Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06.30
Terlihat Papa Arya keluar dari kamarnya
"Gania sayang, ayo berangkat udah siang" Papa Arya memanggil Gania dari kejauhan
"oh ayo pa hehe Gania terlalu asik menonton TV jadi lupa sekarang udah jam berapa"
"Gania udah sarapan?" tanya Papa Arya
"belum" jawabnya
"loh kok belum? Papa bilang ke Bibi dulu ya biar......."
Dengan cepat Gania memotong pembicaraan Papanya
"Rere temen Gania itu ngajak Gania sarapan di sekolah Pa, katanya Mamanya udah nyiapin bekal banyak buat kita jadi mau sarapan disekolah aja"
"oh ya sudah kalau begitu ayo kita berangkat"
Papa Arya dan Gania segera masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil
"oh iya Gania nanti pulang jam berapa?" tanya Papa Arya
"jam 10 Pa"
"Gania inget ngga temen Papa dulu yang namanya Om Surya?"
"emm inget inget engga Pa, emang kenapa?"
"jadi kan beberapa hari yang lalu Om Surya datang ke kantor Papa katanya dia udah kembali menetap disini, dan nanti sore Om Surya ngundang kita buat dateng ke acara kelulusan anaknya yang baru lulus S2" jawab Papa Arya
"terus?"
"Gania nanti sore mau ngga ikut Papa kesana?" Papa Arya mengajak Gania
"emm ikut deh Pa"
"oke nanti Papa akan pulang lebih awal"
Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah Gania.
"Gania turun dulu ya Pa, assalamualaikum" sambil mencium punggung tangan Papa Arya, Gania segera keluar dari mobil
"Waalaikumsalam nanti dijemput pak sopir ya"
"oke Pa daaaa" Gania melambaikan tangan
Di depan gerbang
"ayo sarapan keburu masuk kelas" Rere yang sudah menunggu pun menarik tangan Gania untuk mengajaknya sarapan bersama
"ih Rere ngagetin aja" Gania melepaskan tangannya
"lu lama sih, ayo duduk. Nih mamaku bawain bekal kesukaan kamu" Rere mengeluarkan bekalnya dari tas untuk dimakan bersama
"apa aja nih?" tanya Gania
"buka aja"
"waaahh chicken teriyaki. Yaudah yuk makan keburu masuk"
Akhirnya mereka pun segera melahap sarapannya.
kringggggg suara bel telah berbunyi dan menandakan mereka harus masuk ke ruang ujian.
Di kantor
"Surya, sore nanti aku akan datang dengan Gania" Papa Arya mengirim pesan WhatsApp kepada Pak Surya,
"Baik Arya, kami tunggu kedatanganmu dan putrimu" balas Pak Surya.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00, terlihat Gania dan Rere bergandengan tangan keluar dari gedung sekolah.
"Re, lu belum dijemput ya?"
"kayaknya belum nih" Rere sambil menengok ke kanan ke kiri
"emm bareng gue aja gimana? gue udah dijemput kok"
"ngga usah, rumah kita kan beda arah" Rere menolak
"ih gapapa kali, udah ayooo" Gania menarik tangan Rere untuk masuk ke mobil
"Pak anter temen saya dulu ya, rumahnya di Perumahan Bumi Indah no. 52" ucap Gania ke Pak Sopir
"baik non" jawabnya
20 menit kemudian
"makasi ya Ga, makasi ya Pak" ucap Rere
"oke, pulang dulu ya. daaaaa" Gania melambaikan tangannya
"daaaa, ati-ati ya"
Setibanya dirumah Gania langsung menuju kamarnya dan berganti pakaian
"capek banget sih, tidur dulu kali ya sambil nunggu Papa pulang"
Akhirnya Gania tidur siang
Jam 15.30
Terdengar mobil Papa Arya kembali ke garasinya, karena rumah terlihat sepi Papa Arya naik ke atas untuk mengecek apakah putrinya ada dirumah atau tidak.
*tok tok tok*
"oh ngga di kunci" kemudian Papa Arya membuka pintu kamar Gania, ia melihat putri cantiknya sedang tertidur pulas
"Gania, bangun nak. Jadi ikut Papa kan?" Papa Arya membangunkan putrinya pelan
"eee Papa udah pulang *hoaaam* "
"Gania mandi gih terus kita berangkat ke rumah Om Surya"
"emm oke Pa"
"yaudah Papa juga mau mandi dulu, nanti Papa tunggu dibawah ya"
"oke Pa"
Gania segera bangun dari ranjangnya, ia berjalan menuju kamar mandi dengan menyeretkan kakinya karena ia masih merasa ngantuk.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat