Terlambat Menyadari CINTA

Terlambat Menyadari CINTA

Bab 1

"Anda hamil," ujar Dokter, menyerahkan laporan serangkaian tes kehamilan pada Kirana.

"Be-benarkah?" Tanya Kirana dengan suara terbata, tangannya gemetar menerima hasil tes laboratorium dari Dokter. Senyum bahagia terbit dari bibir mungilnya, diusap lembut perut yang nampak masih rata.

Dokter muda itu mengangguk. "Ini benar, tapi ada hal lain yang harus anda tahu, anda mengidap kanker stadium tiga."

"A-apa? Kanker Dok!" Kirana terkejut, selama ini dia merasa baik-baik saja, tapi kenapa ada kanker di tubuhnya.

"Dokter, apakah nasib bayiku bisa diselamatkan jika aku mengidap kanker? Aku berharap dia akan baik-baik saja."

"Maaf." Dokter menggelengkan kepala, air mukanya mendadak ikut sedih. "Ini memang sulit bagi calon ibu yang mengidap kanker rahim. Janin yang tumbuh di rahim anda harus segera di angkat. Janin itu tidak akan bisa tumbuh dengan normal, lebih parahnya lagi, nyawa anda yang akan dipertaruhkan," ujar Dokter, lelaki yang kerap dipanggil Dokter Pras itu.

Mendengar pernyataan dari dokter yang sudah dua puluh menit memeriksanya, membuat tubuh Kirana yang tadinya terbang melambung di awan, seketika terasa seperti terlempar ke dasar neraka yang paling dalam. Bagaimana tidak? Saat dia tahu dirinya hamil, kenyataan pahit datang secara bersamaan, dia tahu sebuah fakta mengejutkan kalau dirinya mengidap penyakit ganas.

"Secepatnya anda harus lakukan operasi! Semakin cepat akan semakin bagus, sebelum akar kanker rahim itu menyebar dan semakin kecil harapan sembuh yang anda miliki," titah Dokter.

Air Mata Kirana menetes tak bisa disembunyikan lagi. Dia menangis di depan Dokter Pras tanpa malu.

"Baiklah, aku akan kembali lagi setelah beberapa hari." Kirana menyeka air matanya.

"Jangan terlalu lama dalam mengambil keputusan, ini bukan sebuah pilihan, Jika anda tetap berusaha pertahankan bayi itu, masalah baru akan anda hadapi," kata Dokter Pras lagi, ucapan lelaki itu seperti belati yang terus menusuk jantung Kirana berulang kali.

Kirana memilih untuk pulang setelah tahu kenyataan yang begitu menyedihkan. Disaat secercah sinar kebahagiaan baru hadir dalam mahligainya.

Kirana berjalan menuju kamar dengan langkah ling-lung. Diletakkan handbag yang melingkar di tangannya di atas nakas. Wanita itu duduk dengan tatapan kosong.

Tangan Kirana kembali bergerak ke perut yang masih rata, lalu diusap dengan lembut dan cinta, air mata kembali mengalir tak terbendung meski tanpa diminta. Keraguan menghinggapi diri Kirana, akankah dia memberitahukan kehamilannya pada suami yang tak pernah peduli dan masa bodoh.

Kirana segera menghapus air matanya dengan tisu begitu mendengar suara gemericik di dalam kamar mandi. Pertanda Reyhan suaminya masih di rumah.

Tak lama suara air gemericik menghilang, pertanda kran sudah dimatikan. Sosok tampan, bermata indah, hidung runcing, serta pemilik tubuh lebih tinggi daripada lelaki Asia pada umumnya itu keluar dari kamar mandi.

Reyhan bagaskara, keluar hanya memakai handuk persegi yang menutupi area sensitifnya, meski tidak sixpack, tubuh Reyhan terbilang bagus karena rajin olahraga.

Sesaat Kirana terpaku menatap lelaki yang sangat dia cintai, tapi sayangnya cinta Reyhan bukan untuknya. Sebaliknya, Reyhan justru menatap Kirana dengan tatapan kebencian dan wajah yang selalu sinis.

"Harusnya aku sudah tak melihat wajahmu setelah jam tujuh pagi, tapi kenapa kamu masih ada di rumah ini." Reyhan berkata sambil melempar baju ganti yang diambil dari lemari ke arah Kirana yang duduk di tepi ranjang. Baju itu terjatuh tepat di sisinya.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, akhirnya Kirana memutuskan untuk mengatakan kehamilan pada Reyhan, bagaimanapun lelaki itu adalah ayah biologis dari bayi yang kini bersemayam di rahimnya.

"Aku hamil, Rey." Akhirnya dua kata itu meluncur juga dari bibir mungil Kirana.

"Apa? Hamil!" Reyhan memasang wajah bodoh, sambil memunguti baju ganti di samping Kirana dia berkata lagi. "Lelucon macam apa ini! Kamu hamil! Aku tidak percaya anak itu anakku. Kita hanya melakukannya satu kali, itupun aku tak bisa mengingat dengan baik, dan kau bilang sekarang hamil! Pasti anak itu anak laki-laki lain. Laki-laki selingkuhan mu!" Reyhan menajamkan kalimat terakhirnya membuat Kirana kembali merasakan sakit yang amat dalam, sakitnya melebihi puluhan kali tusukan belati yang dihunus tepat di hatinya.

"Rey kamu kenapa sejahat ini? Ini anakmu, aku tidak mungkin tidur dengan lelaki lain selain kamu!" Kirana melakukan pembelaan atas tuduhan Reyhan pada dirinya.

Kirana berdiri mendekati Reyhan, meminta Reyhan untuk mengusap perutnya untuk pertama kali, Kirana yakin Reyhan akan tersentuh setelah melakukannya, dan naluri sebagai calon orang tua akan hadir. Namun, keinginan Kirana justru ditepis, Reyhan semakin muak dan kebenciannya pada Kirana semakin memuncak. Reyhan yakin ini salah satu rencana Kirana untuk mengambil simpatinya.

"Kamu jangan gila Kirana, aku tidak akan tertipu dengan sandiwara barumu ini, walaupun janin di rahimmu itu benar-benar darah dagingku aku tidak akan membiarkan kamu melahirkan dia kedunia ini, aku tak sudi anak dari wanita licik sepertimu!"

"Rey apakah kamu yakin dengan kata katamu? Kirana menatap wajah suaminya dengan berderai airmata. "Kamu yakin? Rey," lirih Kirana lagi.

"Tentu!" jawab Rey pedas.

Kirana menitikkan airmata, ingatannya kembali pada Tujuh tahun yang lalu sebuah kesalahan telah terjadi, Kirana memaksa Reyhan agar menikahinya karena cintanya yang buta, tentu dengan kekuasaan orang tuanya. Reyhan saat itu masih muda, dia baru saja berusia 23 tahun, dia bekerja sebagai Manager di perusahaan milik Atmaja wijaya, papa Kirana. Reyhan pemuda yang tampan dan kompeten dalam pekerjaan yang ditekuni.

Berawal dari insiden kecil, mampu membuat Kirana jatuh cinta. Kirana meminta Atmaja untuk mencari cara agar bisa menikah dengan Reyhan, tidak mau tahu meski saat itu Reyhan sudah memiliki kekasih bernama Clara.

Atmaja dan kekuasaannya, akhirnya berhasil membuat Reyhan menuruti keinginan Kirana. Reyhan menikah dengan wanita yang asing baginya meski tidak dilandasi sebuah cinta.

Tanpa disadari, sebuah rumah tangga tanpa didasari cinta, kini justru menjadi neraka bagi hidup Kirana sendiri.

"Rey kamu yakin?" Kirana bertanya sekali lagi sambil mendekati Reyhan dan menarik kedua kerah suaminya, tatapan Kirana hanya tertuju pada manik coklat milik sang suami.

"Ya, aku yakin," jawab Reyhan yang lagi-lagi meluluh lantakkan hati Kirana.

"Rey apakah kau mencintaiku," tanya Kirana.

"Tidak, dan tidak akan pernah," jawab Reyhan.

