NovelToon NovelToon
Sistem Hadiah Uang Misi 1.000.000.000

Sistem Hadiah Uang Misi 1.000.000.000

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Duda / Sistem
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: less22

Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.

Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.

Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

Perawang-Riau, 18-11-2025.

Mentari kota Perawang, memanggang bumi dengan ganasnya siang itu. Alrazi, dengan peluh membasahi jaket lusuhnya, terpaksa menuntun motor bututnya.

Tangki bensin kosong melompong, hasil dari melayani penumpang ojek online kemarin ludes sudah diserahkan kepada istrinya, Sarah. Lima ribu rupiah—selembar uang lusuh yang tersisa di saku celananya—terasa begitu ironis di tengah kebutuhan hidup yang kian mencekik.

Alrazi menghela napas panjang. Ia menatap jalanan aspal yang bergelombang, seolah ikut merasakan beratnya beban hidup yang ia pikul.

Dulu, ia adalah seorang karyawan yang menjanjikan di sebuah perusahaan konstruksi ternama di Perawang. Gajinya lumayan, cukup untuk menghidupi istri dan menabung untuk masa depan. Namun, mimpi indah itu hancur berkeping-keping ketika fitnah keji menghantamnya.

Atasannya, seorang pria licik bernama Hendra, melakukan kesalahan fatal dalam sebuah proyek pembangunan jembatan. Alrazi yang jujur dan berani, tak bisa menutupi kecurangan itu.

 Hendra yang panik, memutarbalikkan fakta dan menuduh Alrazi sebagai dalang dari semua masalah. Tanpa ampun, Alrazi dipecat dengan tuduhan yang tak pernah ia lakukan.

Sejak saat itu, hidup Alrazi berubah drastis. Ia mencoba mencari keadilan, namun usahanya selalu kandas. Kekuatan uang dan kekuasaan Hendra terlalu besar untuk dilawan. Alrazi yang putus asa, akhirnya memutuskan untuk menjadi pengemudi ojek online. Pekerjaan ini memang tak seberapa hasilnya, namun setidaknya bisa memberikan sesuap nasi untuk keluarganya.

Namun, ada satu hal yang membuat Alrazi lebih pedih. Ia dan Sarah terpaksa menumpang di rumah mertuanya. Bukan karena ia tak cinta pada mertuanya, namun ia merasa gagal sebagai seorang suami karena belum bisa memberikan tempat tinggal yang layak untuk istrinya. Setiap hari, ia merasa seperti benalu yang hanya bisa merepotkan orang lain.

Di tengah lamunannya, Alrazi melihat seorang wanita paruh baya berdiri di pinggir jalan, tampak kebingungan. Insting seorang pengojek online-nya langsung muncul. Ia mendekati wanita itu dan menawarkan bantuannya.

"Maaf, Bu. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Alrazi dengan sopan.

Wanita itu menoleh, wajahnya tampak lega bercampur cemas. "Nak, saya mau ke Pasar Bambu Kuning, apa kamu tukang ojek?" tanyanya, matanya menyiratkan harapan sekaligus keraguan.

Alrazi mengulum senyum getir. "Oh, Pasar Bambu Kuning. Kebetulan sekali, Bu. Saya memang tukang ojek," jawabnya, berusaha menyembunyikan kegelisahan di balik keramahannya.

Keraguan di wajah wanita itu semakin kentara. "Tapi, motor kamu mogok?" tanyanya, menunjuk motor butut Alrazi yang teronggok tak berdaya di pinggir jalan.

Alrazi menelan ludah. Otaknya berputar mencari akal. "Hm... itu... begini saja, Bu. Bisakah Ibu isikan bensinnya dulu? Sebagai gantinya, nanti kalau sudah sampai tujuan, Ibu tidak perlu membayar ongkos," ujarnya, berharap wanita itu bersedia membantunya.

Namun, tawaran Alrazi justru memicu reaksi yang tak terduga. Wajah ibu itu berubah masam, alisnya bertaut, dan bibirnya membentuk garis lurus yang tegas. "Ya elah, kalau nggak punya modal, ngapain narik ojek? Di mana-mana itu, tukang ojek harus full servis motornya! Kalau motor mogok begini, membuat penumpang tidak nyaman. Mending kamu duduk di rumah saja, nungguin duit jatuh dari langit!" ucap ibu itu dengan nada ketus dan menusuk hati. Tanpa menunggu jawaban, ibu itu berbalik dan pergi meninggalkan Alrazi yang tertegun.

