang jaga.
"Iya, bentar," jawab Joe yang saat itu sedang mengambil jas sneli yang akan dipakainya.
"Ada pasien baru dok, nyeri dada dan pasien terlihat cianosis. Keadaan umum terlihat kesakitan," lapor Rena.
"Oke, aku ke sana secepatnya," tukas Jonathan. Tak lupa tangannya menyambar stetoskop yang tergantung di dinding.
"Oh ya Ren, Vira hari ini jaga apa?" tanya Jonathan dengan posisi Rena berada di belakangnya.
"Malam sepertinya dok," bahas Rena.
"Aku amati kok Vira sering jaga malam Ren?" telisik Jonathan.
"Nggak juga dok. Kebetulan aja Vira hari ini memang shift malam," lanjut Rena menjelaskan.
"Oh... Kirain jagain Vano lagi," tanggap Jonathan.
"Dokter Jo perhatian sekali sama Vira?" Rena berargumen.
"Issshhh itu sih perasaan kamu aja Ren," kata Jonathan mengurai senyum.
Jonathan memeriksa pasien yang dilaporkan barusan oleh Rena dan mengajukan beberapa pertanyaan pada keluarga tentang keluhan dan riwayat sakit pasien.
Jonathan memberikan resep buat pasiennya itu.
Setelah memastikan Rena melakukan penanganan, Jonathan balik ke ruang jaga dokter. Tak ada obrolan dengan para perawat.
"Vira jaga malam. Yang ada hari ini gue nggak bakal ketemu dia," gumam Jonathan.
"Mungkin ini lebih baik, agar aku bisa segera melupakan dirinya," pikir Jonathan bermonolog. Jonathan beberapa kali menghela nafas panjang.
.
Seminggu kemudian, bulan pun telah berganti.
"Eh, beberapa hari ini gue kok nggak ngelihat dokter Jo ya?" seru Vano buat heboh pagi-pagi.
"Pelatihan kali," tanggap Rena.
"Biasanya kalau mau pergi gitu pasti ninggalin pesan. Nih di grub chat juga nggak ada," timpal Vano.
"Apa sakit kali ya?" sela Vira.
"Loh, kamu juga nggak tahu kabar dokter Jo?" balas Rena.
"Emang aku ibu dokter Jo," kata Vira menanggapi.
"Kali aja lo tau Vir. Dokter Jo kan lumayan dekat sama kamu," tutur Rena menanggapi.
Vira menggeleng.
Dalam hati sebenarnya Vira penasaran kemana perginya Jonathan.
Tanpa kehadiran dia, ternyata lumayan kosong hati Vira.
Vira menggelengkan kepala, ini salah Vira. Jangan kamu ulangi. Ada Teddy suami kamu. Harus kalian jaga janji kesetiaan. Batin Vira bermonolog.
"Hello.... Kok melamun sih?" Rena menoel lengan Vira.
"Kangen ya sama dokter Jo," canda Vano.
"Issshhh apaan sih? Kalian berdua pasti kangen juga," balas Vira.
"Iya sih kangen. Tapi kadar kangen kita tuh masih kalah jauh sama kangen kamu," imbuh Rena.
"Isshhhh diam kalian. Ada Om Ted datang tuh," pandangan mereka bertiga beralih ke pintu masuk IGD.
"Wah... Wah... Pagi-pagi sudah kangen aja sama istri Om," sapa Vano.
"Iya nih," Teddy memandang ke arah Vira.
"Boleh pinjem Vira bentar nggak?" tanya Teddy.
"Of course. Vira adalah hak anda Om Ted," celoteh Vano bagai burung beo yang tak makan seminggu.
"Cuman nganterin bekal kamu yang ketinggalan," kata Teddy setelah mereka menjauh dari keberadaan kembaran burung beo.
Vira mengurai senyum, "Makasih,"
Apa kamu ingin nampak sempurna mas di mata rekan kerja ku? Pikir Vira.
Beberapa kali Vira masih memergoki Teddy bersama Daniel, meski tak sevulgar dulu. Daniel terlihat menjaga jarak dengan Teddy dan Vira. Daniel pasti sudah dikasih tahu sama Teddy. Vira tak mau ambil pusing. Vira tak naif jika sebenarnya masih sayang sama Teddy.
"Ntar siang aku jemput. Aku akan ajak kamu ke suatu tempat," kata Teddy.
"Nggak sibuk? Tumben?" tanya Vira.
"Mumpung ada waktu," ucap Teddy.
"Hhhmmmm," Vira meragu.
"Cello dan Celly sudah dijemput opa," Teddy tau kekuatiran sang istri.
"Oke," Vira menyetujui.
Teddy yang ingin memperbaiki hubungan, kenapa tak disambut baik. Batin Vira.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i