NovelToon NovelToon
RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

RAHASIA MASA LALU SUAMI DAN SANG IPAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Selingkuh / Cintapertama
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Barra Ayazzio

Bagaimana rasanya menjadi istri yang selalu kalah oleh masa lalu suami sendiri?
Raisha tak pernah menyangka, perempuan yang dulu diceritakan Rezky sebagai "teman lama”itu ternyata cinta pertamanya.

Awalnya, ia mencoba percaya. Tapi rasa percaya itu mulai rapuh saat Rezky mulai sering diam setiap kali nama Nadia disebut.
Lalu tatapan itu—hangat tapi salah arah—muncul lagi di antara mereka. Parahnya, ibu mertua malah mendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Barra Ayazzio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Nadia

Nadia sedang berada di apartemen Alyssa_sahabatnya. Dia beberapa kali menyalakan rokok untuk menghilangkan kegundahannya. Di depannya teronggok juga sebotol minuman keras yang sudah ditenggak setengahnya. Alyssa menatap sahabatnya prihatin. Yang ditatap malah cuek menghembuskan asap rokoknya ke atas.

Nadia dan Alyssa sama-sama orang Indonesia. Mereka sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA. Mereka mengambil program S2 di universitas yang sama. Kalau Alyssa kuliah di Canada sejak mengambil S1, sementara Nadia hanya mengambil S2.

Mereka disatukan karena memiliki kesamaan hobby, clubbing dan pesta adalah hal yang keraperaka lakukan hampir tiap malam. Apalagi didukung finansial dari orang tua mereka yang berlimpah, maka mereka seperti botol ketemu tutupnya, klop.

"Kalau Nadia sering ceplas ceplos dan cenderung kekanak-kanakan, Alyssa terlihat lebih dewasa.

"Nad, Lu yakin akan melimpahkan tanggung jawab Lu ke Rizal?"

"Ya ke siapa lagi? Dia laki-laki yang mencintai gue dan paling tanggung jawab. Gak mungkin lah gue minta tanggung jawab sama si Roy. Bagaimanapun bejatnya gue, gue gak maulah merit sama orang bejat juga. Gimana nasib keluarga gue kelak, kalau orang tuanya modelan gue dan Si Roy."

"Masalahnya Lu pacaran sama Si Rizal kan sehat-sehat aja, gak pernah melakukan hal-hal yang dilarang agama? Masa tetiba Lu minta dia menikahi Lu, terus tetiba hamil, kan gak masuk akal, Nad."

"Gampang lah kalau masalah itu, yang penting dia mau menikahi gue. Soalnya kalau ketahuan gue hamil gak ada bapaknya, wah kiamat. Papi mami gue pasti ngamuk. Bagaimana pun juga, keluarga gue dikenal keluarga baik-baik."

"Tapi Lu itu sengaja menghilangkan hubungan ayah dan anak lho, Nad."

"Ini demi kebaikan anak gue, Sa. Kalo yang jadi bapaknya Si Roy, duh pasti banyak hambatannya. Pertama, Si Roy juga gak mungkin mau tanggungjawab. Kedua, belum tentu juga papi mami gue setuju, Sa. Baru melihat tampilan Si Roy aja, mungkin dia sudah ditendang. Jadi, gue pikir hanya Rizal yang pantas jadi bokap anak ini." Nadia mengusap perutnya yang masih rata.

"Lu gak berniat menggugurkannya, Nad?"

"Nggak ah, dosa gue dah bertumpuk, kalau gue bunuh anak ini juga, nambah dosa dong. Terus khawatir terjadi apa-apa, pas gue menggugurkan kandungan gue, eeehhh gue mati. Sudah deh masuk neraka. Gak mau gue, Sa."

"Masih percaya Lu, sama surga dan neraka?"

"Ya masih lah, gini-gini, waktu kecil juga gue suka ngaji, Sa."

"Walaupun sekarang gak pernah ngaji ya?"

"Yaaa, gimana ya, susah jelasinnya, Sa. Boro-boro ngaji, shalat juga gue gak pernah."

"Terus kok tetiba Lu kepikiran sama Rizal? Sebenarnya Lu sendiri cinta gak sama Si Rizal itu?"

"Cinta lah, walau sedikit. Dia alim, gak pernah mabuk-mabukan dan gak pernah macam-macam, cocok jadi calon bokap anak gue."

"Seandainya bokap anak Lu yang sebenarnya nanti kembali, sementara Lu sudah merit, gimana tuh?"

"Jangan berandai-andai Sa, sekarang yang penting gue aman dari murkanya mami papi." Nadia berkata sambil menenggak minumannya kembali."

"Ya udah kalau itu maumu. Tapi itu, sudah deh minumnya, kamu kan lagi mengandung."

"Gak apa-apa lah Sa, mumpung sekarang masih bebas, belum ada yang melarang ini itu. Tahu sendiri kan Lu, Rizal sukanya melarang ini itu. Gak boleh ini gak boleh itu."

