Maura yang dulunya seorang Nona Muda keluarga ternama tiba-tiba harus menerima kenyataan keluarga nya bangkrut karena ulah sang paman yang serakah. Disaat sang kakek meninggal malah disuguhkan kenyataan dengan hutang yang menumpuk.
Bukan hanya itu, sahabat kakeknya membawa surat perjanjian perjodohan dengan seorang pria yang tak dia kenal. Mampukah Maura menerima pernikahannya dengan Dedi?
Bagaimana kisah cinta Maura dan Radit yang telah terjadi sejak lama setelah mengetahui kekasihnya kini jadi adik iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9.
Radit masih cengo karena tidak mengerti ucapan kakeknya maupun ucapan Dedi. Radit memang belum diberitahu apapun tentang rencana pernikahan atas perjodohan yang sudah direncanakan oleh Surya pada 20 tahun yang lalu dengan Darma, kakeknya Maura yang sudah meninggal.
Dedi merasakan jantungnya berdebar sangat kencang ketika melihat tatapan Radit yang terus terarah kepada Maura. Apa yang akan dilakukan oleh Radit kalau kakaknya itu mengetahui tentang tunangannya yang sekarang sudah menikah dengannya? Apakah Radit akan mengamuk seperti saat mereka masih kanak-kanak dulu? Ketika barang milik Radit di rebut oleh Dedi.
Maura sendiri sejak tadi hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia tidak berani untuk menatap wajah Radit yang sampai saat ini menunggu penjelasan darinya mengenai keberadaan dirinya di rumah itu.
"Maura! Katakan padaku, sayang. Apa yang sedang terjadi disini? Oh ya, sejak kapan kau kenal dengan kakek dan adikku?" tanya Radit masih berusaha tersenyum pada kekasihnya yang amat dia rindukan. Tetapi Maura masih bungkam seribu bahasa. Maura kesulitan untuk menjelaskan semuanya pada Radit yang menuntut penjelasan darinya.
Maura kaget mengetahui fakta kalau Radit dan Dedi ternyata kakak dan adik. Maura semakin sesak nafas rasanya. Bagaimana dia akan menjalani hari-harinya kedepan, di hadapan mereka berdua yang berstatus suami dan mantan kekasih? Walaupun hanya memikirkannya saja sudah sukses membuat kepalanya pusing tujuh keliling.
'Maafkan, aku! Aku harap kau akan menemukan kebahagiaan diluar sana. Walaupun tanpa aku disisimu!' batin Maura sedih sambil mendoakan Radit yang selama ini sudah menjadi kekasih yang baik untuk dirinya.
Malika merasa kesal karena diacuhkan oleh semua orang di mansion itu. Dia sebenarnya berniat untuk membuka rahasianya bersama Radit. Tapi nyali Malika menciut saat ingat dengan ancaman Radit saat mereka turun dari mobil. Malika menutup rapat mulutnya. Dia memutuskan untuk bermain cantik dalam hal menaklukan Radit agar bisa masuk ke dalam keluarga Hartawan dengan mulus tanpa rintangan yang berarti.
Sementara itu Niken hanya melihat mereka dari kejauhan. Niken tidak berani untuk mendekat. Karena di sana ada Rahayu yang sedang temu kangen dengan Radit yang selama dua bulan berada di Amerika.
Rahayu tidak berani banyak tingkah di hadapan Surya. Mengingat ancaman yang sudah dikatakan oleh ayah mertuanya pada saat pernikahan Maura dan Dedi tempo hari. Dia bersikap baik bila ada Surya, tapi berubah jadi nenek lampir saat Surya atau Dedi pergi bekerja.
Saat melihat Surya mendekat padanya, Radit kemudian mendekati Surya dan meminta penjelasan padanya. "Kek, jelaskan semua ini padaku!" Tuntut Radit dengan suara bergetar.
Radit merasakan sakitnya dikhianati oleh orang yang dia sayangi. "Saat di Amerika Aku berjuang siang dan malam untuk segera menyelesaikan semua masalah Perusahaan kita. Tapi begini kakek membalas kerja kerasku? Kenapa Kek? Bukankah aku juga adalah cucumu? Kenapa kau selalu mengutamakan Dedi melebihi apapun? Kenapa?" terlihat raut kekecewaan tergambar jelas di wajah Radit.
Radit bahkan belum duduk di sofa atau diminum air di mansion itu. Tapi kini dia tampaknya harus keluar lagi dari Mansion itu demi menenangkan dirinya agar tetap waras dalam menghadapi masalah pelik itu.
