Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST)
Lantai 50 Gedung Golden Tooth kini miring 30 derajat. Angin malam menderu masuk melalui dinding kaca yang sudah pecah.
Di tengah kekacauan itu, Han Ji-woo berdiri tegak. Tubuhnya kini berukuran dua kali lipat manusia normal, kulitnya berwarna abu-abu metalik sekeras brankas bank, dan uap panas keluar dari pori-porinya setiap kali dia bernapas.
Dia memikul beban 500 Miliar Won. Secara harfiah. Aura di punggungnya membentuk bayangan raksasa yang tampak seperti gunung tumpukan kertas tagihan.
"Monster..." Park Min-ho mundur gemetar. Pedang mithril di tangannya terasa seperti tusuk gigi.
"Jangan sebut aku monster," suara Ji-woo bergema berat, seperti gesekan pintu besi berkarat. "Sebut aku... Kredit Macet."
Min-ho, yang egonya terlalu besar untuk kabur, berteriak histeris. Dia mengaktifkan seluruh buff dari zirahnya.
"Aku Hunter Kelas-A! Aku punya aset Triliunan! Mati kau, Gelandangan!"
Min-ho melesat maju, pedangnya diselimuti api biru. Dia menebas leher Ji-woo dengan kekuatan penuh.
TING!
Suaranya bukan seperti pedang memotong daging, tapi seperti koin jatuh di lantai. Pedang Min-ho tidak mempan. Bilahnya bahkan tidak menggores kulit leher Ji-woo.
Ji-woo menatap Min-ho dengan bosan.
"Kau tahu apa yang lebih sakit daripada tebasan pedang?" tanya Ji-woo.
Dia mengangkat tangan kanannya yang sebesar bola basket.
"Bunga harian yang menumpuk."
BUAGH!
Ji-woo menampar pipi Min-ho.
Itu bukan tamparan biasa. Itu adalah [Skill: Compound Slap].
Efek: Setiap 0,1 detik kontak fisik, kerusakan dilipatgandakan.
Kepala Min-ho berputar—secara harfiah—tubuhnya berputar di udara seperti gasing, lalu terpelanting menabrak pilar beton.
KRAK. Pilar beton itu hancur. Min-ho jatuh terkapar, helm zirahnya penyok parah.
"Satu cicilan lunas," gumam Ji-woo.
KEGAGALAN SISTEM TRANSFER
Kini giliran Broker. Pria bertopeng itu tidak panik seperti Min-ho. Dia adalah otak di balik layar. Dia tahu cara kerja sistem ekonomi lebih baik dari siapa pun.
"Kau pikir kau pintar, Han Ji-woo?" Broker berdiri tenang di ujung ruangan yang miring. "Kau mengambil utang orang lain. Itu artinya kau memiliki liabilitas. Dan setiap liabilitas... bisa dilunasi."
Broker mengangkat kedua tangannya. Koin emas di tangannya bersinar menyilaukan.
"Aku tidak perlu memukulmu. Aku hanya perlu MEMBAYARMU!"
Broker membuka portal dimensi emas di belakangnya. Dari portal itu, aliran uang tunai—bukan kertas, tapi energi emas cair—muncrat keluar seperti bendungan jebol, mengarah langsung ke Ji-woo.
"Terima ini! Pelunasan Dini! 500 Miliar Won!" teriak Broker.
Rencananya licik: Jika dia melunasi utang Ji-woo, maka Ji-woo akan kembali ke status "Saldo 0" atau bahkan positif. Kekuatannya akan hilang instan, dan tubuhnya yang sedang dalam mode raksasa akan menyusut mendadak, menyebabkan shock biologis yang mematikan.
Energi emas itu menghantam dada Ji-woo.
Yuna, yang bersembunyi di balik sofa yang terbalik, menjerit. "Tuan Han! Jangan terima uangnya! Tolak transfernya!"
Ji-woo tidak bergerak. Dia membiarkan dirinya dimandikan oleh cahaya emas kekayaan itu.
Tubuhnya mulai menyusut. Otot besinya mulai melunak.
"Hahaha!" tawa Broker. "Lihat! Kau menjadi lemah! Kau menjadi kaya! Dan orang kaya tidak bisa bertarung!"
Ji-woo terhuyung. Lututnya goyah. Saldo utangnya turun drastis di layar notifikasi.
-400 Miliar... -200 Miliar... -50 Miliar...
Broker tersenyum penuh kemenangan. "Habis kau. Selamat menikmati kemewahan di neraka."
Tapi tiba-tiba, Ji-woo mendongak. Dia menyeringai lebar.
"Hei, Broker. Kau lupa baca syarat dan ketentuan 'Utang Rakyat' ini."
"Apa?" Broker berhenti tertawa.
Ji-woo membuka menu detail utangnya.
[RINCIAN PORTOFOLIO UTANG]
Jenis Utang: Toxic Assets (Aset Beracun).
Asal Utang: Pinjaman Online Ilegal (Pinjol), Judi Online, & Kartu Kredit Bunga 50%.
FITUR KHUSUS: PENALTI PELUNASAN DIPERCEPAT.
Jika pihak ketiga mencoba melunasi utang ini secara paksa, dikenakan Denda Admin 1.000%.
Wajah Broker pucat di balik topengnya. "Denda... seribu persen?"
Ji-woo tertawa. "Sistem, aktifkan klausa penalti! Sedot aset orang ini!"
VWOOOOM!
Arah aliran energi berbalik.
Cahaya emas yang tadi menyiram Ji-woo, kini tersedot kembali ke arah Broker, tapi dengan daya hisap sepuluh kali lipat lebih kuat.
