NovelToon NovelToon
TERGODA JANDA PIRANG

TERGODA JANDA PIRANG

Status: tamat
Genre:Janda / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Teen Angst / Tamat
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Napp

Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu Uang

Sepeninggal lelaki itu....

"Sebenarnya ada apa a? Sepertinya ada sesuatu yang ingin aa bicarakan padaku," ucap Euis dengan alis yang saling bertaut menatap kekasih hatinya itu.

"Ya sayang kemarilah!" Hardi dengan antusias mengajak Euis masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepian tempat tidur milik wanita itu.

"Ada apa a?"

Euis kembali tersenyum dan tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah boxer yang berada di lantai kamar, tepatnya di samping kaki Hardi, Euis terkejut ketika menyadari benda apa itu? sebuah celana Boxer milik seorang laki-laki.

Perlahan Euis meraih celana itu dengan menggunakan kakinya mendorongnya agar masuk ke kolong ranjang sambil terus menatap Hardi yang juga sedang menatap kedua maniknya lekat.

"Sayang aku punya sebuah kejutan untukmu!" Ucap Hardi dengan begitu antusias.

"Apa itu a?" Euis tersenyum lebar, berharap kejutan itu adalah segepok uang yang ia minta tadi malam kepada lelaki itu.

"Aku sudah Menceraikan Asih secara lisan dan aku berjanji padamu akan secepatnya mengurus perceraian kami lalu merencanakan pernikahan kita," ucap Hardi dengan begitu semangat.

Euis kembali melebarkan senyum, tidak seperti yang diharapkannya, yaitu bukan segepok uang yang akan diberikan oleh Hardi. Namun Kata-kata yang diucapkan oleh lelaki itu, jauh lebih menyenangkan baginya. Secercah harapan besar untuk masa depannya agar segera melepas statusnya sebagai janda.

"Aa serius?" pekik Euis dengan mata membulat sempurna.

"Ya Sayang serius!" Sahut Hardi lagi.

Euis tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya. Iya kemudian memeluk lelaki itu dengan erat sembari mengucapkan terima kasih secara berulang-ulang.

"Terima kasih a Hardi!" Terima kasih ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sama-sama sayang." Balas Hardi.

Euis melerai pelukan Mereka kemudian menatap lelaki itu dengan lekat.

"Aku senang sekali a! Akhirnya keinginanku untuk bisa menjadi istri sahmu sebentar lagi akan terwujud dan menjadi kenyataan. Setelah itu kita bisa melakukan apa saja tanpa harus bersembunyi-sembunyi seperti ini lagi," ucap Euis dengan begitu antusias.

"Ya Kamu benar sayang! Itu pula yang aku harapkan, aku ingin kita bebas melakukan apa saja kapanpun dan di mana pun kita suka," saut Hardi yang tak kalah semangatnya.

"Ehm... tapi... aa bawa uang yang aku minta tadi malam kan?" Tanya Euis sambil tersenyum manja. Iya memainkan jari telunjuknya di dada bidang lelaki itu.

Hardi tersenyum kecut. Iya benar-benar lupa Soal uang yang diminta oleh Euis tadi malam.

"Ehm... sayang maafkan aku, aku lupa. Tapi aku berjanji akan menyerahkan uang itu padamu nanti siang. Bagaimana?" Ujar Hardi beralasan.

Euis Menekuk wajahnya dengan sempurna.

"Hmmm janji ya a! Soalnya aku butuh uang itu a. Aku ingin ke salon terlebih dahulu, lalu membeli barang-barang untuk berjualan, lihat modal warungku pada abis a!" rengek Euis dengan sedikit kesal.

"Iya...iya... aku janji. Bukankah selama ini aku selalu menepati janjiku? Mana pernah aku membohongimu?" Ucap Hardi meyakinkan.

Euis Akhirnya kembali menyunggingkan senyumannya. Setelah ia pikir-pikir apa yang dikatakan oleh Hardi memang benar. Lelaki itu memang belum pernah membohonginya selama ini.

"Baiklah a, aku tunggu nanti siang ya," jawabnya.

Hardi lalu mendekatkan wajahnya ke Euis kemudian mengecup bibir ranum yang sangat menggoda imannya itu dengan begitu beringas. Euis pun tidak mau kalah, ia membalas kecupan Hardi dengan penuh bersemangat.

Hingga beberapa menit kemudian, Hardi pun menyudahi aksinya. Aku harus bekerja Sayang, Aku tidak ingin ke duluan Pak Surya ucap Hardi.

"Baiklah tapi jangan lupa nanti siang a," Euis mengingatkan.

"Oke, aku pergi dulu sayang" ucap Hardi lagi sembari melabuhkan ciuman hangatnya di kening wanita itu.

Hardi pun segera beranjak dari ruangan itu menuju pintu belakang, diikuti oleh Euis dari belakang.

"A... Hari ini aku nggak jualan. Aku mau jalan-dulu" ucap Euis sebelum Hardi pergi meninggalkannya.

"Mau ke mana? tanya Hardi heran.

"Aku mau ke salon, lalu ke pasar, Aku ingin beli beberapa keperluan warung" jawab Euis.

"Baiklah terserah kamu, tapi nggak usah berlama-lama ya" ujar Hardi.

