Jodoh Kedua Mr. Songong

aku tidak ingin jadi korban lagi

...*happy reading*...

Malam Minggu kembali menyapa para anak muda di seluruh negeri, namun sebagian anak muda menganggapnya biasa saja tak berbeda dengan malam-malam lain tak ada yang istimewa demikianlah anggapan para jomblo sejati.

"Kok gak keluar nak,,,setidaknya carilah teman atau kalo mau mama sama papa bisa kenalkan dengan anak teman mama". Ishita memulai aksinya dan mendapat pelototan tajam dari sang suami tercinta

"Jangan mulai lagi deh ma, sudah cukup waktu itu aku berkorban demi teman mama, hingga aku harus menyandang gelar duda. Meskipun kenyataannya aku masih perjaka tapi mana bisa orang mengerti keadaanku. Bagi mereka aku adalah duda.". Ishita terdiam mendengar kata-kata putra sulungnya dalam hati ada penyesalan yang tak pernah dia ungkapkan.

"Maafkan mama, nak,,,mama memang bersalah dan mama tidak akan pernah mencampuri urusan pribadimu lagi, tapi sayang,,,cepatlah move on kami semakin tua". isak Ishita pelan

"Kata move on itu jika kita merasa kehilangan ma, tapi pada kenyataannya aku gak pernah punya rasa sama sekali pada Saskia dan tolong jangan pernah menyebut lagi namanya, biarkan dia tenang disana". Thoriq tak ingin lagi mengingat kebodohannya.

"Tolong ma, pa,,,,aku gak ingin jadi korban lagi, biarkan aku memilih pasanganku sendiri ". lanjut Thoriq memelas

Resky yang melihat emosi putranya mulai tersulut segera mengalihkan pembicaraan.

"Gimana tawaran kerjasamanya,.apa mereka setuju???" tanya Resky menyurutkan emosi putranya

"Keputusannya Senin besok, pa,,,semoga saja wanita itu setuju pa." balas Thoriq kembali bersemangat

"Kenapa kamu gak berteman dengan adik direktur itu nak, supaya ada teman dan bisa saling sharing tentang pekerjaan dan kemajuan perusahaanmu ". Resky memberi saran dengan tujuan yang sama dengan istrinya.

"Nantilah pa, setelah kerjasama kita terjalin, aku gak mau memberi kesan seolah-olah ada pendekatan agar tawaranku diterima ". balas Thoriq yang selalu ingin berusaha mengembangkan perusahaan dengan cara yang jujur.

"Ma,,,sebentar lagi Thaliza liburan, anaknya mau liburan disini atau tetap di Amerika ". Thoriq kembali bertanya pada Ishita

"Katanya sih maunya liburan disini, kebetulan juga kan teman-teman mama rencana reunian disini ya kan, pa,,," Ishita kembali tersenyum setelah merasakan kembali penyesalannya.

"Sekali-sekali ajak kami juga dong, kali aja kami bisa bersahabat juga ". kata Thoriq yang penasaran dengan sahabat kedua orang tuanya

"Gak bisa sayang, kami gak mungkin melanggar kesepakatan kami dulu ketika kalian masih kecil, tujuan reuni kami hanya untuk persahabatan kami para orang tua tanpa harus melibatkan anak-anak kami. Kami gak ingin persahabatan kami rusak gara-gara kalian". jelas Ishita yang diangguki oleh Resky

Thoriq tak ingin memaksa kemauannya pada kedua orang tuanya, mungkin memang ada benarnya pertimbangan mereka.

Diwaktu yang bersamaan disebuah mension mewah hal yang sama pun terjadi. Dua saudara menghabiskan malam minggunya dengan saling mengerjai dan disaksikan oleh kedua orang tua mereka dengan bahagia.

"Kak,,,gak malam Mingguan??? sayang lho kak,,,malam Minggu terlewati tanpa kesan ". Askara mulai mengganggu Rasya yang sibuk membuka instagramnya

"Yeeee,,,kayak situ berkesan malam Minggunya". balas Rasya tetap fokus pada ponselnya

"Aku kan adik yang berbakti, menunggu kakaknya laku. Tapi kak ngomong-ngomong bos Mahardika grup keren juga"..Askara kembali menggoda Rasya

"Terus????" balas Rasya pendek dan matanya masih tetap fokus pada.ponsel ditangannya

"Ya PDKT dong, kan sayang keren, tajir tapi dianggurin, padahal hampir tiap hari ketemuan". lanjut Askara. Syaza dan Raka menyimak dengan baik ucapan Askara

"Ralat dek, kakak hanya ke kantornya jika ada tawaran atau penawaran kerjasama dan membutuhkan analisa kekuatan hukumnya,.emang aku gak punya kerjaan lain apa". omel Rasya mendengar kata-kata unfaedah adik kesayangannya.

"Gimana rasanya harus pura-pura tiap kali berhadapan dengan beliau ". tanya Askara mulai kepo

"Maksudnya apa sih, dek,,,aku juga gak pura-pura kali, kan memang aku kerja diperusahaan jasa konsultan hukum. Dari mananya coba aku pura-pura ".Rasya tak mengerti dengan maksud Askara

"Isssshhh,,,,kakak gak ada peka-pekanya. Gimana nanti kecewanya pak Thoriq jika tau kalo sebenarnya kakak adalah direktur yang bekerja sama dengan perusahaannya. Kakak harus pikirkan, Senin persetujuan kerjasama kalian sudah mereka terima dan tanda tangannya tertulis nama Dr. Rasya Putri Mahendra Prasetyo, SH. MH ". kata Askara mengingatkan Rasya.

"Benar tuh, kak,,,apa salahnya sih kalo orang-orang tau kebenarannya, apa sih yang kakak pikirkan, kalian gak ada salahnya kan kalo lahir dari keluarga seperti kita". Raka ikut menimpali dengan sedikit keras membuat Rasya merasa bersalah

"Bukan seperti itu pa, awalnya aku hanya ingin orang-orang melihatku sebagai orang biasa tapi mulai sekarang secara perlahan aku akan membuka jati diriku. Aku siap kok dengan segala konsekuensinya ". kata Rasya dengan percaya diri.

"Nah gitu dong, itu baru kakakku tersayang ". Askara memeluk Rasya dengan gembira

Mereka kembali tertawa dengan rasa bahagia karena si sulung sudah kembali hidup normal ditengah-tengah mereka.

Rasya pun ikut tersenyum meskipun dalam hatinya memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi Senin nanti. Mau tidak mau Rasya akan menghadapi resikonya.

🪐🪐🪐🪐🪐

**up lagi up lagi,,,,mumpung halunya othor lagi ON 🤣🤣🤣**

**selamat menikmati semoga syukaaa.dan setia menunggu kelanjutannya**

**jangan lupa dukungannya seperti biasa agar othor rajin up**

**love you all🤗🤗🤗**