Cerita ini merupakan penggabungan dua novel othor yang ketiga dan ke empat. Cinta dalam nestapa dan janda kembang. Mana yang belum tau silahkan mampir!
Ziara Puteri Hariawan
Gadis cantik mirip sang Ummi yang berdarah keturunan Aceh asli seolah dirinya selalu dipermainkan oleh Takdir.
Bagaimana tidak, setiap laki-laki yang berniat ingin menikahinya pasti berulah disaat mereka akan melangsungkan pernikahannya.
Ziara sering ditinggal begitu saja tanpa ada kabar ketupusan apapun dari pemuda itu hingga ia harus menahan kecewa berulang kali.
Hingga pada akhirnya Ziara pasrah akan keputusan sang Nenek yang menjodohkannya dengan salah satu kenalannya.
Zidan Putera Ar Reza
Kehidupannya pun sama seperti Ziara selalu di permainksn oleh Takdir. Akankah mereka sanggup bertahan dalam ikatan takdir yang membelenggu mereka menjadi sepasang suami istri?
Ataukah keduanya memilih mundur?
Inilah Kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Pertama
Setelah pembahasan tentang perjodohan yang dilakukan oleh Oma Alisa dan juga Opa Gilang, mereka sepakat jika besok akan mempertemukan keduanya di komplek perumahan Almarhum Opa Angga dan Oma Dewi yang sudah berpulang satu setengah tahun yang lalu itu.
Rumah itu masih utuh hingga saat ini. Karena Opa Gilang sesekali akan menginap disana bersama anak dan cucunya.
Sama seperti yang mereka lakukan keesokan harinya.
Ummi Ira, Abi Raga dan semua anaknya akan menginap dirumah peninggalan kedua orang tua Opa Gilang yang bersebelahan dengan rumah Mama Rani dan Papa Reza.
Mereka sudah membuat janji ini sedari tadi malam. Mama Rani sangat antusias dengan ie dari Oma Alisa yang menjodohkan cucu pertamanya dengan putra sulungnya.
"Keduanya pasti cocok!" kata mereka berdua.
Oma Alisa sudah menceritakan keadaan Zee yang sebenarnya dan Mama Rani pun demikian.
Kedua orang itu terus merencanakan perjodohan ini.
Dan disinilah mereka berada saat ini. Mereka sedang mengikuti pengajian yang di isi oleh Zidan sendiri.
Banyak Mama-mama dari komplek itu hingga dari luar. Lebih tepatnya istri pengusaha ingin bertemu langsung dengan Zidan.
Ustad muda yang sangat terkenal dengan ceramah dan juga sangat pintar dalam dunia usaha.
Itulah yang membuat mama-mama itu berbondong-bondong ingin menemuinya dan berniat akan menjodohkan putri mereka dengan ustad kondang ini.
Zee yang baru saja tiba terus berjalan menaiki tangga tanpa melihat ke depan. Karena ia saat ini sedang menunduk mengambil sesuatu di dalam tasnya untuk ia kenakan.
Sedangkan Zidan yang juga sedang terburu-buru keluar dengan tergesa dari dalam mesjid karena berkas penting yang harus ia tanda tangani.
Berkas tersebut sudah dibawakan oleh asistennya dan ia sedang menunggunya di luar mesjid.
Tanpa melihat kiri kanan dan depan belakang, kedua orang itu terus saja berjalan hingga keduanya bertabrakan.
Bruukk.
"Allahu akbar!" seru keduanya karena terkejut.
Zee yang hampir jatuh dan sedikit oleng dari pijakannya itu direngkuh segera oleh seorang pemuda.
Seerrrr!!
Deg, deg, deg..
Mata kedua nya saling menatap dengan dalam.
Zee dan Zidan terpaku ditempat saat menatap mata masing-masing yang begitu memancarkan kehangatan dan kelembutan hingga menelusup ke dalam hati keduanya.
Jantung keduanya terus berdetak tidak beraturan. Lama keduanya pada posisi itu, hingga keduanya sadar saat suara seseorang yang mereka kenal memanggil keduanya.
"Zee!"
"Zidan!"
Deg!
Lagi, keduanya menatap dan menoleh ke arah sana bersamaan. Refleks saja keduanya terkejut dan saling menjauh hingga berjarak satu setengah meter dan menunduk malu.
"Astaghfirullah ya Allah.. Astaghfirullah.." seru keduanya begitu panik dengan tangan bergetar.
Oma Alisa dan mama Rani melongo melihat itu. Padahal mereka sudah melihat dengan jelas sepasang anak manusia itu seperti yang di filim-film.
Yang mana kalau si wanita hampir jatuh, si pria merangkul pinggangnya erat dengan tubuh si pria menunduk sedikit karena tubuh si wanita yang miring hampir terjatuh.
Kedua orang tua itu bersorak riang dalam hati. Mereka tidak menyangka pertemuan keduanya begitu indah tetapi sedikit merasa bersalah mengingat keduanya yang tidak pernah bersentuhan sama sekali dengan mahramnya harus dipertemukan dengan cara seperti itu.
Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Kalau semesta memilih jalan itu untuk mempertemukan keduanya?
Oma Alisa dan mama Rani mendekati keduanya yang kini saling membuang muka dan sangat lucu bila dilihat karena keduanya salah tingkah.
"Ternyata kalian berdua disini ruapanya!"
Spontan saja keduanya saling tatap lagi. Sadar jika itu salah, keduanya menunduk lagi.
Sangat kompak.
Oma Alisa tertawa dibuatnya. Zee mendadak merona pipi itu. Apa kabar dengan Zidan? Ia sampai harus melihat ke arah lain saat mama Rani meneliti wajah tampan putranya yang tidak pernah putus dengan air wudhu itu kini sedang merona merah.
Mama Rani tertawa.
Keduanya merasa malu dan memilih menunduk. "Bagus kalau kalian berdua sudah bertemu. Ayo kita masuk. Oma dan mama Rani berniat ingin melakukan taaruf untuk kalian berdua."
Deg!
Keduanya mematung di tempat.
Mama Rani dan Oma Alisa tertawa lagi melihat keduanya yang begitu kompak. Lagi dan lagi mereka memperlihatkan kekompakan yang hanya akan terjadi pada orang yang benar-benar sehati.
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
“Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).