"Baiklah kalau begitu." Sahut Euis lalu ia pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Hardi pun kembali melanjutkan langkahnya, meninggalkan warung kopi milik Euis. Sepeninggal Hardi kembali ke kamar mengambil celana Boxer yang disembunyikan di bawah kolong ranjang.

Euis tersenyum lega...

"Huft!" Untung a Hardi nggak lihat ini, kalau lihat bisa berabe urusannya.

Euis membawa celana Boxer tersebut keluar dari warungnya kemudian membuang benda itu ke tempat sampah. Euis kembali lagi ke kamarnya untuk membereskan ranjang yang teramat berantakan seperti kapal pecah, serta mengambil lingerie miliknya yang tergeletak dengan sembarang.

Setelah semuanya beres, iya Pun berdandan secantik mungkin. Seperti yang ia katakan kepada Hardi, iya ingin pergi ke suatu tempat setelah lelaki itu menyerahkan uang yang ia minta nanti siang.

"Hari ini jadwal ke Mbok Jum. Setelah itu baru ke tempat Asih. Aku harus segera singkirkan wanita itu agar tidak kembali mengganggu hubunganku bersama a Hardi" gumamnya sambil menyeringai.

Setelah hari mulai siang...

Euis dengan tidak sabar menunggu kedatangan Hardi. Iya berjalan bolak-balik sambil sesekali mengintip dari balik jendela warungnya.

"Ish.... a Hardi lama sekali" gerutu Euis dengan wajah masam.

Euis melirik jam yang menempel di dinding kamar dan ternyata waktu sudah hampir tengah hari. Namun Hardi belum juga kelihatan batang hidungnya. Euis sudah mencoba menghubungi nomor ponsel lelaki itu, tetapi tidak diangkat dan pesan chat pun tidak dibalas.

"Is a Hardi Kenapa sih? Mungkin dia beneran lagi sibuk bekerja, hingga tidak dapat menerima panggilan dariku?" gerutu Euis.

Hingga yang ditunggu-tunggu oleh Euis pun tiba. Tampak Hardi melenggang dari kejauhan menuju warungnya. Lelaki itu berlari kecil karena cuaca saat itu memang sedang panas-panasnya.

Euis yang tadinya kesal, tiba-tiba tersenyum dan wajahnya langsung berbinar ketika melihat kedatangan lelaki itu. Euis yang sudah tidak sabar, segera berdiri di ambang pintu sambil memasang senyuman semanis gula mungkin ke arah Hardi.

"Sayang maafkan aku" Hardi yang baru saja menginjakkan kakinya di warung itu, segera memeluk Euis.

"Ish....kenapa baru sekarang aa? Lihat nih! Make up aku sampai luntur begini," ucap Euis dengan setengah kesal. Iya dengan cepat melerai pelukan Hardi sebab saat itu Hardi berkeringat. Cuaca yang panas membuat aroma parfum lelaki itu memudar dan kalah dengan aroma sengatan matahari.

"Maaf sayang. Hari ini aku benar-benar sibuk. Pak Surya marah-marah karena aku terlambat datang. Untung Pak Surya masih mengijinkan aku ke sini, kalau tidak alamat uangmu akan tiba sore nanti" saut Hardi

"Hmm... amit-amit jabang bayi! Ya sudah sekarang Mana uangnya a?" Euis mengulurkan tangannya ke hadapan Hardi dan menunggu lelaki itu memberikan sejumlah uang yang ia minta tadi malam.

Sebentar ucap Hardi kemudian meraih dompetnya dari saku celana bagian belakang. Hardi membuka dompet tebalnya dan tampak Jejeran uang kertas berwarna merah dan biru tersusun dengan rapi. Hardi meraih tumpukan uang itu kemudian menyerahkan kepada Euis.

Euis senang bukan kepalang. Iya kembali tersenyum lalu melabuhkan ciuman hangatnya di pipi kanan lelaki itu.

"Terima kasih banyak aa Hardi sayang! Tapi itu kok disisain? Kenapa tidak diserahkan aja semuanya sama aku?" Tanya Euis sambil melirik sisa Jejeran uang yang masih ada di dalam dompet milik Hardi.

Ini untuk aku beli rokok sayang. Masa iya sih aku beli rokoknya mesti ngutang ke warung dulu, saut Hardi sembari mengacak pelan puncak kepala Euis.

"Oh... baiklah kalau begitu," saut Euis sambil mengangguk pelan.

"Ya sudah aku harus balik lagi. Aku tidak ingin si pemarah itu kembali memarahiku karena aku terlambat masuk," ucap Hardi sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Ya a, lagi pula aku pun ingin berangkat sekarang juga. Kalau nanti-nanti takutnya kesorean," saut Euis.

Hardi pun tersenyum.

"Hati-hati di jalan ya sayang. Ingat jangan keluyuran! Setelah selesai, segera pulang!" tegas Hardi mencoba mengingatkan Euis kembali.

"Iya iya a...Tenang aja aku pasti ingat kok!" saut Euis.

1
Ulufi Dewi
Luar biasa
arniya
bagus kak
Mr E
Mulai nyesel deh
Sinta Wati
Gile bener...
Sinta Wati
wow...
NAP 21
siiip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!