NovelToon NovelToon
Tiger' Target

Tiger' Target

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nasri Suju - Kiasan Rasa

Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?

Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.

Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Cafe Lagoon 

Pukul 15.50

Sore hari. 

Tring!

"Selamat datang!" Sapa pekerja cafe.

Cafe itu cukup ramai, hingga tempat duduk menyisakan beberapa.

"Uhk!"

"Ada apa?" Tanya Ruelle melihat wajah masam Daniel.

"Tidak ada, lupakan,"

Apa dia gak terbiasa dengan keramaian. Hmm tidak mungkin kan dia suka berkelahi. 

"Ke- kenapa diam aja?" Dengus Daniel melihat Ruelle berdiri melamun.

"Ahk gak, aku lagi cari tempat duduk, ternyata ramai ya  ..."

"Terus kenapa ngajak kesini?" Rengek Daniel.

"Biasanya gak seramai ini,"

"HEHE IYA!"

Tiba-tiba seseorang nimbrung di pembicaraan mereka.

"AACKKK,"

Daniel refleksi merunduk dan bersembunyi di belakang Ruelle. Ruelle sedikit terdorong karena Daniel menarik pundak nya.

"Hallo saya pelayanan di cafe ini!" Ucapnya sambil tersenyum mencurigakan meski wajah nya tampak riang, begitu dari sudut pandang Daniel.

Tapi Ruelle sudah familiar dengan pekerja di cafe sana.

Pria dengan wajah cantik, badan atletis ramping, banyak wanita datang hanya untuk melihatnya. Mungkin karena itu cafe menjadi populer, tapi kalau boleh jujur menu di sini memang enak hanya saja kurang promosi.

"Kamu pelanggan setia? Kemana teman-teman mu, sekarang kamu malah bawa cowok," ujar nya sambil menatap dalam seolah curiga pada Ruelle.

"Ahk dia teman ku, kami mau kerja kelompok,"

"Hanya berdua?" Tanya nya masih dengan tatapan konsisten dan menambah rasa sangsi.

"Iya dari peraturan sekolah nya udah begitu," omel Ruelle.

Pertama kalinya Daniel melihat wajah Ruelle yang terlihat agak kesal, sebelumnya pernah karena ada alasan nya yaitu Daniel yang arogan.

Kurasa dia suka dengan orang seperti nya, orang yang sudah di kasih tahu tapi ngeyel. Daniel. 

Daniel tidak sadar diri, padahal pelayan itu 11-12 sifatnya sama dengan nya.

Ruelle bukan tipe yang pemaksa, dan juga bisa ambisius dan egois, sebenarnya.

Mungkin itu sisi jeleknya.

"Tapi penuh yah, apa kita cari tempat lain?" Usul Ruelle.

"Apa?"

"Ahk mau di sini ya?"

"Gak- ahk terserah!" Dengus Daniel seperti merajuk.

Gak cape apa dari sekolah jalan kesini, terus kita mau cari tempat lagi. 

"Kamu capek ya?" tanya Ruelle peka.

Daniel hanya diam dan mungkin Ruelle menganggap sebagai 'iya'

"Hmmm, di sini ada tempat duduk VIP loh~"

"Woah benarkah, kalau begitu Daniel ayo kita duduk di sana saja," seru Ruelle.

"Tapi,"

Ruelle memiringkan wajahnya, pelayan itu menggesekkan jari jempol dan telujuknya menunjukan mungkin akan ada bayaran lebih.

Setelah negosiasi mereka setuju di tempat VIP itu. Tapi  ...

Saat melihat bagaimana tempat itu Daniel marah-marah.

"BA**S*T APA-APAAN INI?" Geram Daniel.

Tempat vip itu outdoor dan hanya terlihat tempat duduk dan meja dari kayu.

Ruelle juga memang wajah tidak enak merasa bersalah.

Kesepakatan setelah membayar, uang nya tidak bisa di kembalikan lagi.

"Ada apa?" Tanya pelayan itu dengan polos.

"Ada apa katamu bajingan!!!"

Daniel berjalan ke arah pelayan memegang Kerahnya dengan kasar. "Ini hanya tempat duduk biasa tapi bayaran nya sangat mahal, kau kira duduk di kayu nyaman hah!!!" Cerocos Daniel.

"Eits tenang dulu  ...,"

Pelayan itu sedikit takut, berusaha melepaskan pegangan dari kerah nya dan mencoba menjelaskan karena Ruelle juga memasang wajah kecewa membuatnya sedikit merasa bersalah.

"Tapi lihat lah pemandangan langitnya, pemandangan langitnya sore hari, angin sepoi-sepoi segar eksklusif, kalau di dalam pasti bau dan kalian tidak fokus belajar," ujar nya menjelaskan dengan nada seperti sales yang sudah berpengalaman.

