Risty Azalea, gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana bertekad merubah hidupnya menjadi wanita yang sukses dan dihormati semua orang, tapi siapa sangka kisah asmaranya tidak semulus karirnya saat ini. Dia malah jatuh cinta pada Bima Arya Dalwyn, seorang laki-laki menyebalkan dan bermulut tajam yang tidak menyukainya sama sekali. Penasaran kan bagaimana lika-liku perjalanan kisah cinta mereka? Yuk ikuti terus kisah mereka, jangan lupa beri like dan komen ya kesayangan!😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocha Zain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9.Missing Someone
Baru pertama kali ini Risty menginjakkan kakinya di Perusahaan milik suaminya, sebagian besar karyawan Bima melihat Risty dengan tatapan kagum. Mereka mengira Risty adalah kolega dari Bima karena semua mengenal sepak terjang CEO cantik yang beberapa kali masuk di majalah bisnis.
Risty memutuskan ikut ke Perusahaan Bima karena sekretaris Bima yang akan diajaknya meeting dengan klien mendadak sakit dan diharuskan rawat inap di Rumah sakit. Sedangkan asistennya sedang cuti, jika harus mengajak orang lain dia akan sangat kesusahan mengajari materi yang akan dipresentasikan ke klien.
Bima meminta tolong lagi pada Risty untuk membantunya menjadi sekretaris dadakannya, tidak mungkin dengan keadaan wajah hancur babak belur Bima harus mempresentasikan materinya kepada kliennya. Bahkan saat masuk ke kantornya dia mengenakan masker untuk menutupi luka dan memarnya.
Bima memanggil kepala divisi bagian marketing dan menyuruhnya untuk mengumumkan bahwa Risty adalah istrinya, agar semua karyawan bisa menjaga sikap pada Risty saat berada di kantor.
Saat kepala divisi marketing itu mengumumkan perihal Risty, sontak semua karyawan kaget dan tidak menyangka. Semua berbisik-bisik memuji Risty dan Bima sebagai pasangan serasi, adapula yang iri hati dan menerka jika hubungan mereka sekedar hubungan bisnis, sampai kepala divisi dibuat pusing dengan suara gaduh para karyawan.
"Sudah.. sudah! Bubar kalian, kembali bekerja! Jangan bisanya cuma bikin gosip terus!" teriak Kepala Divisi marketing.
Semua karyawan tidak berani menjawab dan bergegas membubarkan diri.
Sedangkan di dalam ruangan Bima.
"Bagaimana Ris? Apa kamu sudah memahami materi meeting nanti?" tanya Bima sedikit ragu.
"Sudah, tenang aja! Doakan aku nggak akan mengecewain klien kakak hari ini," ucap Risty yang masih menatap laptop-nya.
"Padahal hari ini aku tuh mau seharian rebahan di ranjang, bermalas-malasan, liat film action terbaru dan masih banyak lagi, semua gagal gara-gara Kak Bima! Tau gitu aku pergi ke kantor aja tadi!" Risty berpura-pura kesal.
"Oohh jadi nggak ikhlas nih bantuin? Ya udahlah pulang aja kalau nggak ikhlas! Biar aku meeting sendiri aja," ucapnya berpura-pura merajuk.
"Ikhlas dah ikhlas! Aku kan cuma bercanda, jangan ambekan napa! Masa badannya gede tapi suka merajuk, ishhh..isshh..isshhh tak patut.. tak patut.. tak patut," ucap Risty menirukan gaya bahasa Upin Ipin.
Sontak membuat Bima tersenyum lucu dan mengacak gemas rambut Risty.
"Apaan sih isshhhh! Rambutku jadi berantakan tau!" Risty mendengus kesal.
Setelah dua bulan lebih hubungan mereka semakin menjauh, sekarang hubungan mereka kembali akrab seperti saat mereka pulang ke kampung Risty.
Entah apa yang dirasakan keduanya, mereka seperti anak-anak yang sering bertengkar disepanjang waktu. Ada rasa gelisah dan rindu jika tidak bertatap mata.
