"Aku hamil, Rey." Kalimat itu akhirnya lolos dari bibir Kirana, meski dia mengatakan penuh keraguan.
Reyhan bukannya senang, justru dia melontarkan kalimat yang sangat menyakitkan. " Hamil! Bayi siapa yang kau kandung? Kalaupun itu anakku, jangan berharap aku akan membiarkan dia lahir kedunia ini."
Tanggapan negatif dari Reyhan membuat Kirana ingin mempertahankan bayinya seorang diri, meski dirinya tengah divonis kanker stadium akhir.
Ya, Reyhan menikahi Kirana karena paksaan dari keluarga wanita, pernikahan mereka yang berumur tujuh tahun tidak mampu menghadirkan CINTA . Reyhan memiliki kekasih yang setiap saat hadir mengacaukan hubungan mereka. Namun, saat Kirana benar-benar pergi, Reyhan merasakan sesuatu yang berharga telah hilang dari hidupnya.
Akankah mereka kembali bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan?
Ataukah mereka berpisah dan menyisakan penyesalan?
Ayuk! ikuti kisahnya sampai tamat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Rey apakah kamu tidak ingin segera bercerai dan menikahi wanitamu?" Kirana mengulang kalimatnya.
Clara bersembunyi di balik tubuh Reyhan, wanita itu takut Kirana benar-benar menampar pipinya.
Mendengar ancaman dari Kirana, cengkraman tangan Rayhan tak sekuat tadi.
Clara yang bersembunyi di balik tubuh Reyhan tiba-tiba tubuhnya lunglai dan terjatuh di lantai.
Kirana dan Aezar tahu wanita itu sedang kembali berakting. Kirana tak habis pikir kenapa Reyhan bisa-bisanya terus terkecoh dengan pemain sandiwara seperti Clara.
Merasakan cengkraman tangan Reyhan mulai mengendur. Kirana segera menarik tangannya dan menatap Reyhan dengan penuh kebencian.
"Za, sebaiknya kita pergi dari sini. Bukankah tujuan utama kita tadi ingin mengisi perut yang sudah keroncongan."
Kirana melewati suaminya dengan acuh. Aezar mengekor di belakang Kirana, setelah beberapa langkah berikutnya mereka berjalan beriringan. Aezar yang baru saja tahu duduk permasalahan Kirana semakin kasihan pada nasib buruk wanita yang kini ada di sisinya itu.
Aezar kesal, dia menarik jemari Kirana dan menggandeng hingga sampai parkiran, Aezar sengaja melakukannya agar Reyhan bisa melihat dan ikut merasakan bagaimana rasanya ketika pasangan kita dekat dengan orang lain.
Sebagai sesama kaum laki-laki Aezar merasa Reyhan telah mencoreng nama baik kaumnya. Reyhan lelaki paling memalukan yang pernah ditemui oleh Aezar.
Reyhan menatap Kirana dengan perasaan tak menentu, entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa tak rela Kirana dekat dengan lelaki yang tak kalah tampan dari dirinya tadi.
Kirana sekarang sudah lebih baik, asupan energinya sudah penuh kembali, Aezar tidak mau Kirana lalai makan kalau mau sembuh. Benar kata Kirana akhir-akhir ini selain hanya menangis dia juga lupa makan.
Aezar mengajak Kirana sementara waktu untuk tinggal dirumahnya. Selain Aezar bisa memperhatikan perkembangan kondisi kesehatan Kirana. Dia juga bisa menjamin kalau wanita masa kecilnya itu dalam keadaan aman.
Kirana tak percaya kalau Aezar adalah Dokter muda yang sukses, rumahnya mewah dengan lantai tiga, Kirana yakin laki-laki itu bukan hanya berprofesi sebagai dokter saja. Pasti ada pekerjaan lain yang dia tekuni.
Aezar meminta Kirana untuk tinggal di rumahnya di lantai dua untuk sementara waktu, ada asisten rumah tangga wanita yang akan merawat dan menyiapkan segala keperluannya.
Kirana tadinya menolak tinggal di rumah Aezar, tapi Aezar memaksa dengan seribu satu cara, Kirana akhirnya setuju untuk sementara waktu tinggal di rumah teman masa kecilnya itu sampai kesehatannya pulih.
Malam telah tiba, Kirana duduk di balkon sendirian sambil menatap ke arah bulan sabit.
Aezar menyusul Kirana di balkon, tak lama seorang Asisten membawa nampan berisi teh hangat dan biskuit. Aezar memanggil Kirana dan mengajaknya duduk untuk mencicipi camilan sederhana yang sudah disediakan oleh bibi.
Sebenarnya bukan itu tujuan utama Aezar. Lelaki itu hanya ingin tahu lebih banyak tentang Reyhan dan kekasihnya yang sudah mengambil alih perusahaan milik keluarga Kirana.
"Apa rencana kamu selanjutnya, An"
Setelah duduk Kirana menarik nafas panjang dan menghembuskan pelan. Kirana mulai merangkai kata untuk menjelaskan pada Aezar.