"Nah itu sebenarnya harus Lu pikirin juga, Nad, jangan sampai Lu berantem tiap hari sama Rizal karena beda pendapat."

"Gak mungkin itu, Sa. Rizal itu cinta mati sama gue, jadi kemungkinan dia akan mengalah terus. Yaaa, seperti selama kita hubungan di sini."

"Iya juga sih. Tapi sampai kapan Rizal akan mengalah terus, Nad?"

"Ya, mana gue tahu. Gue gak mau mikir sampai sejauh itu. Yang pasti, ini keputusan gue yang terbaik."

"Ya terserah Lu, Nad. Gue hanya bisa mendoakan semoga langkah yang Lu ambil ini, baik untuk semuanya."

"Aamiin. O ya Sa, nanti malam jadi kan kita clubbing, itung-itung perpisahan juga sama gue."

"Jadi lah, ntar Lu gue samper ya."

"Ok. Thanks ya Sa, Lu emang sahabat terbaik gue."

"Ya sama-sama, Nad. Kita udah kenal sejak SMA."

*****

"Ibuuuuu, nanti minggu depan aku pulang bareng calon ibu dari anak-anakku." Rizal menelepon ibunya antusias.

"Gimana bibit bebet bobotnya, Zal? Jangan sampai kamu membawa calon mantu ke rumah modelan Si Raisha kakak iparmu itu."

"Nggaklah Bu, calonku itu modern, gaya pakaiannya kekinian. Berasal dari keluarga yang terpandang. Cocoklah sama kita."

"Syukurlah kalau kamu sudah tahu kriteria yang ibu mau. Kalau kakak iparmu itu kriteria almarhum ayahmu. Kalau aja dulu almarhum ayahmu gak mendukung pilihan Rezky, sudah ibu tolak sejak pertemuan pertama." Bu Aina berkata panjang lebar.

"Iya Bu, Rizal ngerti. Udah dulu ya Bu, Rizal mau kasih tahu teman juga kalau Rizal sedang bahagia,karena mau mempersunting gadis pujaan." Rizal berkata semangat, dia langsung menutup percakapan dengan ibunya.

Setelah itu Rizal menelepon sahabat kantornya_Reino.

"Reinoooo, akhirnya impian gue mempersunting Nadia, kesampaian. Dia mauenerima gue jadi calon suaminya."

"Wah seriusan, Zal?"

"Ya, mana mungkin gue main-main dengan kabar seserius ini."

"Wah selamat Zal, gue ikut senang. "

"Iya terimakasih, Rein."

*****

Raisha berkali-kali menghubungi suaminya, tapi gak diangkat terus. Hatinya bertanya-tanya ke mana suaminya pergi, gak mungkin pukul 21.02 WIB sudah tidur. Akhirnya dia membaringkan tubuhnya di kasur empuk kamar tamu rumahnya.

Baru saja mau memejamkan mata, gawainya berdering. Raisha bangkit, mengambil gawainya, ternyata Rezky yang meneleponnya.

"Sayang, maaf teleponnya gak keangkat, tadi ngobrol sama ibu. Rizal baru saja nelepon, kalau dia mau memperkenalkan calon istrinya minggu depan."

"Wah, Icha mau punya ipar ni. Siapa dia, Mas? temannya?"

"Belum bilang siapa, katanya sih teman kuliahnya di Canada."

"Oohhh, pasti kaya dan cantik. Selera ibu kan yang seperti itu, bukan modelan Icha gini, kuno dan miskin."

"Dah ah gak usah bahas itu lagi, Cha. Yang penting suamimu ini kan gak seperti ibu. Mas menerimamu apa adanya."

"Iya Mas, terimakasih sudah ngertiin Icha."

"O ya, bagaimana kabar mama, papa, Rico, dan Resty?"

"Alhamdulillah mereka baik, Mas."

"Pasti mereka bertanya-tanya, kenapa Mas gak ikut ya?"

"Iya, tapi mereka ngerti kok pas Icha jelasin, soalnya Icha juga kan pulang bukan weekend seperti biasanya."

"O ya, Icha mau bicara apa? Nelepon Mas berkali-kali? Kangen ya?"

"Iya, tapi kangennya dikit, soalnya kemarin malam Mas sangat menyebalkan."

"Tuh kan dibahas lagi."

"Habisnya Mas, bukannya belain Icha, malah memojokkan."

"Iya, kan Mas udah minta maaf."

"Iya iya, Icha cuma mau bilang, sepertinya akan lebih lama tinggal di rumah mama, soalnya mama baru beli rumah, jadi Icha harus temenin urus-urus suratnya."

"Oh Alhamdulillah. Iya gimana Icha aja deh. Nanti pulangnya Mas jemput."

"Ok, terimakasih, Mas."

"Iya sama-sama. Sudah, sekarang sudah malam, Icha tidur ya, jangan begadang."

"Iya Mas."

"Sudah ya, Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

1
Candela Antunez
Nggak sia-sia baca ini. 💪
Classroom Of The Elite
Sangat kreatif
Barra Ayazzio: Terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!