"TIDAK! TIDAK MUNGKIN!" Broker menjerit.
Bukan hanya uang yang dia tembakkan, tapi uang di dompetnya, uang di akun bank rahasianya di Swiss, bahkan emas di gigi palsunya tercabut paksa dan melayang ke arah Ji-woo.
Ji-woo tidak menerima uang itu sebagai saldo positif. Dia menggunakannya sebagai Bahan Bakar.
[ABSORPSI ASET MUSUH]
Total Aset Broker Disedot: 5 Triliun Won.
Dikonversi menjadi: ENERGI KINETIK MURNI.
Tangan kanan Ji-woo kembali membesar, kali ini bersinar merah menyala seperti besi tempa.
"Terima kasih donasinya," kata Ji-woo. "Ini tanda terimanya."
SKILL: HYPER-INFLATION PUNCH.
Ji-woo memukul udara kosong di depannya.
Tekanan udara yang tercipta begitu padat hingga mendistorsi ruang. Gelombang kejut menghantam Broker.
Pria bertopeng itu tidak terpental. Dia lenyap dari pandangan, terhempas menembus dinding penthouse, menembus dinding gedung di sebelahnya, dan terus terbang melintasi langit malam Seoul seperti bintang jatuh.
"Team Rocket lagi..." gumam Yuna takjub sambil merekam jejak asap di langit.
RUNTUHNYA EKONOMI (DAN GEDUNG)
Musuh sudah kalah. Tapi masalah baru muncul.
Struktur gedung tidak kuat menahan dampak "Pukulan Inflasi" barusan.
KRETEK... DUM!
Pondasi utama penthouse patah. Gedung pencakar langit itu mulai runtuh perlahan.
"Yuna! Kita harus pergi!" Ji-woo kembali ke ukuran normal (karena utangnya sudah dianggap 'lunas' oleh sistem setelah menyedot harta Broker). Dia merasa lemas, tapi masih bisa bergerak.
"Lewat mana? Liftnya hancur!"
Ji-woo melihat ke bawah melalui lubang besar di lantai. Jauh di bawah sana, truk tinja mereka masih terparkir di lobi.
"Kita lompat," kata Ji-woo santai.
"Tuan gila ya?! Itu 50 lantai!"
"Tenang, aku masih punya sisa saldo negatif sedikit. Cukup untuk membeli 'Jasa Pendaratan Darurat'."
Ji-woo meraih pinggang Yuna, dan tanpa aba-aba, dia melompat terjun bebas dari lantai 50.
"AAAAAAHHHHHH!" Yuna menjerit sepanjang jalan.
Angin menampar wajah mereka. Tanah mendekat dengan sangat cepat.
Di ketinggian 100 meter, Ji-woo berteriak.
"SISTEM! BELI PARASUT!"
[ERROR]
Saldo tidak cukup untuk Parasut Hunter Grade.
Opsi Alternatif: Beli "Kasur Angin Diskon Cuci Gudang".
Harga: 50.000 Won.
"BELI!"
POOF!
Sebuah kasur angin plastik berwarna pink bergambar 'Hello Kitty' muncul di bawah mereka.
Mereka mendarat di atas kasur itu.
BOING!
Kasur itu membal, lalu pecah seketika saat menghantam aspal.
DUBRAK.
Ji-woo dan Yuna bergulingan di trotoar. Sakit, lecet, tapi hidup.
Tepat di belakang mereka, puing-puing penthouse berjatuhan menimpa truk tinja, menciptakan ledakan debu (dan bau) terakhir.
Sirene polisi meraung di mana-mana.
Han Ji-woo terbaring menatap langit malam yang penuh asap. Dia tersenyum.
Panti asuhan adiknya aman (sekarang jadi Dungeon Pribadi).
Musuhnya bangkrut dan terbang ke orbit.
Dan yang paling penting...
[REKAP HARIAN]
Total Kerusakan Kota: 500 Miliar Won.
Total Aset Disita: 0 Won.
Saldo Akhir Anda: -15.000 Won (Utang Warteg tadi pagi belum bayar).
"Sempurna," bisik Ji-woo puas. "Aku masih miskin."
Namun, di layar ponselnya yang retak, sebuah notifikasi baru muncul. Ikonnya bukan lagi timbangan atau koin, tapi sebuah gambar Mata Satu di dalam Segitiga.
[PERHATIAN]
Aksi Anda telah menarik perhatian The High Table of Coin (Dewan Tinggi Mata Uang).
Anda dicurigai melakukan "Insider Trading" Kekuatan.
Status: BURONAN INTER-DIMENSI.
Ji-woo menghela napas panjang.
"Yuna..."
"Ya, Bos?" jawab Yuna lemah.
"Besok kita cari pengacara. Yang paling murah."
[EPILOG]
Di sebuah dimensi yang jauh, di dalam ruangan yang terbuat dari emas murni.
Lima sosok bayangan duduk mengelilingi meja bundar.
"Broker gagal," kata salah satu sosok. "Sistem Mutual Wealth jatuh ke tangan orang yang salah. Dia tidak menimbun kekayaan. Dia mengalirkannya."
"Dia berbahaya bagi ekonomi makro alam semesta," kata sosok lain. "Dia bisa menyebabkan inflasi kekuatan."
Sosok di tengah, yang mengenakan mahkota berlian, mengetuk meja.
"Kirim Auditor. Dan kali ini, jangan beri dia uang. Beri dia sesuatu yang tidak bisa dia tolak."
"Apa itu?"
"Beri dia... Jabatan."