"Jika kamu hamil, bawa benih itu dan anggap aku tidak pernah memberikannya!"
Aruna meninggalkan pernikahannya dengan Tuan Muda Pertama dari Keluarga McLane, menjalani kehidupan sendirian, Aruna menemukan takdir baru bersama anak di kandungannya, tapi kenapa sang Tuan Muda malah seperti kehilangan pijakan hidupnya.
-
Aruna sudah melupakan laki-laki ini, tapi kenapa dia malah dihadapkan dengan dia sekali lagi.
"Aruna, anak yang bersamamu, siapakah dia?" —Rowan
"Aku kira kau tidak punya waktu untuk lebih peduli kepada orang lain, Tuan Muda!" —Nuna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 06 | Call Me, Daddy Rowrr
"Lagi-lagi kau Rowan, sebenarnya ada apasih denganmu, kenapa di negara seluas ini lagi-lagi aku harus berpapasan denganmu!?" tanya Aruna kepada Rowan. Rowan mengangkat alis dirinya sendiri pun tidak tahu kenapa lagi-lagi dia harus berpapasan dengan Aruna.
Mungkinkah ini "Jodoh, sepertinya," jawab Rowan tersenyum sendiri. "Tenanglah Aruna, aku tidak akan bersikap brengsek sekarang, duduk dan konsultasikan masalahmu."
Aruna menghela napas, sepertinya mengalah dari Rowan saat ini bukanlah hal buruk, Aruna segera duduk di kursi yang ada didepan Rowan. Rowan tampak membaca isi sebuah kertas laporan kesehatan Aiden ditangannya.
"Dari observasi yang dilakukan oleh Dokter Lee, sepertinya Aiden mengalami speech delay, sebenarnya tidak ada masalah serius dalam pertumbuhan Aiden, tidak ada penyakit juga, mungkin dia butuh lingkungan komunikasi yang baik, untuk dirinya, aku hanya bisa menyadarkan speech therapy tapi mungkin itu membutuhkan waktu yang lama, bagaimana menurutmu."
Aruna terdiam sejenak. "Huh, aku juga tidak mengerti kenapa Aiden mengalami speech delay, mungkin ini salahku yang tidak terlalu memperhatikan keadaan Aiden."
Rowan yang mendengar itu hanya mengangguk. "Bolehkah aku menggendongnya?" tanya Rowan kepada Aruna—Aruna mengangguk.
Rowan mengambil Aiden kedalam gendongannya dan tersenyum. "Hai, Boy, apakah kau merindukanku, haha kau sangat lucu."
"Daddy!"
"Lihat dia, dia hanya bisa memanggil kata Daddy, eh tunggu, Aruna apakah kau mengerti semua yang diucapkan Aiden?" tanya Rowan kembali.
Aruna mengangkat kepala dan menatap Rowan yang kini menggendong Aiden. "Tentu, meskipun dia kesulitan berbicara aku mengerti setiap yang dia ucapkan."
"Itu masalahnya, dari pemeriksaan medis memang tidak ada penyakit serius yang berhubungan dengan kebisuan atau semacamnya, mungkin saja, Aiden bisa berbicara tapi dia tidak ingin mengatakannya karena dia tahu tanpa mengatakan apapun, Mommynya akan mengerti ucapannya," jelas Rowan mengembalikan Aiden ke gendongannya Aruna. "Benarkan, jagoan kecil?"
"Daddy! Bwa!" Aiden mengangkat tangan saat hidungnya digelitik oleh Rowan. "Baiklah, call me, Daddy Rowrr!" ujar Rowan gemas.
Aruna mendelik. "Jadi ini salahku yang terlalu memanjakan dan memahami Aiden?"
"Tidak juga, bukan salahmu memanjakan dia, hanya saja mungkin dia terbiasa dimengerti sampai dia merasa, kenapa harus bersuara jika ibuku mengerti semua ocehan tidak jelasku, benar kan, syukurlah dia tidak apa-apa."
"Mungkin itu masuk akal, terimakasih Rowan, setidaknya aku bisa sedikit tenang, dan yang paling penting Minggu depan aku tidak ingin terlibat denganmu lagi!" jelas Aruna pada Rowan.
Rowan mendekat ke arah Aruna kemudian mengusap puncak kepala wanita itu. "Kau kejam sekali, bagaimana bisa aku tidak jatuh hati."
"Untuk orang yang menceraikan ku di hari kelima belas pernikahan kita, kau tidak kayak mengatakan hal berbau jatuh hati!" jelas Aruna kesal. Rowan hanya tertawa kecil kemudian beralih mengusap pipi mungil Aiden.
"Aruna, sebenarnya siapa ayah Aiden, apakah dia tahu kondisi Aiden yang begini?" tanya Rowan serius kepada Aruna. "Dia tampaknya kekurangan kasih sayang seorang Ayah, sampai menganggap orang asing sepertiku, Ayah."
'orang asing, andaikan kau tahu bahwa Aiden adalah anakmu, anak yang kau katakan ingin kau hilangkan jika aku mengandungnya!' batin Aruna menatap nanar Rowan.
Aruna menepis tangan Rowan dari pipi Aiden. "Masalah kasih sayang itu urusanku, kau tidak punya hak apapun atas pertanyaan barusan."
"Aku hanya bertanya, pria tidak bertanggung jawab mana yang melakukan ini?"
"Diam!"
Drt! Ponsel di atas meja kerja Rowan berbunyi ditengah perdebatan mereka, Aruna dan Rowan sontak menengok arah ponsel itu dimana nama Gabriella tertulis dilayar ponsel panggilan itu.
"Oh, tunggu sebentar." Rowan mengambil ponselnya kemudian melangkah beberapa langkah dari Aruna untuk mengangkat telepon.
Aruna hanya menghela napas panjang dan kembali duduk sementara Rowan berbicara.
"Oh iya Ella, sekarang? Di restaurant dekat rumah sakit, haha kau wanita yang lumayan menarik, aku akan datang setengah jam lagi, sampai jumpa lagi!"
Aruna mendengar semua itu, dia makin kesal saja, disaat Rowan mendekatinya kembali ternyata dia tidak lebih dari playboy menurut Aruna dan itu semua berarti Rowan hanyalah datang untuk bermain-main bukan peduli. Aruna mengambil tas, bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu tanpa memberitahu Rowan.
"Aruna, mari kita lanjutkan—Aruna?" Rowan membalikkan badan dan mendapati Aruna sudah tidak ada diruangan itu.
— <3 —
Ditunggu crazy up'nya thor
up yg banyak dong thorr,
apa itu??????
orang pertama yang mendengar kan Aiden bicara adalah Daddy nya...
mempermainkan pernikahan...padahal dia sudah meniduri Aruna...
semoga hasilnya memuaskan...💗