NovelToon NovelToon
Nobis

Nobis

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11.9M
Nilai: 5
Nama Author: Anna

(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.

Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.

Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.

Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.

"Jadi pacar aku."

Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?

Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?

Non Nobis Solum

Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ngambek

WARNING :

CERITA INI SEDANG DALAM PROSES REVISI YA. BEBERAPA PART KE BELAKANG AKAN BERBEDA

****

NOBIS

Chap 8

Mobil Kai berhenti tepat di depan sebuah gang sempit, kecil dan kumuh. Kai benar-benar menepati ucapannya untuk mengantar gadis itu pulang, maka di sinilah mobilnya berhenti sekarang.

"Mana rumah lo?" Kata Kai sambil meneliti gang kumuh tersebut.

"Masuk ke dalam sana." Krystal menunjukan jarinya ke dalam gang tersebut.

Jika di telisik lebih jauh, penerangan di dalam gang itu hanya menggunakan satu bohlam kecil saja. Kai yakin saat malam hari pasti terlihat lebih menyeramkan.

"Kenapa? Jijik ya kamu?"

"Gue?" Kai menunjuk dirinya sendiri membuat Krystal mengangguk. "Lo tuh yang lihat orang dari luarnya ajah!"

"Berarti enggak?"

Kai mendengkus, memutar tubuhnya untuk berhadapan langsung dengan Krystal. "Gue emang kasar sama orang, tapi bukan berarti gue sering merendahkan mereka!"

Bibir Krystal membentuk senyum simpul. Lalu mengankat ibu jarinya ke atas. "Kai keren."

"Iyalah." Ujarnya bangga, namun sedetik kemudian Kai melebarkan matanya. Bisa-bisanya dia menjawab ucapan Krystal seperti itu. "Udah sana lo turun!"

Gadis itu terkekeh di sebelahnya, kemudian membuka pintu mobil dari dalam. Tapi, belum sempat keluar, tangan Kai menghentikannya.

Krystal menoleh.

"Kalo gue bawa motor, bisa nggak masuk kesana." Kai menggerakan dagunya untuk menunjuk gang kumuh tadi.

"Bisa kok."

"Yaudah, hari minggu jam 10 di depan gang ini."

Krystal tersenyum lagi. "Oke.."

• • •

Krystal mengayuh sepedah delivery-nya untuk mengantarkan pesanan. Inilah pekerjaan Krystal setiap pulang sekolah, menjadi part timer di restoran ayam cepat saji.

Waktu bekerja Krystal dimulai dari pulang sekolah sampai berakhir jam sepuluh malam. Gaji yang didapat memang tidak besar, namun itu mampu menutupi biaya yang dikeluarkannya sehari-hari. Terkadang dia juga sering mendapatkan uang tip dari pelanggan, dan jika mendapat uang tip yang lumayan, Krystal akan membelikan makanan untuk anak-anak panti.

"Hai adek-adek, lihat nih, kakak bawa apa?" Teriak Krystal sesampainya di depan pintu panti.

Anak-anak yang sekiranya berusia lima sampai delapan tahunan itu segera menghampiri Krystal. Memeluk tubuhnya dengan banyak rindu.

Krystal memang tumbuh besar di panti asuhan. Dia kehilangan kedua orang tuanya saat masih bayi. Setelah beranjak dewasa, Krystal memutuskan keluar panti dan hidup mandiri di dalam rumah kontrakan untuk meringankan beban ibu panti.

Semenjak enam bulan yang lalu, panti jarang mendapatkan donatur, hal itu membuat panti asuhan ini terancam ditutup, dan semua anak-anak panti akan dititipkan pada panti asuhan lain. Tentu hal itu tidak diinginkan oleh anak panti, karena mereka akan terpisah satu sama lain.

"Kak Krystal kok baru ke sini?" Tanya Mona, anak perempuan yang dikucir kepang dan berdiri didekat kakinya.

Krystal berjongkok untuk menyamakan tinggi badannya.

"Iya.. maaf ya. Kakak sibuk belajar." Dia mengelus-ngelus rambut bocah itu.

"Kita kangen kakak tau." Sahut Dio, salah satu anak cowok yang sedang memegang robot.

"Kakak juga kangen kalian." Dicium pipi anak cowok tadi lalu memeluk semua anak-anak panti.

"Tapi nggak apa-apa deh, kan kakak bawa makanan." Jawab Dio, anak-anak itu tersenyum senang sembari membawa makanan yang Krystal bawa tadi.

"Krystal.." cewek itu menoleh.

"Bundaaa..." lalu berlari menghambur kepelukan wanita paruh baya yang tadi berdiri di belakangnya.

"Krystal kangen bunda.."

"Bunda juga." Pelukan mereka semakin erat. "Kok baru kesini, nak?"

Krystal melepas pelukan itu sedikit tanpa menjauhkan jarak mereka.

"Iya, sekarang Krystal sibuk, Bun." Jawabnya dengan cebikan. "Krystal dapat tugas dari Kepala Sekolah, disuruh bantuin belajar cucunya Donatur."

