NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 09: Pemimpin Kelas 2-A

"Sendirian memang pilu, kenyataannya. Hati yang kesepian memang membutuhkan banyak ketenangan... itulah kesepian."

Pukul 10:25 pagi, cuaca cerah di atap Akademi

"Kakekku pernah bilang bahwa hati manusia itu seperti awan yang berjalan..." ucap seorang perempuan dengan rambut putih halus tergerai sampai punggungnya, bola mata indahnya menatap ke cakrawala. "...ketika mereka berjalan maka kehidupan akan selalu mengikutinya untuk mendapatkan kenangan sebagai warna kehidupan mereka."

Kedua sudut siku tangannya bertumpu pada pagar atap setinggi pinggang. Pandangannya menyapu seluruh kota Gargantia yang kini cerah berawan. "Kemudian ayahku pernah bilang bahwa manusia mampu hidup sendirian, karena orang yang paling kesepian adalah yang paling baik hati..."

Ursula mengedipkan matanya yang indah perlahan. "Namun bagiku..." pandangannya berubah bosan saat menuturkan kata-kata, "...hidup yang memiliki warna bukanlah hati manusia yang sesungguhnya..."

Matanya tertutup, seolah tidak ingin melihat apapun selain mengutarakan sesuatu yang menurutnya sangat ironis. "...kenyataannya manusia tidak mampu bertahan dari rasa kesepian."

Langkah kaki terdengar dari arah belakang, seseorang memanggilnya. "Nona Ursula, seperti biasanya kenapa nona selalu menghabiskan waktu di tempat seperti ini?"

"Nona Ursula adalah salah satu murid berprestasi dan memiliki wewenang penuh terhadap kelas 2-A. Selain itu, ia adalah salah satu keturunan bangsawan yang memiliki fasilitas mewah, terlihat seperti orang yang bisa memiliki apapun namun menurutnya kehidupan mewah itu begitu membosankan," pikir Roseta, sambil melihat punggung Ursula yang mungil dari belakang.

Menurut semua murid di sana, Ursula memiliki kepercayaan tinggi terhadap kebenaran dan kepribadian yang sangat dewasa. Ia tumbuh berkembang dengan prestasi yang tinggi sehingga dipilih menjadi ketua kelas di kelas yang paling dihormati yaitu 2-A Gargantia Akademi.

"Roseta... kah?" responnya tenang, menduga bahwa salah satu teman sekelas mendekatinya.

Perlahan matanya menatap ke samping, menampilkan setengah bola matanya yang indah seolah sedang menoleh ke belakang. "Saat aku ingin menghabiskan waktuku dengan tenang, tempat ini selalu menjadi pilihan pertama."

"Nona Ursula, apakah aku mengganggu waktumu?" tanya Roseta.

Tanpa berpaling Ursula menjawab, "Sama sekali tidak," kemudian ia menoleh ke arah temannya sembari menyeringai. "Aku tidak bisa diganggu oleh siapapun."

Melihat ekspresi Ursula yang karismatik, Roseta menyeringai senang. "Benar juga, nona Ursula adalah murid kebanggaan kerajaan. Terlebih, nona Ursula adalah penerus keluarga Silvervelt."

Ursula menghirup udara segar dan menghembuskannya perlahan, menikmati suasana di sana. Matanya melirik bayang pepohonan yang menyatu dengan tembok.

Tatapannya tiba-tiba menjadi serius dan bertanya dengan tajam, "Rose, sekarang... katakan semuanya kepadaku."

Roseta terkejut, menyadari bahwa firasat Ursula selalu tepat. "Sepertinya Sanade akan menghajar Asuka..."

Roseta terlihat sedikit kikuk. "...mungkin, ia akan memberi pelajaran kepada Fukari, mungkin Rika juga termasuk walaupun aku tidak pernah berpikir jika Sanade berani menyentuh Rika."

Setelah mendengar informasi penting dari Roseta, Ursula berpikir sejenak. "Sudah sewajarnya, karena Asuka melanggar peraturan Katafrakt dan mereka bertiga melanggar aturan Akademi. Sebagai murid bangsawan konglomerat, Sanade tidak akan tinggal diam jika ada yang ingin menjatuhkan nama Akademi."

"Apakah nona Ursula juga?" tanya Roseta, penasaran.

"Hah? Aku? Ah, tidak, aku tidak akan terlibat dengan murid bodoh seperti mereka—"

"Maaf aku mencela pembicaraan nona, maksudku apakah nona juga ingin memberikan mereka pelajaran karena mereka sudah mencoreng nama baik Akademi kita?"

"Oh itu, tidak... aku tidak ingin terlibat. Mereka selain membosankan, juga sangat merepotkan."