Daniel masih memasang wajah gerung nya. Dan Ruelle membulatkan matanya seolah setuju dan sedikit punya alasan.

"Hei ayolah, benarkan yang dia katakan ada benar nya?" Ujar Ruelle sambil tersenyum bercanda memegang pundak Daniel.

"Hah cepatlah aku ingin pulang,"

Daniel berjalan cepat ke tempat duduk

"Ahk..."

Helaan nafas itu adalah rasa bersalah Ruelle. Mereka patungan dan Daniel lah yang paling banyak membrikan masukan, dan mereka terlalu berekspetasi lebih pada tempat seharga 200.000

Dua ratus ribu untuk tempat duduk.

Mereka juga memesan makanan yang sama, yaitu minuman es dan sedikit cemilan dan desert. Agak kaget karena Daniel begitu lahap saat makan.

"Syukurlah enak banget ya kan?" Hibur Ruelle.

"Aku lapar-"

"Makanannya enak," balas nya dengan wajah kesal sambil mengunyah makanan penuh.

"Hehe iya, kalau lagi lapar apapun makanan nya enak," Ruelle tertawa gambar dan Daniel sadar.

Ruelle terlihat santai saat makan dan terlihat wajahnya agak sulit di tebak.

"Kenapa? Makanan nya gak enak?" Tanya Daniel lantang.

Kenapa sama wajahnya? 

"Enak bangettt, cuman aku takut kamu gak suka makanan nya, kamu makan cuman karena lapar kan rada-"

"Enak!" Ucap singkat Daniel kembali mengunyah.

"Hah?"

"Ceek, aku bilang makanan nya enak," sambung nya.

Ruelle terperangah, pupil matanya membulat, tidak menyangka Daniel bisa menghilang sedikit rasa bersalahnya.

Entah itu agar Ruelle diam dan makan dengan santai dan hanya basa-basi bagi Ruelle itu sangat menyentuh, karena itu adalah Daniel.

Daniel yang ia tahu adalah seorang yang pemarah, arogan dan punya sikap buruk, bahkan menghadapi nya butuh kesabaran dan perasaan ektra. Kini Ruelle merasa kalau Daniel gak se buruk yang dia pikirkan.

Tanpa sadar Ruelle memperhatikan Daniel saat sedang makan tapi Daniel tidak bicara apa-apa hanya menatap tajam Ruelle membuat sangat empu tersipu malu.

"Ahk jangan salah paham, maaf," repleks nya.

Mereka pun menyantap makanan sambil mendiskusikan buku yang akan mereka buat.

"Bagaimana kalau rumus simpel matematika dasar," saran Ruelle membuat ide.

"Bukan kah semua murid pasti paham hal cetek kayak gitu," ungkap Daniel dengan nada malas dan terkesan angkuh.

Daniel bisa berbicara lebih dari satu kata karena sebelumnya Ruelle memberi tahu agar mengutarakan semua pendapat nya saat nanti diskusi kelomp meski Daniel pasti merasa keberatan karena malas.

"Sebenarnya nggak loh, ada yang udah SMA tapi masih gak apal hal-hal dasar kayak perkalian?" Curhat Ruelle agak kecewa saat mengatakan itu.

"Dari mana kau tahu?" Tanya nya sambil menaikkan salah satu alis dengan wajah mengkerut.

"Yah karena aku juga pernah melihat murid seperti itu," jawab gadis itu.

"Heh, terserah deh,"

"Udah aku bilang jangan jawab terserah ayo kamu punya ide gak?"

Sejujurnya itu ide bagus. Daniel. 

"Jadi apa plan mu dengan hal itu?"

"Buku ini akan di nilai oleh semua guru, termasuk guru matematika jika bagus plan utama kita akan di realisasi kan,"

"Apa?" Tanya Daniel.

"Yaitu menghambat generasi selanjutnya seperti generasi sekarang yang telah melakukan kesalahan, dan juga generasi sekarang bukan berarti tidak punya potensi, kita bisa melakukan nya kan?"

Daniel membulatkan matanya terdiam, lalu menyeringai. "Bravo!" Ujar nya.

Apa itu pujian. 

"Kau lumayan juga yah~" kekah Daniel.

Ruelle sedikit tersipu.

Aku tidak terbiasa dengan sifat yang gak buruk nya. Ruelle. 

"Hehe kamu setuju? Ada saran lain?"

"Aku bakal bantu buat isi nya, aku tahu beberapa cara yang membuat ku cukup paham,"

Daniel mengungkap caranya dan Ruelle setuju, mereka saling berbagi ide hingga larut mendekati malam. Dering telepon berdering di handphone Ruelle pun tiba.

To be continud...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!