NovelToon NovelToon
Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 kejutan di luar kedai

Mendengar berita itu wajah Jagorawa terlihat mengeras menahan amarah. Hancurnya menara hitam berarti hancurnya sebagian dari kekuatan Lembah guntur.Dan merupakan pukulan telak.

"Lanjutkan Wulung. " ucap Jagorawa dengan tatapan tajam lurus kedepan. Sebuah tatapan yang mengandung kemarahan yang luar biasa.

"Selain Pancawara, Setan Hitam dan Setan Merah pun juga tewas ketua.Di tambah dengan Srenggana dan Ganggarini yang saat itu sedang terluka parah.Dan saat ini mereka masih dalam perawatan. " ucap Ki Wulung menjelaskan.

Kemarahan Jagorawa langsung meledak mendengar berita yang begitu tidak enak terdengar di telinganya.

"Kurang ajar dalam waktu dekat kita sudah kehilangan begitu banyak. Siapa orang yang telah berani mengacaukan menara hitam Wulung cepat katakan! lalu bagaimana bisa Srenggana dan Gabggarini sampai terluka parah, bukankah mereka berdua pendekar tingkat dewa tahap akhir yang jarang ada tandingannya di sini. "ucap Jagorawa dengan nada tinggi.

"Mengenai siapa yang membunuh Pancawara dan Setan Hitam Hanya Gabggarini dan Srenggana yang tahu.Tapi kalau yang melukai Srenggana , Gabggarini dan yang membunuh Setan Merah adalah orang-orang dari istana siluman ular putih ketua " ucap Ki Wulung.

"Istana siluman ular putih, ada urusan apa mereka sampai harus membuat masalah dengan lembah guntur.Ini tidak bisa dibiarkan Wulung secepatnya kau harus selidiki masalah ini.Bukan urusan yang sepele jika sampai istana siluman ular putih sampai turun tangan. Aku minta kau sembuh Srenggana dan Ganggarini dengan cepat supaya bisa mereka bisa memberikan keterangan tentang semua kejadian ini. "ucap Jagorawa memberikan perintah dengan segera.

"Saya mengerti ketua, mereka berdua pasti akan sembuh dengan cepat karena Suparana sedang dijemput kemari untuk mengobati mereka."ucap Ki Wulung.

" Setelah semuanya jelas, akan aku kerahkan pasukan untuk mencari orang yang telah berani mengobrak-abrik menara hitam. "Kata Jagorawa dengan tangan terkepal penuh kemarahan.

"Benar ketua ini, ini adalah aib yang harus segera di hilangkan,sebelum menyebar keluar. " sahut orang tua yang berjuluk dewa racun itu.

Setelah melaporkan semua kejadian di menara hitam Ki Wulung pun kemudian keluar dan kembali ke tempat tinggalnya. Untuk menanti kedatangan Suparana yang sedang dijemput oleh Wiratanu.

****

Di hutan wanamerta wajah Dipasena terlihat mengeras setelah sekian lama tidak menemukan jejak Harimau emas binatang yang dicarinya. Salah satu guru utama Perguruan Harimau Hitam itu memaki-maki dalam hatinya yang merasa sangat kesal.

Kekesalan juga terpencar di wajah Rawasana karena tidak menemukan apa-apa dari tadi.Ia pun bergegas menghampiri Dipasena.

"Kakang ,aku rasa binatang itu sudah tidak ada di sini lagi, kemungkinan Barata telah membawanya keluar dari hutan ini. " ucap Rawasana setelah tidak merasakan adanya tanda-tanda kemunculannya.

"Ku rasa juga begitu Rawasana,menurut cerita dari Jaluraga harimau itu sudah terluka dan tidak mungkin bisa pergi, tapi setelah melihat di sini tidak ada, aku pun menyimpulkan begitu."ucap Dipasena sependapat dengan Rawasana.

"Guru cepat kemari! "panggil Cakra Bayu tiba-tiba dari arah samping mereka

Mereka berdua segera menghentikan perbincangannya mendengar Cakra Bayu memanggil.

"Sepertinya Cakra Bayu menemukan sesuatu, mari kita lihat. " kata Dipasena kepada Rawasana. Lalu bergegas ke tempat Cakra Bayu berada.

Begitu sampai di tempat Cakra Bayu, Dipasena dan Rawasana disuguhkan dengan pandangan yang tidak mengenakan untuk mereka lihat.

Tiga mayat murid Perguruan Harimau Hitam tewas dalam keadaan mengenaskan, dua diantaranya perut robek dan kepala hampir putus.

Rawasana menggelengkan kepalanya, sedangkan Dipasena mengepalkan tangannya melihat muridnya di bantai dalam keadaan sadis.

"Pantas saja Jaluraga begitu ketakutan sepulangnya dari sini , rupanya karena mayat-mayat ini." gumam Dipasena.

"Paman guru,apa mungkin orang yang melakukan ini ada adalah Barata dan Andini? "tanya Cakra Bayu kepada Rawasana, ia seakan kurang percaya walaupun sudah mendengar cerita dari Dipasena tadi.

" Begitulah yang kita dengar dari kakang Dipasena.Namun aku heran dengan luka di tubuh tiga mayat ini semuanya mati dalam suatu tebasan. "ucap Rawasana setelah mengamati mayat-mayat itu dari tadi.

