GADIS DESA MILIK PRESDIR

“Sepertinya aku mengenal daerah ini.” Ucap Mario dalam hati apalagi Mario melihat dengan jelas dari kaca helicopter yang ia tumpangi bersama kedua orang tuanya dimana terdapat air terjun yang pernah ia jumpai beberapa minggu lalu.

Tak lama helicopter yang membawa Mario dan kedua orang tuanya mendarat di lapangan lebar mereka pun disambut hangat oleh beberapa orang yang sudah menunggu mereka.

“Dimana ini ?” tanya Mario membuka kaca mata hitamnya memperlihatkan wajah tampan rupawannya, sehingga beberapa pekerja perkebunan yang kebetulan lewat merasa kagum dengan Mario.

Mario dan kedua orang tuanya kemudian diajak ke kediaman sahabat Scherzinger. Begitu mereka sampai disana, sebuah rumah yang begitu asri dan sejuk karena dikelilingi perkebunan sayuran.

“Syeh Scherzinger !” teriak Sarifudin sebut saja namanya Sarif.

“Sarifudin !” Scherzinger dan Sarif saling berpelukan hangat seolah menyalurkan rasa rindu yang sudah lama terpendam karena mereka telah lama tak berjumpa.

“Apa kabar mu ?” tanya Sarif ia kemudian mempersilahkan sahabat berserta anak istrinya masuk ke dalam rumahnya, rumah sederhana namun terasa sejuk dan damai.

“Seperti yang kau lihat, aku sehat. Nah ini dia putraku, Mario Syeh Scherzinger.” Scherzinger memperkenalkan Mario pada Sarif.

Sarif pun hanya tersenyum dengan kepala yang manggut-manggut. Sedangkan Mario bersikap datar, ia baru tahu jika pria paruh baya di hadapannya kini adalah calon Ayah mertuanya.

“Istriku sudah menyiapkan makan siang untuk kita semua, ayo.” Ajak Sarif pada Scherzinger dan anak istrinya.

Dan disinilah mereka berlima berada mereka tengah menikmati makan siang dimana meja makan tersebut memang diluar ruangan karena model dapur dan ruang makan rumah Sarif bernuansa model orang luar negeri.

“Jadi bagaimana, sudah siap kawin sama anak gadis ku ?” tanya Sarif pada Mario, dan Mario hanya diam saja.

“Tentu saja dia siap, dia sudah siap luar dan dalam.” Jawab Scherzinger cepat disela aktivitas makannya.

“Orangnya saja aku tidak tahu !” batin Mario ia lebih baik memasukkan lagi nasi ke dalam mulutnya, karena ia memang tengah lapar.

“Oh bagus kalau begitu, nanti kau ke kandang sapi belakang rumah, dan temui anak gadis ku, karena ia suka ngangon sapi di jam seperti ini !” celetuk Sarif hingga membuat Mario tersedak makanannya.

“Uhuk..!”

Mario kemudian meneguk air putih dengan cepat.

“Ngangon sapi ?” Mario begitu terkejut karena calon istrinya suka bermain dengan sapi, sudah jelas berarti calon istrinya tersebut berbanding terbalik dengan kekasihnya, Melisa.

“Iya ngangon sapi, dia biasanya suka memberi makan sapi peliharaannya.” Jawab Sarif apa adanya, karena anak gadisnya tersebut memang suka bergaul dengan sapi dan alam.

“Gadis seperti itu yang mau dijodohkan dengan ku ? yang benar saja !” Mario kini hanya bisa menahan emosinya karena mengetahui kebiasaan calon istrinya tersebut.

Selang beberapa menit kemudian, setelah Mario selesai makan ia kemudian diajak oleh pembantu rumah Sarif untuk menemui calon istri Mario.

“Nah itu dia orangnya.” Tunjuk pembantu tersebut dengan jari jempolnya ke arah wanita yang tengah bercengkrama dengan sapi.

“Perempuan biasanya suka jalan-jalan, belanja atau ke salon untuk mempercantik diri, tapi kenapa wanita yang dijodohkan dengan ku hobinya bermain dengan Sapi !” sunggut Mario.

“Tenang saja, walaupun dia suka bermain dengan sapi. Tapi aden tidak perlu khawatir karena calon istri aden itu kembang desa di kampung ini !” ucap pembantu itu lagi pada Mario.

“Kembang desa apanya kalau suka bermain dengan sapi !” celetuk Mario hingga tiba-tiba calon istrinya tersebut memalingkan muka melihat ke arahnya dan membuat Mario seolah merasa terhipnotis dengan wajah cantik calon istrinya tersebut.

“Minggir !” pekik calon istri Mario saat melihat salah satu sapinya yang tiba-tiba berlari mendekat ke arah Mario.

Bugh

Tubuh Mario terlempar ke depan saat ditumbur oleh sapi dan dengan cepat calon istri Mario menyambut tubuh Mario agar tidak jatuh ke tanah, hingga tatapan mereka saling bertemu satu sama lain.

“Walah…ini namanya jatuh cinta pada pandangan pertama namanya !” celetuk pembantu tersebut sebelum meninggalkan sepasang calon suami istri yang kini tengah dalam posisi intim dimana tubuh calon istri Mario berada dibawah tubuh Mario.

Sedangkan Mario yang menatap lekat-lekat wajah calon istrinya tersebut awalnya ia merasa terhipnotis dengan kecantikannya, tiba-tiba ia teringat akan wanita yang pernah menolongnya dan menghilang secara tiba-tiba.

Keduanya saling berteriak mengagetkan kedua orang tua mereka dan dengan cepat kedua orang tua mereka menyusul ke belakang rumah lalu melihat pemandangan yang terjadi diantara kedua anak mereka.

“Ternyata mereka cepat akrab dan mengenal.” Ucap Scherzinger

“Kalau seperti ini lebih baik kita percepat saja acara pernikahannya, aku tidak mau anak ku bunting duluan !” sahut Sarif dan kedua istri mereka kompak setuju.

...…………...