Risty merasa bahagia berada didekat Bima, dia seperti menemukan kembali teman lamanya tetapi dia tidak ingin membuka hatinya untuk Bima kembali. Dia pernah jatuh cinta pada Bima diawal pertemuan mereka, bukan membalas perasaannya tapi Bima memberinya banyak luka sampai perasaaan itu terkikis dengan sendirinya.
Baginya sudah cukup memberikan kesempatan untuk Bima, dia tidak ingin terlalu berharap dan akhirnya terluka lagi. Kini dia selalu menanamkan dibenaknya jika hubungan Bima dan dirinya hanyalah sekedar hubungan persahabatan.
Sama halnya dengan Bima, Dia merasa menjadi dirinya sendiri bersama Risty. Tapi sayangnya Bima tidak menyadari bahwa dia mulai tertarik dengan istri cantiknya itu.
"Sudah pukul setengah 12, ayo kita berangkat ke lokasi! Aku takut kita terjebak macet kalau terlambat, bisa-bisa tender miliyaran ini melayang begitu saja!" ucap Bima segera membereskan keperluannya.
"Siap Boss Bima!" ucap Risty dengan gaya konyolnya dan Bima hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
***
Risty mulai mempresentasikan materi yang telah Bima dan sekretarisnya susun, dia menjelaskan dengan jelas, menarik dan mudah dimengerti, beberapa opsi keuntungan kedua belah pihak juga tak lupa dia jabarkan. Klien Bima sangat puas dengan presentasi Risty, dia langsung menyetujui kerjasama dengan perusahaan Bima.
"Nona Risty, memang selalu mengagumkan sekali! Siapapun yang berada didepan anda saat ini, pasti akan terhipnotis dengan kecerdasan anda," puji klien Bima.
Bima mengernyit heran, bagaimana kliennya itu bisa mengenal istrinya dengan baik. Sedangkan Risty hanya tersenyum mengangguk, dia tidak heran jika dia begitu terkenal dikalangan pebisnis.
"Anda mengenal sekretaris saya Tuan Indra?" Bima memastikan.
Tuan Indra mengangguk dan tersenyum sekilas, " Siapa yang tidak mengenal CEO cantik yang beberapa bulan ini wajahnya memenuhi majalah dunia bisnis, saya sangat penasaran bagaimana seorang CEO sukses tiba-tiba turun jadi seorang sekretaris? Apakah dia sekretaris spesial anda Tuan Bima?" Tuan Indra kembali tersenyum sembari memandang Bima dan Risty bergantian dengan penuh curiga.
"Saya tidak menyangka istri saya setenar itu, saya kira bisa mengelabuhi anda dengan mengatakan bahwa istri saya adalah sekretaris saya," Bima terkekeh.
"Waahh berita mengejutkan kah ini? Ternyata diam-diam Nona Risty telah menikah dengan pengusaha sukses yang sepadan dengannya,"
Risty tersenyum mengangguk mendengar ucapan Tuan Indra.
"Kami memang tidak menyukai publikasi yang berlebihan Tuan, dan acara pernikahan kami hanya digelar untuk lingkup keluarga saja," jelas Risty.
"Selamat untuk pernikahan anda berdua, semoga selalu diberkati dan bahagia," ucap Tuan Indra dengan tulus.
"Amiinnn Ya Robbala'laminn," ucap mereka bersamaan.
"Terimakasih atas doa tulus anda Tuan," ucap Bima dengan tulus dan Tuan Indra mengangguk tersenyum.
Setelah kerjasama mereka telah sepakati, Tuan Indra dan Asistennya pamit undur diri. Sedangkan Risty dan Bima memutuskan untuk makan di Restoran itu.
"Tumben kakak mau makan diluar?" tanya Risty sembari mengunyah makanannya.
"Restoran ini milik temanku yang kemarin kamu bebaskan dari penjara, aku sudah melihat Chef restoran ini saat memasak dan semua isi dapurnya. Jadi aku tidak khawatir dengan kebersihannya,"
"Teman yang siapa?"
"Yang namanya Niko, yang semalam pakai hoodie hitam,"
"Oohh, iya aku ingat!"
Hening
"Ris!"
"Hmmm,"
Risty memandang Bima.