"Luka di tubuh mayat itu menunjukkan satu tebasan satu kematian, melihat masing-masing dari mayat-mayat ini memiliki satu luka bekas sayatan saja. " ucap Dipasena menguraikan.

Rawasana mengangguk mendengar penjelasan dari Dipasena. "Ya kakang benar dan bukan pendekar sembarangan yang dapat melakukan hal ini. " ucap Rawasana sependapat dengannya.

"Rawasana, aku pun merasa ragu kalau Barata dan Andini adalah seorang pendekar tingkat langit tahap menengah, setelah melihat kejadian ini. " ucap Dipasena.

"Aku rasa juga demikian kakang.Lalu apa keputusan kakang selanjutnya setelah melihat mayat-mayat ini dan kita tidak mendapatkan harimau emas yang kita cari. " ucap Pancawara minta penjelasan.

"Aku berencana pulang ke Perguruan untuk menghadap kepada ketua dan akan menjelaskan semua kejadian yang terjadi di sini. " ucap Dipasena.

"Barata dan Andini juga tidak bisa kita biarkan begitu saja kakang, aku yakin mereka saat ini masih ada di wilayah ini. " ucap Rawasana.

"Aku punya firasat kalau kemungkinan mereka menuju ke kota Andamaya melihat dari sini jaraknya sudah tidak jauh lagi. " ucap Dipasena.

"Tidak ada salahnya kalau kalau nanti kita kerahkan pasukan menuju ke sana, " ucap Rawasana.

"Guru lalu bagaimana dengan mayat-mayat ini, apa mau ditinggal begitu saja? " tanya Cakra Bayu.

"Kita bakar saja Cakra Bayu" perintah Dipasena.

Ketiganya kemudian mengumpulkan kayu kering untuk membakar ketiga mayat itu.Beberapa saat kemudian pekerjaan itu pun mereka selesaikan dan terus kembali menuju ke Perguruan.

****

Di kedai yang terletak di pinggir jalan besar, Barata dan Andini sama sama sedang menikmati makanannya.Mereka berdua terlihat sangat menyukai makanan di dalam kedai itu hingga tanpa malu-malu Andini pun minta Nambah lagi.

"Apa kamu masih sanggup Andini, bukankah tadi kau sudah nambah? " tanya Barata heran dengan kemampuan makan gadis kecil disampingnya itu.

"Tentu tuan, kalau tidak sanggup buat apa aku minta nambah. " jawab Andini enteng.

Minggir-minggir semua..! ctaar...! ctaar....! Terdengar teriakan seseorang yang di iringi dengan bunyi suara cambuk menggelegar dari luar kedai.

"Semua minggir..! " teriak seorang penunggang kuda yang mengenakan pakaian merah kepada orang-orang yang memadati jalanan.

Barata yang sedang makan menoleh keluar dan melihat kereta kuda megah yang diringi oleh pasukan berkuda di belakangnya.

Tidak hanya Barata beberapa pengunjung kedai pun banyak yang tertarik untuk melihat keluar.

"Bukankah itu orang orang dari Perguruan gunung awan,mau apa mereka ? " ucap seorang pengunjung kedai setelah melihat seragam dan bendera yang mereka bawa.

"Benar juga mau apa mereka,atau jangan-jangan kabar tentang Pranaraja ,anak ketua perguruan gunung awan yang akan melamar Wulandari anak demang Lukito itu benar adanya. " sahut temannya.

"Bisa saja rumor itu benar. " sahut temennya.

"Orang-orang dari Perguruan gunung awan,. " gumam Barata, dengan pandangan tidak lepas dari Iring-iringan kuda itu. Tidak lama kemudian dari dalam kedai Barata melihat sosok wanita berkuda yang ia kenal betul. yang tidak lain adalah Arimba.Wanita yang waktu itu ikut masuk ke dalam reruntuhan.

Barata yang mendengar pengunjung kedai tadi menyebut nama Wulandari bergegas menghampiri mereka berdua.

"Maaf tuan-tuan aku menganggu sebentar. " ucap Barata kepada dua orang itu.

"Oh tidak apa-apa anak muda, ada perlu apa kiranya?" Tanya salah satu orang itu dengan ramah.

"Tadi aku dengar tuan berdua mengatakan kalau orang-orang dari Perguruan gunung awan itu akan melamar anak Demang Lukito yang bernama Wulandari, apakah itu benar? " tanya Barata ingin tahu sebab ia juga punya teman wanita yang namanya sama-sama Wulandari.

1
rio
yang penting lanjutkan
Batsa Pamungkas Surya
nunggu lagi
rio
okelah
rio
oke oke
rio
mantap
Ariel Yono
teruskan
Ronaldo vs Messi
maju terus
Ronaldo vs Messi
bersambung
prahara
lanjutkan thord
prahara
lanjutkan
prahara
lanjutkan min
Endri ALLIKA
lanjutkan Bosque
xio zhou
lanjutkan thord
xio zhou
lanjutkan min
Batsa Pamungkas Surya
di tunggu malam yg gawat 2
prahara
Teruskanlah
Ronaldo vs Messi
lanjutken
xio zhou
lanjutkan min
Batsa Pamungkas Surya
lagi duuuunk
rio
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!