"Loh ... bagus dong, kok malah cemberut." Bunda merapihkan anak rambut di wajah Krystal. "Emang cucunya umur berapa?"

"Seumuran sama aku, Bun. Kita satu sekolah."

"Oh ... Bunda kira masih kecil." Bunda menarik Krystal berjalan ke dalam panti. "Pasti susah yaa?"

"Hmm ... susah banget, Bun. Disuruh belajar maunya ngegambar, disuruh hafalin dia bilang males." Krystal tiba-tiba jadi teringat Kai.

"Jangan mengeluh, nanti nggak berkah loh."

Krystal menyengir. "Oh iya.."

"Yang penting kamu ikhlas, biar temen kamu itu juga jadi semangat belajarnya."

"Siap Bunda.." ujar Krystal sambil membuat gerakan hormat lalu berjalan ke arah meja makan, di sana sudah banyak anak-anak yang duduk.

"Bun.. belum ada donatur yang datang juga yaa?"

Bunda menghela napas, raut wajahnya berubah. "Ya begitu, Krys. Mungkin kita kurang berusaha kali ya untuk menarik para donatur."

"Tenang ya, Bun. Krystal lagi berusaha buat bagiin selebaran, semoga ada yang tersentuh dan mau jadi donatur di sini."

Bunda tersenyum hangat, dia memang tidak salah membesarkan Krystal, gadis itu memang berbeda. Krystal sangat dewasa dengan umurnya yang masih remaja. Padahal, di usia remaja saat ini, semua anak gadis akan menghabiskan waktunya di dalam mall, sibuk berbelanja dan jalan-jalan. Namun Krystal tidak, dia malah sibuk bekerja dan belajar, sibuk memikirkan nasib anak-anak lain.

"Bunda bangga sama kamu, Terima kasih sayang." Ucap bunda sambil memeluk Krystal lagi.

• • •

Sama seperti hari-hari sebelumnya. Setiap hari di gedung sekolah ini, hampir seluruh siswa di antar jemput menggunakan mobil pribadi, tak jarang juga ada yang mengemudikan kendaraannya sendiri, kecuali Krystal. Cewek itu selalu turun di halte dekat sekolah, lalu berjalan sedikit untuk sampai di pintu gerbang.

Itu sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi. Memang cukup jauh untuk berjalan kaki dari halte sampai gedung sekolah, namun tidak ada sedikitpun Krystal pernah mengeluh. Terkadang, Luna juga mengajaknya berangkat bersama, tapi Krystal menolak, alasanya karena tidak mau merepotkan.

Pagi ini Krystal berangkat agak siang, karena semalam dia pulang larut malam dari bekerja. Yang biasanya setiap dia datang sekolah masih sepi dan hanya ada beberapa siswa, tapi sekarang dia sudah bisa melihat anak-anak cowok bermain basket di lapangan sekolah.

Krystal berjalan menuju kelasnya melewati beberapa koridor kelas, salah satunya kelas Kai. Dia melirik sekilas kelas yang dihuni oleh sebagian anak-anak nakal itu. Di dalamnya hanya ada beberapa anak cewek yang sedang bergosip, lalu Krystal menelisik lebih dalam, dan cewek itu menyadari jika tidak ada Kai di dalam sana.

"Pasti bolos lagi." Ujarnya pelan. Lalu melangkah kembali menuju kelasnya.

Baru beberapa langkah berjalan, Krystal merasakan sesuatu yang keras menghantam punggungnya. Rasanya sangat sakit dan perih. Dia meringis pelan lalu tersentak saat ada sebuah suara yang meneriakinya.

"Woy cupu! Lempar bolanya dong!" Teriak anak laki yang sedang bermain basket di tengah lapangan itu.

Krystal melirik bola yang ada di sebelah kakinya, dan dia baru menyadari jika tadi dia terkena lemparan bola basket dari anak-anak di lapangan.

"Woy lo budek! Buruan! Gob- AWW!" Anak cowok tadi menjerit kesakitan saat merasakan bagian kepalanya dipukul dari belakang.

"Lo nyari mati!"

Anak cowok itu membelalak. "K-kai.."

"Kaki lo nggak bisa jalan apa cacat!"

Dan bukan hanya anak-anak yang berada di tengah lapangan saja yang terkesiap, kini Krystal pun tidak bisa menahan keterkejutannya saat Kai memukul cowok itu.

"Tahu kan apa yang lo lakuin tadi!" Kai menendang kaki cowok itu hingga dia jatuh berlutut di depannya.

"Lo yang bego ngelempar bola! Bisa-bisanya kena cewek di pinggir lapangan." Kai menarik kerah seragam cowok itu dan bersiap mengayunkan tinjunya.

"Kai.." Krystal berlari ke tengah lapangan, menarik tangan Kai yang sudah mengepal. "Jangan pukul dia."

"Lepas! Gue nggak suka ngeliat nih orang sok berkuasa di sini!"

"Saya nggak apa-apa kok. Udah yukk."

"Nggak! Gue harus kasih dia pelajaran dulu." Satu pukulan mendarat di pipi cowok itu, dia tersungkur di atas lapangan dan tidak ada satu orangpun yang mampu mencegahnya melakukan itu.

