Sebuah tragedi memilukan menghancurkan hidup gadis ini. Pernikahan impiannya hancur dalam waktu yang teramat singkat. Ia dicerai di malam pertama karena sudah tidak suci lagi.
Tidak hanya sampai di situ, Keluarga mantan suaminya pun dengan tega menyebarkan aibnya ke seluruh warga desa. Puncak dari tragedi itu, ia hamil kemudian diusir oleh kakak iparnya.
Bagaimana kisah hidup gadis itu selanjutnya?
Ikuti terus ceritanya, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Setelah beberapa saat kemudian.
Mobil yang dikemudikan oleh David tiba di depan Rumah Sakit. Setelah membukakan pintu untuk pasangan paruh baya tersebut, David pun segera menuntun mereka.
"Mari, ikuti saya, Tuan." ajak David kepada kedua majikannya tersebut.
Tanpa menyahut ucapan David, pasangan itu pun bergegas mengikuti langkah David yang menuntun mereka menuju ruangan ICU, di mana Alfa sedang di rawat. Mereka melangkahkan kaki dengan cepat dan dengan wajah yang tampak memucat pula.
"Masih jauh lagi kah, David?" tanya Tuan Harry yang sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana kondisi putranya saat itu. Bukan hanya Tuan Harry, Nyonya Kharisma pun merasakan hal yang sama. Ia terus melangkah di samping Tuan Harry tanpa melepaskan pelukannya di lengan kekar lelaki itu.
"Sedikit lagi, Tuan Harry. Sebelum kita sampai di ruangan Tuan Muda Alfa," jawab David.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka pun tiba di depan ruang ICU. David menghentikan langkahnya kemudian berbalik dan berdiri di hadapan Tuan Harry.
"Tuan Muda Alfa ada di dalam," ucap David dengan wajah sendu menatap Tuan Harry dan Nyonya Kharisma secara bergantian.
Tuan Harry memperhatikan tulisan yang menggantung di atas pintu ruangan tersebut dan sekarang ia baru sadar bahwa anak lelakinya itu tengah dirawat di ruang ICU. Sementara Nyonya Kharisma bergegas masuk tanpa menunggu kedua lelaki itu.
"Ruang ICU? Memangnya apa yang terjadi pada anakku? Jangan bilang saat ini kondisinya--" Belum habis Tuan Harry berkata, tiba-tiba Nyonya Kharisma berteriak histeris setelah melihat kondisi Alfa yang sedang terbaring di atas tempat tidur pasien.
"Akhhh! Alfa, anakku!" pekik Nyonya Kharisma.
Mendengar teriakkan Nyonya Kharisma, Tuan Harry pun bergegas menghampiri istrinya itu. Baru saja Tuan Harry menggapai pundak Sang Istri, tubuh wanita itu mendadak lunglai dan akhirnya jatuh pingsan.
Beruntung Tuan Harry sigap dan berhasil menangkap tubuh Nyonya Kharisma sebelum wanita itu jatuh ke lantai ruangan.
"Kharisma! Sayang!" pekik Tuan Harry dengan wajah cemas menatap Nyonya Kharisma yang sudah tidak sadarkan diri di dalam pelukannya. David yang ikut panik, bergegas memanggil para tim medis untuk Nyonya Kharisma, tanpa menunggu perintah dari lelaki paruh baya tersebut.
Sementara itu, Tuan Harry masih mencoba menyadarkan Nyonya Kharisma. Ia menggoyang-goyangkan tubuh istrinya itu dengan perlahan agar segera tersadar. Namun, hingga para tim medis yang dipanggil oleh David tiba di ruangan itu, Nyonya Kharisma masih belum sadar juga.
"Tolong istri saya, Sus," ucap Tuan Harry sembari menyerahkan tubuh Nyonya Kharisma yang tampak tidak berdaya itu kepada para Perawat yang datang menghampirinya.
"Baik, Tuan. Permisi," jawab salah satu di antara mereka.
Setelah Nyonya Kharisma diambil alih oleh para tim medis, Tuan Harry pun kembali ke ruangan ICU, di mana Alfa tergeletak di sana dengan kondisi tidak sadarkan diri.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Alfa? Kenapa kondisinya bisa sampai separah ini?" tanya Tuan Harry sambil menatap Alfa dari balik kaca.
"Menurut saksi mata, mobil yang dikemudikan oleh Tuan Muda Alfa melaju dengan kecepatan tinggi dan diduga kuat Tuan Muda Alfa serta kedua temannya saat itu dalam kondisi mabuk. Tuan muda Alfa yang tidak bisa mengontrol kecepatan mobilnya, akhirnya menabrak pembatas jalan," tutur David yang juga ikut sedih atas kejadian itu.