"Baiklah, aku tidak akan pernah melahirkan bayi ini ke dunia seperti yang kamu mau, karena kehadirannya tidak pernah diharapkan, Aku berjanji akan membuatnya tidak pernah melihat dunia ini Rey," lirih Kirana, wanita itu berucap dengan nada sedih.

Reyhan tetap diam dengan tatapan kosong, meski terkejut dengan keputusan Kirana. Bukankah bayi itu seharusnya bisa menjadi alat yang kuat untuk membuat diri wanita itu semakin menguasainya.

Kirana yang sadar dirinya tidak memiliki waktu lebih banyak lagi, dia mengeluarkan sebuah map yang berisi surat perceraian untuk mereka berdua.

Sambil berusaha tersenyum Kirana menyerahkan pada Reyhan.

"Apa ini?" Tanya Reyhan. Tangannya menggapai map, matanya menatap Kirana dingin. Reyhan segera membukanya.

"Baca saja dulu," ujar Kirana. Reyhan menurut, dia membaca berkas yang ada dalam map.

"Rey, aku berterimakasih padamu, selama tujuh tahun ini kau sudah menemaniku. Aku beruntung memiliki suami yang sangat mencintaiku, kebahagiaan yang selama ini kau berikan akan selamanya ku ingat, meski nanti kita sudah tak bersama lagi."

Merasa tersindir dengan ucapan Kirana, Reyhan melempar berkas ke lantai, dia lalu mendorong tubuh Kirana ke ranjang dan mencengkram lehernya

"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan akan aku kabulkan dengan senang hati," kata Reyhan yang dikuasai amarah.

"Aku bersyukur kau yang memintanya, asal kau tahu aku sudah lama menunggu semua ini," ujar Reyhan lagi, lelaki itu tak sedikitpun melepas tangannya dari leher Kirana.

"Uhuk." Kirana merasakan sakit luar biasa di lehernya, oleh ulah tangan besar Reyhan.

"Ta-ta-pi ada syaratnya Rey." Kirana berusaha untuk berbicara meski susah payah.

"Katakan cepat, aku ingin mendengarnya."

"Selama sebulan ini kamu harus menjadi suami yang baik. Kamu harus mengajakku jalan-jalan jika libur kerja. Kamu harus menemaniku tidur jika aku menginginkan kamu ada disisiku, mulai sekarang kita harus sarapan bersama, dan kamu harus mencium ku sebelum berangkat bekerja. Jangan marah-marah lagi Rey, satu bulan bukan waktu yang lama untuk sebuah kebebasan mu." Kirana menepis tangan Reyhan di lehernya.

Lelaki itu berdiri, melepaskan tangannya dari leher Kirana. "Baiklah aku setuju."

Kirana dengan susah payah ikut bangun menyusul Reyhan yang hendak berangkat ke kantor.

"Rey, sepertinya kau sudah lupa dengan perjanjian kita. Sebelum berangkat kerja kamu harus mencium ku terlebih dahulu." Kirana mengingatkan.

"Kirana!"

"Jangan lupa Rey, ini syarat agar kamu bisa terbebas dari pernikahan yang tidak kamu inginkan ini."

Tidak ada pilihan untuk Reyhan, lelaki itu menarik tangan Kirana dengan kuat hingga tubuh mungil itu membentur dada bidangnya. Reyhan mencium bibir Kirana dengan kasar hingga bibir mungil warna merah itu terasa perih dan kebas.

"Auhhh, Rey!" Ciuman mereka terlepas ketika Kirana merasakan bibirnya digigit dengan sengaja oleh Reyhan.

Kirana menyentuh bibirnya yang berdarah, sedangkan Reyhan tersenyum puas berhasil membuat Kirana kembali merasakan sakit.

"Jangan berharap aku akan melakukannya dengan lembut seperti yang kau inginkan, Kirana. Aku jijik dengan semua yang ada pada dirimu."

Kirana terdiam sambil menggigit bibir bawahnya yang terasa perih bercampur dengan rasa asin karena darah di bibirnya terus saja menetes keluar.

Tring! Tring!

Dengan cepat Reyhan menggeser kursor hijau di layar ponselnya, setelah tahu yang menelpon Clara, kekasihnya. "Hallo, Clara!"