"Ampun Kai ... gue salah." Mohon cowok itu.

"Iya, emang lo salah!" Kai menarik kerah cowok itu lagi. "minta maaf sama dia!" Kai menunjuk Krystal.

Awalnya anak cowok itu hanya terdiam, dia tidak sudi merendahkan diri dihadapan anak beasiswa seperti Krystal, namun tatapan menyalang dari Kai membuat cowok itu pasrah berlutut di depannya.

"Enggak usah." Krystal melangkah mundur sedikit. Terlalu aneh untuk Krystal saat ada orang yang berlutut di bawah kakinya.

"Gue minta maaf..." ucapnya penuh ketakutan.

"Iya-iya.. saya nggak apa-apa kok." Krystal berjengit kaget. Menerima ucapan maaf tidak serta merta membuatnya merasa senang, Krystal malah terlihat canggung dan aneh. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini.

"Gue bisa bikin lo mati..."

"Kai." Tegur Krystal.

"...kalo sekali lagi lo begini!"

Kai menarik tangan Krystal menjauhi lapangan. Sontak seluruh siswa yang menyaksikan kejadian tadi menggeleng tidak percaya. Kai, Iblis nomor satu di sekolahnya, cowok penguasa, the king of killer, pergi begitu saja sebelum membuat babak belur orang yang membuatnya kesal.

Kai biasanya akan membuat orang itu tergeletak tak berdaya dulu baru berhenti. Namun kehadiran Krystal di sampingnya membuat itu berubah.

Mereka juga menatap aneh ke arah Kai yang menarik tangan Krystal. sejak kapan Kai peduli dengan orang lain. Ini yang pertama untuk mereka melihat Kai membela orang lain, dan orang itu adalah si cupu Krystal.

"Kamu apaan sih." Krystal menyentak tangannya, lalu behenti.

"Lo harusnya bilang makasih."

Krystal melongo tidak percaya. "Terima kasih karena udah buat kaki orang hampir patah? Atau terima kasih karena udah mukul orang di tengah lapangan?"

Kai menutup matanya sambil mengangguk, membenarkan ucapan Krystal dengan santai, tidak peduli walaupun ada nada ejekan di setiap kalimat Krystal.

"Kamu nggak bisa seenaknya aja mukul orang Kai."

"Dia juga nggak bisa seenaknya aja teriak-teriak nyuruh lo ngambil bola. Dia yang salah dia yang marah. Kan tolol!"

Krystal menggeleng tidak habis pikir dengan kelakuan Kai barusan.

"Saya nggak mau kamu mukulin orang kaya tadi."

"Gue nggak butuh persetujuan dari lo buat mukul orang!" Kai memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana. "Lagian lo juga tolol, dilempar bola bukannya marah malah diem!"

"Saya nggak apa-apa kok. Mereka juga nggak sengaja."

"Tuh kan, lo tolol bukannya baik!"

"Kasar ih ngomongnya." Krystal mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi itu ekspresi yang Kai lihat dari Krystal saat dengannya.

"Males gue lihat muka lo kaya gitu!"

"Yaudah nggak usah dilihat." Krystal menghentakan kakinya, berjalan melewati Kai menuju kelas.

"Dih ... dia ngambek." Gumam Kai santai.

• • •

hai . . . terima kasih sudah mampir. jangan lupa jadiin nobis sebagai cerita favorite kalian ya, dan tekan like serta berikan komentar . . .

jika suka dengan ceritanya, tolong beri rating lima bintang ya genksss . . .

love you all

❤ ❤ ❤

1
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
baca ulang
Yanni Santoso
duh author aq nyesek banget ikutan nyesek baca bab ini
Air
Luar biasa
Yulie Anti
halo aku dari 2025😁 kangen sama kaisar
Feny Kurniawati: sama kakak...😀nyari2 judul e..wkwk...dan memang novel baru bikin bosen.wkwkw
total 1 replies
Shee
pokoknya wajib baca novel ini, bagus ceritanya kosa katanya mudah di pahami
Ningning
bikin baper😍
Nitya Pradnyani
Luar biasa
Ahla Nayla
kisah yg plg buat aq nyesek..krn crtanya gntung.. bca brkali² pun gk kan bosan
Aisyah Pratama
belum bisa move on dari nobis,,,
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya
rian silviani
ending nybikin patah hati banget ya ampun 😭
Murni Asih
ka Anna kata2 nya Jd bikin sy pengen SMA lg.....
bunga cinta
salah satu karya yang luar biasa
Azaria Dwi
Luar biasa
Jeissi
kevin terlalu pengecut
Julia Rosdiana Dewi
Luar biasa
Neng Raishanum
Lumayan
Neng Raishanum
Biasa
Niaq HabibieShop
baru mampir dan ceritanya seenak ini😍
𝖕𝖆𝖜𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖚𝖆𝖓 𝖐𝖎m🐯
untuk sesaat pasti pada negatif thinking terhadap Rekha 😅
Sundari Anggara
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!