"Terimakasih sudah membantuku berkali-kali, padahal aku selalu bersikap buruk padamu, aku minta maaf atas semua sikapku tempo hari,"
"Iya sudah jangan dipikirkan lagi, aku sudah lupakan," ucap Risty dengan enteng.
Setelah mereka menyelesaikan makan siangnya, Bima kembali ke perusahaannya dan Risty kembali ke apartemen untuk beristirahat. Dia seolah menjaga jarak pada Bima, dia tidak ingin terlibat dengan perasaan yang terlalu rumit lagi.
***
Satu bulan sudah berlalu, hubungan Risty dan Bima semakin akrab seperti sepasang sahabat. Bima masih sering mengunjungi Vania ke luar kota dan masih setiap hari berkomunikasi mesra dengan kekasihnya, sedangkan Risty sudah tidak mau tahu dan tidak peduli dengan itu semua. Jika dia bosan dia hangout bersama asistennya, shopping atau menghabiskan waktu di salon untuk memanjakan diri.
Dia selalu berusaha untuk membahagiakan hatinya walaupun dia sadar terkadang dia butuh seseorang untuk bersandar, tapi dia bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta.
Sedangkan Bima memutuskan memaafkan Vania karena cinta Vania yang begitu besar membuatnya melakukan hal buruk pada Risty, Bima menyadari kecemburuan Vania pada Risty.
Pagi itu Risty sedang sibuk dikantornya dan Yona mengingatkan akan sesuatu.
"Boss, besok kita ada jadwal meeting dan pembaharuan kontrak kerjasama dengan PT. Aryarajasa milik suami anda," ucap Yona.
"Wahhh benarkan?"
Risty memastikan dan Yona pun mengangguk.
"Tapi si br****sek itu belum pulang dari semalam, aku tidak yakin dia bisa datang. Apa dia sudah tahu kalau besok ada jadwal meeting dengan perusahaan kita?"
"Sepertinya sudah Boss,"
"Baiklah kita lihat saja besok, apa dia datang atau tidak?!"
Risty melanjutkan pekerjaannya.
Jam makan siang sudah tiba, Risty mengajak Yona makan di luar kantornya. Tiba-tiba dia ingin datang ke cafe dimana dia bertemu dengan orang yang hampir membuatnya jatuh cinta, sudah satu tahun ini dia tidak pernah bertemu lagi dengan laki-laki itu. Dia tidak ingin mencari tahu siapa dia, apa pekerjaannya dan apapun tentang laki-laki itu. Dia sadar diri laki-laki itu tidak mampu dia gapai walau terkadang terbesit rasa rindu yang tidak mampu dia ungkapkan.
"Boss, jangan ngelamun terus!"
Yona menepuk bahu Bossnya dan membawakan pesanan mereka. Risty terdiam dan memandang Yona kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Ada masalah lagi Boss?" Yona menatap Risty dengan serius.
"Nothing,"
"I'm missing someone," Risty menatap jalanan dengan tatapan kosong.
"Aku tahu kok, kamu rindu siapa Boss! Ternyata wajah cantik dan karir bagus tidak menjamin kisah cintamu semulus jalan tol ya Boss," Yona terkekeh.
Di luar kantor mereka berbicara akrab seperti sepasang sahabat.
"Daripada kamu pacaran mulu nggak dinikahin!"
"Daripada kamu Boss, dinikahin tapi nggak dianggep!"
"Iyuuhhh.. poor me,"
mereka terbahak bersama dan melanjutkan makan siang mereka.
Risty menghentikan makannya saat melihat seseorang yang dia rindukan seolah melewati jalan raya di depan cafe itu dan sontak Risty lari mengejar sampai ke luar cafe.
Tapi sayangnya laki-laki itu sudah masuk mobilnya dan berlalu pergi.
"Siapa Boss?" tanya Yona heran.
"Bukan siapa-siapa, sepertinya aku cuma salah lihat aja," Risty menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Mereka kembali ke kantor saat makan siang mereka telah selesai.
btw thanks thor udah up 2 uluh" sarangheo thor semngaaat trus thor up satu" ngak papa thor asal jngan lama" thor