Roseta mendelik menatap temannya itu, meskipun sudah mengetahui sikap dewasa Ursula, mendengar secara langsung seolah mendapatkan pengetahuan baru. Roseta menyeringai, semakin bersemangat dekat dengan Ursula.

Ursula kemudian menatap langit-langit dan mengungkapkan sesuatu mengenai dirinya. "Roseta, apakah kamu berpikir aku ini adalah murid terbaik?"

"Tentu saja, semua orang sudah mengetahuinya!"

"Mereka salah tentangku, begitu juga denganmu..." kemudian ia berpaling ke arah temannya dan berkata. "Murid yang dapat merubah keadaan, maupun kasta, adalah Rika."

Roseta terkejut mendengar itu. Bisa-bisanya murid bangsawan seperti Ursula mengatakan hal itu, meskipun ia sedikit tidak mempercayainya.

Angin tenang menerpa rambut mereka, sekilas Roseta melihat wajah Ursula yang seakan-akan menyatu dengan pemandangan indah dan cerah. Setelah melihat kembali kepribadian Ursula, Roseta semakin mengaguminya.

"Roseta, kamu tidak akan mengetahui apa yang pernah ia lakukan sebelumnya karena kamu adalah murid pindahan..." katanya sambil menyentuh dan merapikan rambut yang menghalangi pandangannya. "...aku melindungimu, karena ia mengajarkanku betapa pentingnya melindungi seseorang daripada memikirkan hidupnya sendiri."

Wajah Ursula begitu tenang, ia benar-benar menyukai apa yang ia katakan saat ini. "Apakah menurutmu murid bangsawan bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan?"

Pertanyaan Ursula benar-benar membungkam Roseta, membuatnya bingung untuk merespon. "Aku tidak tahu pasti, namun kita bisa mendapatkan apapun dengan uang kita miliki?"

"Kau benar, kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan..." Ursula semakin menunjukkan senyuman khasnya. "Tapi, apakah kau pernah berpikir bahwa rakyat jelata mampu mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa memiliki sesuatu yang disebut uang?"

"Kalau itu, tidak mungkin terjadi... itu benar-benar sangat mustahil. Tapi aku yakin nona akan berpikiran ke arah usaha atau tekad, apakah aku benar?"

Mendengar jawaban Roseta, Ursula menjentikkan jemarinya sehingga mengeluarkan bunyi Ctlakk.

"Kau benar, tidak semua apa yang kita inginkan itu bisa kita dapatkan hanya dengan uang saja, melainkan dengan usaha untuk mendapatkannya..."

"...orang itu sudah menunjukkan secara langsung kepadaku, begitulah rasa hormat dan kagum itu muncul."

Ursula terus menuturkan perkataannya seolah mengajari temannya dengan baik. "Sekarang aku mengerti, alasan kenapa nona begitu menyukai Rika. Sekarang aku benar-benar telah belajar banyak dari nona."

Ursula meraih tangan Roseta dan mengatakan sesuatu dengan halus. "Kita harus memandang seseorang lebih dalam agar tahu siapa sebenarnya orang itu. Jika orang itu tidak berguna, abaikanlah..." kemudian Ursula meletakkan tangan temannya ke dadanya sambil berkata, "...namun, jika seseorang itu memiliki potensi yang lebih baik, kita bisa mendapatkan makna kehidupan. Sudah sewajarnya manusia belajar untuk saling memahami agar tidak salah ketika menilai seseorang."

Roseta mengangguk, tatapannya serius. Dia menerima banyak pelajaran dari orang yang ia kagumi.

Ya, dia adalah Ursula Silvervelt. Seorang murid berprestasi tinggi dengan kepribadian yang dewasa.

Hari itu di atap Akademi, angin berhembus sepoi-sepoi, memberikan ketenangan yang terasa sampai ke relung hati. Roseta yang berdiri di sebelah Ursula, masih terdiam, mencerna setiap kata yang baru saja diucapkan oleh teman karismatiknya itu. Ursula memandang jauh ke cakrawala.

"Nona Ursula," Roseta memecah kesunyian dengan suara lembut, "Aku selalu mengagumi bagaimana Nona bisa melihat kebaikan dalam diri orang lain. Bahkan dalam situasi yang sulit."

Ursula tersenyum tipis, matanya tetap memandang langit biru. "Kebaikan itu seperti permata yang tersembunyi di dalam tanah. Kadang kita semua harus menggali lebih dalam untuk menemukannya."

Roseta mengangguk pelan, menyadari betapa dalam pemikiran Ursula. "Kamu benar, Nona Ursula. Aku ingin belajar lebih banyak dari kamu."

