NovelToon NovelToon
TERSERET JANJI ATHAR

TERSERET JANJI ATHAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Halwa adalah siswi beasiswa yang gigih belajar, namun sering dibully oleh Dinda. Ia diam-diam mengagumi Afrain, kakak kelas populer, pintar, dan sopan yang selalu melindunginya dari ejekan Dinda. Kedekatan mereka memuncak ketika Afrain secara terbuka membela Halwa dan mengajaknya pulang bersama setelah Halwa memenangkan lomba esai nasional.
Namun, di tengah benih-benih hubungan dengan Afrain, hidup Halwa berubah drastis. Saat menghadiri pesta Dinda, Halwa diculik dan dipaksa menikah mendadak dengan seorang pria asing bernama Athar di rumah sakit.
Athar, yang merupakan pria kaya, melakukan pernikahan ini hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sakit keras. Setelah akad, Athar langsung meninggalkannya untuk urusan bisnis, berjanji membiayai kehidupan Halwa dan memberitahunya bahwa ia kini resmi menjadi Nyonya Athar, membuat Halwa terombang-ambing antara perasaan dengan Afrain dan status pernikahannya yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Afrain menghentikan motornya di depan rumah Halwa yang sudah mulai sepi.

"Lekas istirahat, ya. Terima kasih sudah mau jalan sama aku." ucap Afrain.

Halwa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis ke arah Afrain.

"Hal, a-aku mau ngomong sesuatu boleh?" tanya Afrain.

Halwa mengernyitkan keningnya saat mendengar perkataan dari Afrain.

"Mau ngomong apa, Kak?" tanya Halwa.

"Aku suka sama kamu, Hal. Apa kamu mau jadi kekasih ku?"

Halwa langsung terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Afrain.

Jantungnya langsung berdetak kencang dan pandangannya langsung kabur.

"K-kak, a-aku..."

Afrain turun dari motornya dan menggenggam tangan Halwa.

"Hal, aku mencintaimu bukan karena wajahmu. Aku mencintaimu karena kamu apa adanya dan aku mencintaimu."

Halwa kebingungan harus menjawab apa karena ia sendiri sudah menikah dengan lelaki lain.

"Hal, tolong jawab. Jangan diam saja."

Halwa ingin menjawabnya, tapi suaranya seperti berhenti di tenggorokannya.

"A-aku..."

BRAK.

Tubuh Halwa ambruk tepat ke arah Afrain sebelum ia sempat menyelesaikan kata-katanya.

“HALWA?!”

Afrain dengan sigap menangkap tubuh gadis itu sebelum jatuh ke tanah.

"Halwa! Bangun, Hal!"

Halwa yang panik langsung menaruh tubuh Halwa di atas motornya.

Ia melepas jaketnya untuk mengikat tubuh Halwa ke tubuhnya.

"Maaf, Hal. Malam ini aku harus membawamu ke rumahku." ucap Afrain yang kemudian melajukan motornya.

Afrain memacu motornya dengan sangat hati-hati agar Halwa tidak jatuh.

"Hal, tolong bertahanlah." ucap Afrain.

Beberapa menit kemudian Afrain menghentikan motornya di depan rumahnya.

"Ibu!"

Ibu Afrain langsung membuka pintu dan ia terkejut ketika putranya membawa wanita yang sedang pingsan.

"Frain, siapa dia? Dia kenapa?"

"Nanti saja aku menjelaskannya, Bu."

Afrain meminta ibunya untuk memegangi tubuh Halwa sebentar.

Setelah ia turun dari motornya, Afrain membopong tubuh Halwa yang masih belum sadarkan diri.

Ia membawanya masuk kedalam kamarnya yang sedikit berantakan.

"Bu, tolong buatkan teh panas." pinta Afrain.

Ibu Dyah menganggukkan kepalanya dan bergegas ke dapur.

"Halwa, tolong bangun. Halwa.."

Afrain mengambil selimut dan menutup tubuh Halwa yang sedikit kedinginan.

Ia melepaskan tas Halwa yang masih menempel di tubuhnya.

"Afrain, ini teh hangatnya." ucap Ibu Dyah sambil membawa gelas yang berisi teh panas.

Afrain menerima gelas itu, lalu meletakkannya di meja kecil di samping tempat tidur.

“Terima kasih, Bu,” ucapnya pelan.

Ibu Dyah berdiri di samping ranjang, menatap Halwa dengan wajah khawatir.

“Frainz dia terlihat pucat sekali. Apa dia sakit?” tanya Ibu Dyah.

Afrain menggelengkan kepalanya sambil menggenggam tangan Halwa.

“Tadi dia baik-baik saja. Kita habis makan malam di Mall Mega Bintang. Pas aku antar pulang, tiba-tiba dia jatuh pingsan." jawab Afrain dengan wajah khawatir.

Afrain mencoba memegang kening Halwa yang sedikit demam.

Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil air hangat serta kain untuk mengompres kening Halwa.

