Catylin Freya Anggara, orang tuanya telah meninggal, harta warisan juga dirampas oleh pamannya. Kini dia harus menelan pil pahit lagi karena kepolosannya direnggut paksa.
Semua berawal dari pamannya yang berhutang sejumlah uang yang besar pada Mafia.
Sebagai gantinya paman catylin menjual keperawanan keponakannya itu untuk melunaskan hutangnya.
Catylin pergi dari rumah dan luntang-lantung hidup di jalan hingga dia bertemu sahabatnya saat SMP yang kini telah sukses dan kaya raya.
Wanita itu menceritakan pada Catylin bahwa dia masuk ke rumah pelacuran kelas atas untuk mendapatkan banyak uang.
Catylin masuk ke rumah pelacuran mewah yang berada di tengah kota. Lambat laun Catlyn menjadi primadona dan incaran banyak CEO kaya untuk One Night Stand.
Dia ingin balas dendam pada Pria yang telah secara paksa merenggut kesuciannya melalui rumah pelacuran itu.
Kelanjutannya bisa kalian baca jangan lupa like, subscribe, dan vote untuk keberlangsungan cerita!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indirani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Kalung Mewah Dari Alex
"Hah kemana? Ke Bali?" tanya Catylin saat dia membuka kaca mata hitam yang bertengger di matanya. Saat ini dia tengah bersantai di samping kolam renang. Tiba-tiba Santi membawa kabar bahwa mereka akan pergi ke Bali.
"Iya ada pemotretan di Bali, ya sekalian deh kita jalan-jalan," ucap Santi.
"Udah bilang sama mami belum?" tanya Catylin sambil menyeruput es jeruk yang di ambilnya dari meja kecil di samping kursi tempat Catylin merebahkan badan.
"Udah, udah bilang sama Mami. Lagian kita pergi enggak lama sih cuma 3 hari doang," jawab Santi yang masih melihat jadwal tiket online di ponselnya.
"Nah dapet ni penerbangan sore ini, aku langsung beli ya?" ucap Santi.
"Yaudah kamu beres-beres deh sekarang," lanjut Santi.
Mereka pun segera berkemas dan membawa masing-masing sebuah koper kecil. Catylin mengenakan mini dress bunga-bunga berwarna kuning yang serasi dengan sepatu boot hitam.
Tidak lupa dia mengenakan topi baret hitam dan kacamata hitam juga. Tas mungil kecil menambah penampilannya jadi terlihat lebih manis.
Sedangkan Santi dia mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan jaket kulit berwarna coklat. Topi putih serasi dengan kaosnya menambah kesan sporty.
Mereka pun melakukan Chek-in di Airport setelahnya mereka memasuki Gate keberangkatan dan menunggu panggilan untuk masuk ke pesawat.
Selama menunggu kurang lebih satu jam mereka pun memasuki pesawat. Dalam waktu kurang lebih 2 jam mereka pun tiba di bandara I Gusti Ngurah Rai.
Mereka segera mencari hotel yang berada di dekat studio sehingga lebih mempermudah mereka.
Kali ini Catylin hanya melakukan pemotretan biasa dan sesi wawancara sebagai model. Pemotretan dan sesi wawancara akan dilakukan besok pagi, sehingga pada malam hari ini Catylin dam Santi memutuskan untuk jalan-jalan.
Mereka tiba di sekitaran pantai seminyak dan masuk ke sebuah kafe yang cukup terkenal di sana. Mereka pun memesan makanan dan minuman.
Saat itu penampilan mereka berdua sangat cantik hingga menarik beberapa turis asing untuk sekedar berkenalan hingga tiba seorang pria yang menarik perhatian Catylin.
Pria itu mungkin berusia sekitar 28 tahun. Dia memiliki wajah tampan dengan kesan ketimuran mix Eropa. Pria tampan yang sedang tersenyum kepada Catylin itu menggunakan jam mewah merk Hublot yang mungkin bernilai 3-6 milyar.
Pria itu duduk di samping Catylin dan memperkenalkan dirinya sebagai Alex. "Namaku Alex, bisakah aku tahu nama wanita cantik sepertimu?" Alex langsung mencium tangan Catylin dengan lembut.
"Namaku Catylin dan di depanku adalah Santi, sahabatku." Alex kemudian memanggil seorang temannya untuk bisa ngobrol dengan Santi.
"Jerry, kemarilah!" Mereka pun berkenalan. Teman Alex yang bernama Jerry ini duduk di dekat Santai dan tak berhenti berkedip menatap wajah Santi yang cantiknya tak kalah dari Catylin.
Malam itu mereka mengobrol panjang hingga Catylin dan Santi mabuk. Mereka membawa dua wanita cantik itu ke sebuah kamar hotel dan sesuatu pun terjadi.