Maura melirik pada Radit yang menatapnya dengan penuh luka. Malika berusaha untuk meraih jemari Radit tetapi langsung dihempaskan begitu saja. "Pergi! Kenapa kamu masih ada di sini? Bukankah jam kerja kamu sudah selesai sejak tadi?" tanya Radit sambil melotot ke arah Malika yang terkejut melihat perlakuan Radit kepadanya yang amat kasar dan tak berperasaan sama sekali.
Malika sangat takut melihat amarah di mata Radit. Dia kemudian berpamitan kepada mereka dengan sopan dan berusaha mencari muka dihadapan Rahayu maupun Surya. Walaupun hatinya begitu dongkol setiap ingat tentang Radit yang masih mencintai Maura walaupun Wanita itu sudah menikahi Dedi.
"Aku pulang dulu! Ingat ya, Besok pagi-pagi ada rapat penting masalah laporan perjalanan bisnis kita. Selamat malam," pamit Malika pada akhirnya.
Semua orang hanya diam dan menatap kepergian Malika dengan biasa saja. Tak ada yang menganggap wanita itu penting di dalam mansion itu. Hal itu tentu saja dirasakan juga oleh Malika dan itu membuat dia begitu geram dan marah.
"Lihat saja nanti! Aku pasti bisa buat Pak Radit bertekuk lutut padaku! Aku akan menjadi penguasa Mansion itu dan membuat mereka semua takluk padaku!" Janji Malika saat dia meninggalkan tempat itu.
***
Maura saat ini memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan tidak memperdulikan keributan yang ada di ruang tamu. Maura masih begitu kaget dengan kebenaran itu. "Puas kamu? Gara-gara kamu mereka menjadi ribut dan bersitegang. Kamu perempuan pembawa sial!" Kesal Rahayu saat dia melintas di hadapan Maura yang hendak menuju dapur untuk mengambil air minum.
Maura hanya diam saja dan tidak merespon apapun yang dikatakan oleh Rahayu. Maura tidak ingin ikutan gila seperti perempuan itu yang selalu memandang rendah orang yang tidak dia sukai. Maura memilih tetap jadi dirinya sendiri walaupun dia dibenci disana.
Hanya Surya yang memperlakukan dirinya sebagai layaknya manusia berharga. Maura sudah diwanti-wanti oleh Surya untuk tetap mengangkat kepalanya dengan penuh harga diri di mansion itu. Surya sangat mengenal karakter Rahayu yang sombong dan arogan.
"Hey, Kenapa kok diam saja diajak bicara? Kamu bisu atau tuli?"
"Maaf, saya tidak memiliki waktu untuk melayani amarah anda!" Ujar Maura santai.
Tentu saja Rahayu benar-benar muak dengan ketenangan Maura. Dia merasa diejek dan dihina oleh Maura dengan kelakuan itu. "Apa kamu merasa lebih hebat karena disayangi oleh Tua bangka itu? Hey, kau itu tidak ada artinya apa-apa di mataku! Hanya sampah gak guna!" Maki Rahayu yang benar-benar keterlaluan pada Maura.
Maura hanya tersenyum mendengar semua caci maki yang ditujukan oleh Rahayu kepadanya. "Maaf, Tante! Saya ingat bahwa status kita di kediaman ini sama-sama sebagai menantu. Akan lebih baik kalau anda dan saya bisa bergaul dengan baik disini."
"Apa? Kau ini sedang mimpi atau sedang berhayal, hmm? Mau aku bergaul dengan baik denganmu di sini? Aku adalah Nyonya Hartawan di rumah ini. Siapa kamu, huh?" Rahayu kesal bukan kepalang dengan kepercayaan diri Maura yang terlalu besar menurutnya.
"Setidaknya aku adalah menantu yang masih bersuami dan disayangi oleh kakek Surya. Anda? Hey, bahkan suamimu sudah meninggal begitu lama. Kenapa kamu masih tidak tahu malu dan tetap berada di sini. Apa tadi? Kau mengklaim dirimu sebagai Nyonya Hartawan? Bangunlah dari mimpi panjang anda! Kita di sini sama-sama menantu sebaiknya saling menghormati satu sama lain! Paham?" Maura kemudian memilih untuk meninggalkan Rahayu yang begitu marah kepadanya atas kelancangannya berani menantang kekuasaan Rahayu sebagai nyonya Hartawan yang terhormat.
lanjut thor
itu uang khalal kok yg berasal dr klurga km dulu yg jd jatah niken cm baru nyampe ketgny skrg stlh dikekepin mulu ma yg dia pangil bapakny yg udh kabur ma istri dan ankny yg rencanany mo insaf🤭🤭🤭
lanjut thor
lanjut thor