"Frain, kamu sayang sama dia?" tanya Ibu Dyah.

Afrain menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"A-aku sudah lama.menyukai Halwa, Bu. Dia yatim piatu dan tinggi sendirian di rumah." jawab Afrain.

Bu Dyah merasa terenyuh dengan apa yang diceritakan oleh putranya.

"Apa perlu Ibu melamarnya?"

Afrain yang mendengarnya langsung tertawa kecil dan meminta ibunya untuk tidak bercanda.

Ibu Dyah bangkit dari duduknya dan meminta Afrain menjaga Halwa.

"Biarkan dia disini dulu, Frain. Besok pagi kalau dia belum sadar juga. Kita bawa ke rumah sakit."

Afrain menganggukkan kepalanya dan kembali mengompres kening Halwa.

Ia yang kelelahan sampai tertidur pulas di kursi samping tempat tidur Halwa.

Sementara itu di tempat lain dimana Yunus sudah sampai di rumah.

"Apakah Nyonya Halwa sudah sampai rumah?" tanya Yunus.

Para pelayan menggelengkan kepalanya dan mengatakan kalau Halwa belum sampai rumah.

Mendengar Halwa belum pulang, raut wajah Yunus langsung berubah menjadi tegang.

Ia melihat jam dinding besar di ruang tamu dimana jam menunjukkan pukul dua belas malam.

Ia masih ingat bagaimana Halwa berjanji akan pulang secepatnya.

"Nyonya, dimana anda?" gumam Yunus.

Yunus melihat pesan yang ia kirimkan ke Athar masih centang satu.

Detik demi detik berganti dan jam menunjukkan pukul tiga pagi.

Halwa membuka matanya dan melihat dirinya berada di ruangan asing.

Ia melihat Afrain yang tertidur pulas di kursi samping tempat tidurnya.

"K-kenapa aku disini?"

Halwa mencoba kembali mengingat apa yang terjadi pada dirinya.

Ia langsung bangkit dari tempat tidurnya dan segera pergi dari rumah Afrain.

Segera Halwa memanggil taksi yang lewat di hadapannya.

"Pak, tolong antarkan aku ke jalan Bromo." ucap Halwa.

Sopir taksi menganggukkan kepalanya dan segera melajukan mobilnya menuju ke jalan Bromo.

Halwa mengambil ponselnya dan melihat banyak sekali pesan dan telepon dari Yunus.

"Aduh, pasti Tuan Athar akan marah besar." gumam Halwa.

Halwa menghela nafas panjang dan ia mengirimkan pesan kepada Afrain.

[Kak Afrain, maaf aku pulang dulu dan tidak berpamitan dengan kakak]

Ia kembali memasukkan ponselnya kedalam tas dengan suasana hatinya yang tegang.

Di sisi lain dimana Athar sudah sampai rumah dan ia juga sudah membaca pesan yang dikirimkan oleh Yunus.

"Apakah istriku sudah pulang, Yunus?" tanya Athar dengan wajah yang dingin.

Yunus menggelengkan kepalanya dengan wajah yang ketakutan.

"Belum, Tuan. Kami sudah mencoba menghubungi Nyonya, tetapi tidak diangkat." jawab Yunus.

Athar menghela nafas panjang saat mendengar jawaban dari Yunus.

"Sekarang sudah jam setengah empat pagi, dan istriku belum pulang juga." ucap Athar.

Athar meminta agar Yunus untuk kembali mencari keberadaan Halwa.

Belum sempat Yunus menganggukkan kepalanya, mereka mendengar suara deru mobil terdengar dari luar.

Tak lama kemudian, pintu utama terbuka dan Halwa masuk dengan langkah tergesa-gesa.

Tepat ketika Halwa melangkah masuk, ia langsung berhadapan dengan wajah dingin Athar yang berdiri tegak di ruang tamu, didampingi oleh Yunus.

Halwa menghentikan langkahnya dengan dadanya yang berdebar kencang.

Ia tahu kalau pagi ini ia akan mendapatkan masalah besar.

"Dari mana saja kamu, Halwa?" tanya Athar dengan suaranya yang rendah sambil menahan emosinya.

Halwa menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata suaminya.

"A-aku..."

"Jam berapa ini?" potong Athar, melirik jam dinding dengan gerakan cepat yang penuh kemarahan.

"Pukul empat pagi, Halwa. Pukul empat pagi! Kamu bilang akan pulang secepatnya.Ponsel kamu tidak bisa dihubungi. Apa yang kamu pikirkan, HAH?!"

Halwa menundukkan kepalanya sambil mencoba menjelaskan kepada Athar.

"Tadi aku pingsan, Tuan. Kak A-Afrain membawaku ke rumahnya karena panik. Dan aku baru sadar beberapa jam yang lalu dan langsung pulang."

Mendengar nama lelaki lain yang disebut oleh istrinya, membuat rahang Athar langsung mengeras. Kemarahannya yang tadinya terkontrol kini meledak.

1
November
lanjut
My 78
di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!