"Rey, tolong aku Rey, aku …." Suara wanita di seberang sana terdengar menangis dan ketakutan.

"Bicara yang jelas Clara! Apa yang telah terjadi?" Reihan panik, tak biasanya Clara menghubungi sambil menangis.

"Aku terluka Ray, tolong aku, cepatlah datang ke jalan B, aku butuh kamu Rey hiks."

Terpopuler

Comments

Lina maulina

Lina maulina

serba salah jd wanita, lagi hamil kaum Adam pada g mau tanggung jwb giliran belum bunting d sangka mandul

2023-10-05

1

Mantuges Lily Wahyuni

Mantuges Lily Wahyuni

cerita yg benar2 menarik seperti kisah yang pernah ku alami

2023-09-11

0

NBF

NBF

Thor, jgn keterlaluan pengunaan bahasanya. Ada plk terlempar ke dasar neraka paling dalam lg🙄🙄🙄

2023-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53.
54 Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55 Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56 Part 56. Menginap di Villa
57 Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58 Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59 Part 59. Menyebalkan
60 Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61 Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62 Part 62 Kembali ke kota.
63 Part 63 Wanita Licik
64 Part 64. Opname
65 Part 65. Kemarahan Reyhan
66 Part 66. Penyesalan tiada akhir
67 Part 67. Clara gelap mata
68 Part 68. Prewedding
69 Part 69 Clara mengamuk
70 Part 70. Hati yang bahagia
71 Part 71. Tragedi Naas
72 Part 72. Koma
73 Part 73. Maafkan aku Kirana.
74 Part 74. Dimana Aezar.
75 Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76 Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77 Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78 Part 78 Meninggalkan Kota.
79 Saudara kembar
80 Lelaki terbuang
81 Pelaku ditemukan.
82 Wanita pemikat hati.
83 Bukti kejahatan Clara.
84 Ambisi Clara
85 Kirana kembali
86 Tipu daya wanita licik
87 Clara yang malang.
88 Karma tak semanis Kurma
89 Beri aku maaf
90 Cintai aku lagi seperti dulu.
91 Pembalasan untuk Reyhan.
92 Part 92. Berkelahi lagi.
93 Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94 Reyhan yang menyebalkan.
95 Masih mengejar cinta Kirana.
96 Mengejar Kirana
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53.
54
Part 54 Acara tunangan berjalan lancar
55
Part 55. Kirana bahagia, Clara meradang.
56
Part 56. Menginap di Villa
57
Part 57. Makhluk paling tidak tahu malu
58
Part 58. Kedatangan Kirana ke Villa
59
Part 59. Menyebalkan
60
Part 60. Aezar datang, Reyhan kesal
61
Part 61. Sakit tapi tak berdarah.
62
Part 62 Kembali ke kota.
63
Part 63 Wanita Licik
64
Part 64. Opname
65
Part 65. Kemarahan Reyhan
66
Part 66. Penyesalan tiada akhir
67
Part 67. Clara gelap mata
68
Part 68. Prewedding
69
Part 69 Clara mengamuk
70
Part 70. Hati yang bahagia
71
Part 71. Tragedi Naas
72
Part 72. Koma
73
Part 73. Maafkan aku Kirana.
74
Part 74. Dimana Aezar.
75
Part 75. Pergi, aku tak ingin melihatmu.
76
Part 76. Kamu tak akan bisa menggantikan dia.
77
Part 77. Semoga usaha tidak mengkhianati hasil.
78
Part 78 Meninggalkan Kota.
79
Saudara kembar
80
Lelaki terbuang
81
Pelaku ditemukan.
82
Wanita pemikat hati.
83
Bukti kejahatan Clara.
84
Ambisi Clara
85
Kirana kembali
86
Tipu daya wanita licik
87
Clara yang malang.
88
Karma tak semanis Kurma
89
Beri aku maaf
90
Cintai aku lagi seperti dulu.
91
Pembalasan untuk Reyhan.
92
Part 92. Berkelahi lagi.
93
Aku pasti bisa memilikimu kembali.
94
Reyhan yang menyebalkan.
95
Masih mengejar cinta Kirana.
96
Mengejar Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!