Cerita ini adalah Sequel dari cerita (Salah Ranjang Hot Daddy).
Jessy selalu menghabiskan hari-harinya dengan kesenangan, pergi ke club' hingga bermain aplikasi daring dan mengenal satu pria di dalam aplikasi itu.
Daffin merasa waktu nya di Amerika hanya terbuang sia-sia dengan pekerjaan nya, iseng dia bermain aplikasi daring dan di sana Daffin menemukan teman chatting yang cukup membuat nya geleng-geleng.
"Bagiamana kalau malam ini kita melakukan nya"
"Apa? kau gila?"
"Ya, aku gila karena rasa penasaran"
"Baiklah, tapi setelah itu tidak ada kata tanggung jawab, kita hanya patner ranjang"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Pagi nya Jessy bangun dari tidur nya, dan melihat tubuh nya yang polos tanpa sehelai benang pun.
"Tubuh ku terasa remuk" gumam Jessy mengeluh.
Jessy merenggakan otot-otot nya yang terasa pegal, saat berjalan Jessy merasakan sakit di area bagian bawah nya.
"Harusnya laki-laki juga merasakan, huh.. dasar bajingan bodoh, awas saja kalau dia berani menelpon ku lagi" kesal Jessy lagi.
Karena harus check out akhirnya Jessy pun memilih mandi, selesai mandi Jessy langsung memakai pakaian nya yang kemarin karena Jessy tak memiliki baju ganti lain.
Beruntung di tas nya Jessy membawa make up dan yang lain nya sehingga Jessy keluar dari hotel dengan penampilan cantik nya.
Saat baru masuk ke dalam mobilnya Jessy melihat ponselnya berdering..
"Halo"
"Daddy sudah mendapatkan kabar akan ke lulusan mu, pulanglah perusahaan butuh pemimpin baru"
"No Dad, aku sudah keterima kerja, dan aku tidak akan menetap di Amerika lagi"
"Why?"
"Karena aku ingin mandiri"
"Jess, Daddy sudah ingin cucu jika kau tidak mau memimpin perusahaan it's oke baby, tapi menikahlah Mommy dan Daddy sudah ingin cucu"
"Sorry Dad, tapi aku masih 23 tahun aku masih ingin bersenang-senang dan merasakan dunia bebas. bye Dad, I love you"
Tut..
Jessy mematikan panggilan nya sepihak, jika orang tua lain mungkin Mommy nya yang bawel maka lain dengan Jessy.
Daddy nya sangat bawel dan selalu menelpon nya hanya untuk masalah-masalah yang Jessy tak suka, seperti memimpin perusahaan Jessy ingin memiliki banyak pengalaman bekerja.
Jika anak lain suka menjadi CEO maka tidak dengan Jessy, dia lebih suka menjadi karyawan biasa karena tanggung jawab yang dia pegang tidak lah berat.
"Daddy, sangat bawel aku masih 23 tahun kenapa Daddy sudah mau aku menikah" gumam Jessy sambil menyalakan mesin mobilnya.
Mobil Jessy melaju dengan kecepatan cepat, Jessy akan ke rumah Ambar untuk mengucapkan perpisahan karena Jessy akan pergi ke New York nanti malam.
Ting tong..
"Jessy!" Ambar menatap kesal pada teman nya.
"Morning Am, aku akan ikut sarapan pagi di rumah mu" kata Jessy santai.
Ambar memang tinggal sendiri, Mommy Daddy nya sudah berpisah dan Ambar memilih hidup sendiri hanya saja kartu kredit nya tidak pernah kosong karena Mommy dan Daddy nya selalu mengisi nya tepat waktu, tentunya dengan nominal yang cukup membuat Ambar senang.
"Masuklah, kau berhutang penjelasan pada ku" kata Ambar membuka pintunya lebar.
Jessy berjalan masuk ke rumah Ambar, dan meninggalkan si pemilik rumah yang sedang menutup pintu.
"Aku ingin makan dulu sebelum bercerita" kata Jessy yang menyimpan tas nya di sofa.
"Seperti kau memang selalu beruntung karena hari ini bibi pembantu ku memasak banyak, ayo" Ambar mengajak Jessy ke meja makan.
Ambar sangat senang saat Jessy berkunjung, itu membuat dirinya memiliki teman saat makan karena biasanya Ambar selalu makan sendirian.
Keduanya makan dengan khitmat, Ambar tidak banyak bertanya tapi meski begitu dia cukup paham ada yang terjadi pada teman nya itu, Jessy berjalan dengan langkah yang seolah sedang menahan sakit,.dan hal itu cukup membuat Ambar berpikir ke arah sana.
Setelah selesai makan Ambar dan Jessy langsung pergi ke ruangan bersantai, keduanya lanjut menonton tv.
"Jadi apa yang terjadi tadi malam?" tanya Ambar.
Jessy melirik teman nya itu, keduanya berteman sejak 5 tahun lalu, tepatnya sejak Jessy menjadi mahasiswa dan keduanya satu fakultas.
"Seperti yang kau pikirkan" ucap Jessy santai.
"Kau bermain ranjang?" tanya Ambar.
"Hem, aku rasa awal nya sangat sakit Am, tapi tidak apa aku menikmatinya" balas Jessy dengan wajah yang sama sekali tidak terlihat menyesal.
"Apa pria itu tampan?" tanya Ambar.
Jessy terdiam, dia tidak begitu jelas melihat wajah asli Daffin, Jessy hanya melihat bewok dan juga milik nya yang besar.
Huh..
Membayangkan semua itu Jessy seketika terbayang-bayang kegiatan panas nya tadi malam, dia mendesaah keras karena permainan nya.
"Jessy"
"Aku tidak tau, tapi yang aku tau milik nya besar"
"Astaga, kau baru melihat satu belum dua atau tiga, setiap pria berbeda-beda ukuran Jess" kata Ambar tanpa filter.
"Benarkah?" tanya Jessy bodoh.
"Ya, kau mau mencoba lagi?" tanya Ambar.
Dan seketika Jessy teringat akan tujuan nya, dia langsung menggelengkan kepalanya.
"Sorry Am, aku akan ke New York untuk bekerja, mungkin lain waktu kita akan bisa party bersama, aku akan sangat merindukan mu"
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