NovelToon NovelToon
MY BELOVED PIAN

MY BELOVED PIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: fchrvlr0zak

sesekali kamu harus sadar kalau cowok cool, ganteng dan keren itu membosankan. lupakan kriteria "sempurnah" karena mereka tidak nyata.

hal - hal yang harus diketahui dari sosok pian :
1. mungkin, sedikit, agak, nggak akan pernah ganteng, cool, apalagi keren. bukan berarti dia jelek
2. nggak pintar bukan berarti dia bodoh
3. aneh dan gila itu setara
4. mengaku sebagai cucu, cucu, cucunya kahlil gibran
5. mengaku sebagai supir neil armstrong
6. mengaku sebagai muridnya imam hanafi
7. menyukai teh dengan 1/2 sendok gula. takut kemanisan, karena manisnya sudah ada di pika
8. menyukai cuaca panas, tidak suka kedinginan, karena takut khilaf akan memeluk pika
9. menyukai dunia teater dan panggung sandiwara. tapi serius dengan perasaannya terhadap pika
10. menyukai pika

ada 4 hal yang pika benci didunia ini :
1. tinggal di kota tertua
2. bertemu pian
3. mengenal sosok pian, dan....
4. kehilangan pian

kata orang cinta itu buta, dan aku udah jadi orang yang buta karena nggak pernah menghargai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fchrvlr0zak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMASUKAN ARWAH KHALIL GIBRAN

"hei, sebatang kayu! bisa kah kau bertanya kepada pohon, mengapa dia mengkhianatimu? kau di buang sayang, kau di buang. daun - daun segar sedang kenertawaimu, namun daun yang berguguran menangis karena mu."

pian mengangkat tinggi - tinggi sebatang kayu sampai berhadapan dengan wajahnya. dan berbicara sendiri layaknya orang gila. meskipun dia memang sudah gila.

"hoi, gilo!" sandi melemparnya dengan batu kecil. "percuma ngomong sama kayu. dia nggak akan berubah menjadii si enjeli." sandi menyebutkan nama pemeran di salah satu film indah favoritnya kuch - kuch hota hai.

teman - temannya geleng - geleng kepala saat melihat pian mematahkan batang kayunya menjadi dua. membuangnya ke tanahh dan menginjaknya berulang - ulang kali. nggak tahu apa maksudnya, yang pasti teman - temannya sudah hafal betul dengan sikap pian yang terkenal kurang waras di sekolah.

"sudah mati dia." kata pian ikut duduk di sebelah tristan.

"siapa mati?" tanya tristan bengong.

"itu, si enjeli. sekarang dia nggak bisa tuh balikan sama si rahul."

tristan tertawa ngakak. sampai sebatang rokok yang terselip di sela giginya sampai terjatuh ke tanah. "memangnya di teater lagi hafalin naskah film indiah yaa?"

"itu cuma uji coba. manatahu sewaktu - waktu aku di suruh datang ke indiah buat bersihin tajmahal."

"helehh!"

"ehh iyaa, kata si umi. ente udah ngilang gitu aja pagi - pagi sekali dari rumah. kemana ente? jualan di pasar?" tanya sandi. mengambil bungkus rokok dari saku celananya dan menyulut satu batang rokok.

"sekolah dongg" jawab pian dengan santai. "sebagai murid yang baik. kita harus datang pagi - pagi biar nggak terlambat." wajah sok serius menyebalkan. rasanya pengen di timpuk dengan batu.

"jangan sok - sokan deh ente. palingan mau ketemu sama anak baru itu kan?" tebak sandi. pian hanya menyeringai, menampilan deretan gigi yang putih dan bersih.

"jadi beneran udah pacaran sama anak baru itu?" tanya tristan dengan penasaran. "emangnya dia mau?"

"enggak" kata pian dengan wajah tertekuk lesu. "susah bikin dia senyum. dia juga nggak pernah ketawa. mungkin aku kurang lucu."

"siapa yang bilang kalau ente lucu? ente mah gilaa!"

"nanti, kalau aku kasih surat ala - ala kahlil gibran. bisa klepek - klepek dia kaya may ziadah" pian menyebut nama seorang wanita yang sering di kirimin surat oleh kahlil gibran pada zaman baheula.

kemudia dia melihat jam yang melingkar di tangan kanannya. sebuah jam unik berbentuk kalkulator mini. si pian sengaja memakai jam tangan itu, supaya nanti kalau ada pelajaran matematika dia nggak bingung buat menghitungnya.

"ke perpus yukk!" ajak pian dengan kedua teman - temannya.

"haa? ngapain? ente kesurupan lagi?" sandi syok setengah mati. boro - boro si pian ke perpustakaan sekolah. kalau di suruh cari buku sama si guru - guru aja dia selalu punya alasan yang aneh : "aduh bu, mata saya kelilipan. aduh bu, mata saya rabun. aduh b, saya sakit perut mau ke UKS dulu."

"adadeh" wajah pian sok meyakinkan. benar - benar menyebalkan bagi siapa saja yang melihatnya. untung tristan sama sandi sudah berteman cukup lama dengan pian. kalau tidak, mungkin mereka juga berskongkol untuk gantung si pian di pohon pete pinggir sekolah.

"kalian berdua ajalahh. aku lagi nunggu si henrik nih. katanya dia lagi cari makanan  di luar sekolah" ujar tristan.

"o. yaudah. rugi kalau kamu nggak ikut!, yok. rab!" kemudian pian merangkul bahu sandi. mereka berjalan persis kakak ber adik usil.

saat sudah tiba di dalam perpustakaan. pian terus menyapu tatapannya ke penjuru ruangan untuk mencari pika. dia melihat cewek itu dengan teman - temannya sedang duduk di salah satu kursi perpus sambil membaca buku atau mencatat sesuatu di buku tulisnya.

sandi berbisik. "ada widya! pintarr juga entee"

pian hanya menaik - naikkan alisnya. kemudian mereka itu bergabung.

"hallo agen pika. kita bertemu lagii." pian menarik kursi dan duduk di dapan pika.

pika mendengus sebal. sambil berbisik pada widya. "kok pian ada di sini sih?"

widya hanya menangkat kedua bahunya. lalu menatap si sandi penuh dengki. "kamu ngapain ada di sini? pergi sanaa!, kami mau berlajar tahu."

"kita juga mau belajarr. belajarr mencintaimuuu..." goda sandi kepada widya, membuat cewek itu memutar bola mata jengah.

"pika lagi belajar apa?" tanya pian kalem. menopang dagunya dengan telapak tangan.

pika diam tidak menjawab.

"pik. aku mau jadi buku yang ada di genggaman kamu. biar bisa di perhatiin terus."

pika masih diam.

"udaaahh! percumaa nggak bakalan mempan rayuan norak kalian." ledek widya nyaris tertawa.

"susah bikin teman mu senyum." kata pian pada widya. "tapi nggak apa - apa. aku akan berusaha buat kamu tersenyum dan tertawa sampai kaku lupa caranya untuk diam."

pika langsung melototi pian tajam. "maaafff! sayangnya guee nggak hobby tertawa."

"oke"

singkat dan padat. hanya satu kata respon dari pian. lalu dia dan sandi keluar dari perpustakaan tanpa sepatah kata lagi. membuat pika dan juga widya terheran - heran.

*******

1
Esti Purwanti Sajidin
taraaaa langsung nge vote ka syemangaddd
Hitagi Senjougahara
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Dennis Rodriguez
OMG! Gemes banget!
Alison Noemi Zetina Sepulveda
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!