"Aku tahu, semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini, semua tidak luput dari rencana wanita licik itu, dia tak berhenti mencari cara untuk menghancurkan aku, baik di depan Reyhan dan dunia. Sesungguhnya dia ingin properti yang besar. Dia ingin menguasai Reyhan dan juga harta kami. Belum semua properti itu jatuh ke tangan wanita itu, aku harus mengambilnya kembali," ujar Kirana panjang lebar.
Aezar mengangguk paham tentang tujuan wanita di samping Reyhan tadi, ternyata selain menginginkan suami Kirana, wanita tadi juga ingin properti.
Saat asyik berbicara, Asisten Aezar yang diminta untuk menyelidiki kejanggalan tentang keluarnya Dokter Pras dari rumah sakit X secara tiba-tiba, kini sudah kembali. Asisten itu tak bisa menahan diri walau sebentar untuk segera melapor kepada majikan atas semua informasi yang dia dapat.
"Katakan informasi apa yang kamu peroleh." Asisten sedikit membungkuk lalu duduk di sebelah Aezar dan berhadapan dengan Kirana.
"Berdasarkan informasi yang saya peroleh, dokter itu resign bukan tanpa sebab, dia sebenarnya sudah menerima uang dengan jumlah yang sangat besar dari seorang wanita bernama Clara. Mungkin karena sadar telah melakukan kesalahan, dan takut anda akan melakukan tuntutan balik suatu hari nanti, dia memilih resign dan pergi meninggalkan kota tanpa jejak."
"Aku sudah menduga dalang dibalik semua ini adalah Clara. Hanya dia yang tidak pernah membiarkan aku hidup dengan tenang."
"Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Aezar meminta pendapat Kirana, karena wanita itu pasti sudah memiliki rencana yang terbaik dan jitu untuk membalas kekejaman orang yang sudah berulang kali menyakitinya.
"Clara pernah bilang padaku, dia akan mengambil alih posisi CEO di perusahaan Reyhan. Perusahaan yang dulunya milik Papa. Aku ingin membuat dia malu di hari itu, aku juga tidak mau sampai posisi itu jatuh ke tangan Clara. Akan aku pastikan dia tidak akan pernah menyentuh kursi CEO. Karena hanya aku kelak yang akan menempati."
"Kamu benar Kirana, kamu adalah pewaris tunggal, jika Reyhan tidak bisa menjadi suami yang baik, kamu harus mengambil milikmu kembali."
"Keluarga kami dulu susah payah merintis usaha itu, bagaimana bisa aku membiarkan semua itu Za." Kirana kini merasa beban itu berat, melawan Reyhan dan Clara bukan hal yang gampang, apalagi kenyataan selama ini Clara selalu ada satu langkah di depannya. Tatapan Kirana yang kosong membuat Aezar mengerti kalau beban yang akan dia hadapi tidaklah ringan.
***
Tengah malam. Kirana tidur di ranjang yang asing baginya. Meski kamar itu sangat indah dengan nuansa soft pink. Tak mampu membuat Kirana lelap.
Dalam kesendiriannya Kirana mengingat akan nasib bayinya yang malang, dielus perutnya yang sudah rata sambil menangis, hingga akhirnya dia tertidur pulas.
***
Kirana tiba-tiba merasa berada di sebuah tempat yang asing, di melihat bayi yang berlumuran darah menangis kencang dalam kegelapan Penampakan bayi itu sangat menyedihkan. Bayi itu masih sangat mungil dan merah. Dia terus menangis sambil menatap ke arah Kirana.
"Ibu, Ibu, Ibu." Tangis bayi itu terdengar begitu memilukan.
"Nak, apa yang terjadi denganmu?"
"Ibu, kenapa kau tidak menginginkan aku Bu, Ibu kenapa kau tidak membiarkan aku hidup lebih lama. Aku sayang kamu Bu, aku ingin memelukmu kenapa kau tidak mau merawat dan membesarkan aku."
"Nak! Ibu sayang kamu, Ibu sangat menyayangimu, maafkan kebodohan Ibu, Nak. Ibu tak bermaksud menyia-nyiakan kehadiranmu."
Kirana hendak menggendong bayi yang masih merah itu, Kirana ingin memeluknya.
"Jangan mendekat Ibu! Jangan mendekat! Ibu tidak sayang aku."
"Tidak Nak, tidak. Ibu sayang kamu." Kirana hendak menggendong tapi suara bayi itu menghilang bersama dengan tubuhnya.
"Tidaaaaak!"
"Tidaaaaak!" Kirana histeris.
"Kirana kamu bermimpi," kata Aezar yang tiba-tiba duduk di pinggir ranjang Kirana
"Za, aku bermimpi bayi ku marah padaku Za." Kirana panik, tubuhnya berlumuran keringat. Mimpi itu terasa sangat nyata.
"Tenang Kirana, bisa jadi kamu terlalu memikirkan bayimu, itu sebabnya dia datang ke dalam mimpi. Sebaiknya kamu belajar untuk mengikhlaskan kepergiannya," tutur Aezar lemah lembut.