Tiba-tiba, suara keras terdengar dari bawah. Suara tawa dan keributan siswa yang sedang berlarian di halaman Akademi. Ursula menghela napas panjang, merasakan kedamaian yang sejenak terusik.

"Roseta, kamu tahu kenapa aku selalu menghabiskan waktu di sini?" tanya Ursula, masih menatap ke bawah.

Roseta menoleh, penasaran. "Kenapa?"

"Di sini, aku bisa melihat segalanya dengan lebih jelas. Aku bisa melihat siapa yang bermain, siapa yang belajar, siapa yang bersedih, dan siapa yang bahagia. Di sini, aku merasa bisa mengendalikan segalanya, meskipun hanya untuk sesaat."

Roseta tersenyum memahami. "Kamu adalah sosok yang kuat, Nona Ursula. Tapi, apakah kamu tidak merasa kesepian di sini?"

Ursula tertawa kecil, namun ada nada getir dalam suaranya. "Kesepian sudah menjadi teman akrabku. Tapi seperti yang pernah kukatakan, manusia tidak bisa bertahan dari rasa kesepian. Itulah sebabnya manusia harus mencari seseorang yang bisa disebut sebagai teman, seperti kamu Rose."

Roseta merasa tersentuh oleh kata-kata Ursula. Ia menatap temannya dengan penuh rasa hormat dan kagum. "Aku beruntung bisa menjadi temanmu, Nona Ursula. Dan aku akan selalu ada di sini untukmu."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati momen kebersamaan yang tenang. Angin kembali berhembus, membawa aroma segar dari taman di bawah. Matahari yang bersinar cerah membuat bayangan mereka tampak panjang di lantai atap.

Kemudian, Ursula berpaling, menatap Roseta dengan mata yang penuh kebijaksanaan. "Rose, ingatlah ini. Tidak peduli seberapa besar kekuasaan atau harta yang kita miliki, nilai sejati manusia terletak pada hatinya. Dan hati yang paling indah adalah hati yang mampu melihat kebaikan dalam diri orang lain, meskipun dalam keadaan tersulit."

Roseta mengangguk, merasa mendapatkan pelajaran berharga. "Aku akan mengingatnya, Nona Ursula, karena aku selalu percaya kepadamu."

Ursula tersenyum, kali ini dengan tulus. "Mari kita kembali ke kelas. Hari ini masih panjang dan banyak yang harus kita lewati, Rose."

Roseta mengangguk dan mengikuti Ursula dari belakang, sementara dia melihat rambut putih panjang Ursula sedikit mengkibar dengan anggun, seolah seekor angsa yang melebarkan sayap indahnya.

Sesampainya di koridor penghubung antar kelas, suasana sedikit berbeda. Semua siswa tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing, namun ada ketegangan yang tersembunyi di udara. Ursula dan Roseta saling berpandangan, merasakan ada sesuatu yang tidak biasa.

Di sudut kelas, Sanade terlihat sedang berbicara dengan beberapa siswa. Wajahnya serius, dengan ekspresi yang menunjukkan ketidaksabaran. Ursula menarik napas dalam-dalam, menyadari bahwa masalah yang dibicarakan Roseta tadi mungkin lebih serius dari yang ia duga.

Ursula berjalan mendekati Sanade, dengan Roseta mengikutinya. "Sanade, apa yang sedang terjadi di sini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh otoritas.

Sanade menoleh, sedikit terkejut melihat Ursula. "Oh, Ursula. Aku sedang mencoba menyelesaikan masalah yang melibatkan Asuka dan yang lainnya."

"Masalah apa tepatnya?" Ursula menatap Sanade dengan tajam, ingin mendapatkan jawaban yang jelas.

Sanade menghela napas, lalu menjelaskan. "Asuka telah melanggar beberapa aturan dalam pertarungan katafrakt dan rumor menggelikan itu dia mencoba menantang Rika, sepertinya Fukari juga terlibat, dan aku tidak bisa membiarkan hal itu selesai begitu saja."

Kemudian menatap curiga dan tajam kearah Ursula. "Jangan berpikir kau ingin menghentikanku, Ursula."

Ursula mendengarkan dengan seksama, lalu berkata, "Aku mengerti. Tapi kau harus berhati-hati dalam menangani masalah ini. Jangan sampai kau membuat situasi semakin memburuk, aku tidak ingin mendengar keributan ditelingaku, kau paham?"

Sanade semakin menatap tajam. Namun akhirnya dia memilih untuk menghindari Ursula.

Roseta yang berdiri di belakang Ursula, merasa kagum dengan cara Ursula menangani situasi. Ia melihat betapa Ursula mampu membawa ketenangan dan kejelasan dalam situasi yang tegang.

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!