Tubuh Tuan Harry mendadak lunglai. Ia menjatuhkan dirinya di sebuah kursi tunggu dengan wajah yang memucat. Lututnya bahkan serasa tidak mampu untuk menopang beban tubuhnya. Ia memperhatikan Alfa dengan seksama, dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan sedih.
Tubuh Alfa dipenuhi dengan berbagai peralatan medis berupa alat bantu pernapasan, infus, selang makan, monitor denyut jantung serta alat keteter. Lelaki muda itu dinyatakan koma setelah kecelakaan yang menimpanya. Cedera kepala berat yang terjadi pada Alfa membuat lelaki muda tersebut kehilangan kesadarannya.
Tuan Harry mengusap wajahnya dengan kasar sambil terus memperhatikan Alfa yang tidak sadarkan diri di dalam ruangan itu.
"Lalu bagaimana dengan kondisi kedua temannya, David? Apa mereka baik-baik saja?" tanya Tuan Harry kepada David yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Salah satu dari mereka yang bernama Arman, meninggal di tempat setelah tubuhnya terpental dari mobil dan menghantam pembatas jalan, Tuan. Sementara sahabat Tuan Alfa yang bernama Ervan Hardy Kusuma mengalami koma dan juga patah tulang kaki. Kemungkinan dia terancam diamputasi," jelas David yang membuat Tuan Harry bergidik ngeri ketika mendengarnya.
"Ya, Tuhan! Itu artinya kecelakaan yang mereka alami benar-benar begitu mengerikan." Tuan Harry memekik.
Ternyata nasib kedua teman Alfa jauh lebih tragis dari nasib anak lelakinya itu. Namun demikian, hal itu tetap tidak bisa membuat Tuan Harry merasa nasib Alfa lebih beruntung dari kedua sahabatnya. Sebab kondisi Alfa saat ini pun masih sangat memprihatinkan.
"Ini semua gara-gara minuman itu! Aku bingung bagaimana caranya agar Alfa berhenti menyentuh dan menikmati benda itu, David. Sekarang Alfa dan juga teman-temannya sudah membuktikan sendiri efek dari minuman itu. Jika setelah ini mereka masih berani menyentuhnya, itu artinya mereka benar-benar sudah gila!" tutur Tuan Harry lagi, dengan setengah kesal.
David menghela napas berat. "Semoga saja hal ini menjadi pelajaran buat Tuan Alfa dan sahabatnya. Dan saran saya, jangan pernah berhenti berdoa yang terbaik untuk Tuan Muda Alfa dan semoga setelah kejadian ini, Tuan Muda akan berubah dan tidak lagi menyentuh minuman memabukkan itu," sahut David.
Tuan Harry mengangguk pelan, masih dengan wajah sendunya. "Ya. Kamu benar, David."
Sementara itu di Desa Muara Asri, Desa Nelayan, di mana Dea dan keluarga kecilnya tinggal.
Ting!
Sebuah pesan chat masuk ke dalam ponsel milik Julian yang sengaja diberikan oleh lelaki itu untuk Dea agar mempermudah komunikasi mereka. Dea yang sedang asik mencuci tumpukan piring, gelas dan peralatan masak yang kotor, segera menghentikan pekerjaannya. Ia meraih benda pipih tersebut kemudian memeriksa pesannya.
[Dea sayang, Mas sudah kembali dan sekarang Mas sudah berada di dermaga. Nanti sore, kalau Mas tidak capek, Mas akan melanjutkan pengerjaan rumah kita. Mau kah kamu menemui Mas di sana?] Tulis Julian di dalam pesan chat tersebut.
Mata gadis itu kembali berkaca-kaca. Ia sedih saat kembali teringat akan Julian. Ia merasa tidak lagi pantas untuk menjadi calon istri dari lelaki itu sebab dirinya yang sudah tidak suci.
Sebenarnya, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Dea ingin sekali berkata jujur kepada Julian tentang kejadian yang menimpa dirinya tersebut. Dan soal bagaimana reaksi Julian nantinya, Dea pun tampak pasrah.
[Baiklah. Mungkin aku akan ke sana jika pekerjaanku sudah selesa, Mas.] Tulis Dea, masih dalam bentuk pesan chat.
Julian menyunggingkan sebuah senyuman hangat setelah mendapat balasan pesan chat dari Dea tersebut. Walaupun ia sempat kecewa karena Dea tidak muncul pada malam itu, tetapi jawaban Dea kali ini membuatnya cukup senang.
...*** ...