Saat Catylin terbangun dia berada di tempat tidur bersama Alex tanpa pakaian. "Hei bangun, aku harus pergi sekarang! Di mana temanku? Aku ada pemotretan!" Alex terbangun dan kaget melihat dia dan Catylin tanpa busana.
"Aku benar-benar minta maaf Catylin. Aku mabuk dan aku tidak sadar kalau aku sudah. Aku..."
"Sudah nanti dulu. Di mana Santi?" Mereka pon menelepon teman masing-masing. Ternyata Santi ada di kamar sebelah. Mereka tidak begituan karena Jerry tertidur akibat mabuk.
Catylin memberikan no whatsappnya pada Alex dan segera pergi. Alex samar-samar ingat apa yang mereka lakukan tadi malam dan dia sangat menyesalinya.
Santi dan Catylin buru buru untuk bersiap ke studio pemotretan. Untungnya mereka menginap di hotel dekat studio sehingga tidak butuh waktu lama mereka tiba di tempat.
"Aduh, kalian kemana aja? Udah 1 jam kami menunggu di sini." Catylin dan Santi mengucapkan permintaan maaf mereka dan pemotretan pun di mulai.
Setelah pemotretan selesai pada siang hari, Catylin pun melakukan beberapa wawancara dengan sebuah majalah.
Pada sore harinya mereka baru menyelesaikan segala pekerjaan. Catylin memeriksa poselnya dan melihat beberapa pesan dari Alex. Mereka berencana untuk bertemu nanti malam.
Catylin pun bersiap-siap dan tampil dengan cantik mengenakan dress mini hitam dengan motif jaring-jaring panjang yang menutupi lengannya.
Dia memakai anting yang menjuntai panjang dengan beberapa cincin yang menghiasi jari-jarinya.
Dia juga memakai pouch kecil yang elegan karena akan pergi makan malam dengan Alex. Tibalah dia di sebuah restoran mewah.
Alex saat itu memesan satu restoran hanya untuk mereka berdua. Banyak Lilin di sekitar mereka yang diatur dengan rapirapi menambah suasana romantis.
"Alex, apa ini?" tanya Catylin saat dia melihat sekelilingnya penuh dekorasi Lilin dan potongan kelopak mawar merah.
"Catylin, aku sangat menyukaimu, tolong terima ini sebagai hadiah tidak peduli kau akan menerima rasa suka ku atau tidak." Alex mengeluarkan sebuah kotak yang berisi kalung berlian.
"Maaf Alex sepertinya aku tidak bisa menerima kalung ini. Aku juga tidak bisa menerima rasa sukamu. Kita baru saja bertemu hari ini!" tolak Catylin dengan suara yang lembut.
Wajah Alex semakin sedih saat rasa sukanya tidak diterima tapi pria tampan itu tetap memaksa Catylin untuk menggunakan kalung yang dia berikan.
"Kalau begitu terima kalung ini sebagai tanda persahabatan kita," ucapan Alex yang lirih ditambah dengan wajahnya penuh harap membuat perasaan Catylin semakin tidak enak jika terus menolak pemberian Alex.
Catylin pun mengangguk dan mengatakan bahwa dia menerima kalung itu. Alex begitu senang sehingga dia langsung berdiri dan memasangkan kalung itu pada leher Catylin.
Mereka bicara banyak hal. Beberapa hal yang Catylin tahu ternyata Alex ini juga bukan orang sembarangan. Dia berasal dari keluarga terpandang dan termasuk konglomerat.
Entah hal itu akan membawa dampak yang baik atau buruk Catylin tidak tahu. Setelah malam itu mereka memutuskan untuk kembali ke temapt masing-masing.
Mereka bisa saling menghubungi kalau mereka sudah tiba di jakarta.
Keesokan paginya Catylin dan Sinta pun bersiap-siap untuk pulang. Sayang sekali mereka hanya bisa menghabiskan waktu selama 3 hari di bali. Liburan mereka terbatas karena nanti malam mereka sudah harus bekerja lagi.
Setibanya Catylin di jakarta dia makan siang terlebih dahulu bersama Sinta sebelum mereka kembali ke Flower Fairy.
"Sampai kapan ya kita akan terus berada di Flower Fairy?" tanya Sinta ada Catylin yang sedang menyeruput es kelapa di depannya.
"Aku akan berhenti karena aku sudah menemukan orang yang aku cari. Lagi pula aku sudah mengumpulkan banyak uang, aku tidak mau terus bekerja menyenangkan orang-orang. Aku juga ingin memiliki kebahagiaan sendiri," ungkap Catylin menatap jauh langit biru sembari bicara tentang masa depannya.
please
Semangat Ka author n ttp samangat....
semua orang di sisi'y jahat bin biadab..