Alrazi hanya bisa mengelus dada dan mencoba bersabar. Kata-kata wanita itu menghantamnya seperti cambuk, mengingatkannya akan betapa sulitnya hidup yang sedang ia jalani.

Ia tahu, wanita itu benar. Sebagai seorang pengemudi ojek online, seharusnya ia memastikan kendaraannya dalam kondisi prima. Namun, apa daya, keadaan ekonominya yang serba kekurangan membuatnya tak mampu berbuat banyak.

Ia kembali menatap motornya dengan pandangan nanar. Rasa malu dan putus asa bercampur aduk dalam benaknya. Ia merasa seperti orang yang tak berguna, tak mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Sore menjelang, mentari mulai meredup, namun Alrazi masih belum juga mendapatkan satu pun tumpangan. Motornya yang mogok seolah menjadi penghalang rezekinya hari itu. Ia menghela napas panjang, rasa lelah dan putus asa bercampur aduk dalam benaknya. Dengan langkah gontai, Alrazi akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah mertuanya.

Sesampainya di depan rumah, Alrazi terkejut bukan kepalang. Pemandangan yang menyambutnya membuatnya terdiam membeku. Baju-bajunya, termasuk beberapa potong pakaian milik Sarah, tergeletak berserakan di teras rumah. Pemandangan itu membuatnya merasa seperti orang asing, tak diinginkan.

Tanpa berpikir panjang, Alrazi memarkirkan motor bututnya di pinggir jalan dan berlari menghampiri tumpukan pakaiannya. Ia memungut satu per satu, hatinya terasa perih melihat barang-barangnya diperlakukan seperti sampah.

Saat Alrazi sedang sibuk mengumpulkan pakaiannya, pintu rumah terbuka. Munculah sosok ibu mertuanya, Bu Marni, dengan wajah masam dan tatapan sinis. Alrazi sudah menduga, dialah dalang di balik semua ini.

"Hey Alrazi, mulai sekarang kamu pergi dari rumah ini! Aku tidak terima lagi menanggung beban seperti kamu di rumah ini!" kata Bu Marni dengan nada angkuh dan suara yang meninggi. Kata-katanya menghantam Alrazi seperti petir di siang bolong.

Alrazi terdiam, tak mampu berkata apa-apa. Ia tahu, selama ini Bu Marni memang tidak pernah menyukainya. Ia dianggap sebagai menantu yang tidak becus, tidak bisa memberikan kehidupan yang layak bagi Sarah. Namun, ia tak menyangka, Bu Marni akan setega ini mengusirnya dari rumah.

"Ibu, kenapa Ibu tega melakukan ini? Saya memang belum bisa memberikan apa-apa untuk Sarah, tapi saya janji akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakannya," kata Alrazi dengan suara bergetar, mencoba membela diri.

Bu Marni tertawa sinis. "Halah, omong kosong! Sudah berapa lama kamu menganggur? Sudah berapa banyak janji yang kamu ingkari? Aku sudah muak dengan semua alasanmu! Lebih baik Sarah menikah dengan pria lain yang lebih mapan, daripada terus hidup susah denganmu!"

Alrazi terkejut mendengar ucapan Bu Marni. Ia tak menyangka, mertuanya itu tega menjodohkan istrinya dengan pria lain. "Ibu, Sarah itu istri saya! Kami saling mencintai! Ibu tidak berhak mengatur hidupnya!"

"Oh, jadi kamu berani membentak saya sekarang? Dasar tidak tahu diuntung! Kamu itu hanya menumpang di rumah ini, seharusnya kamu tahu diri!" balas Bu Marni dengan nada yang semakin tinggi.

Pertengkaran mereka semakin memanas. Beberapa tetangga mulai berkerumun, menyaksikan drama yang sedang terjadi di depan rumah Bu Marni. Alrazi merasa malu dan terhina. Ia tak ingin terus berdebat dengan mertuanya di depan umum.

"Baiklah, Bu. Saya akan pergi dari rumah ini. Tapi, saya mohon, jangan libatkan Sarah dalam masalah ini. Biarkan dia memilih jalannya sendiri," kata Alrazi dengan nada pasrah.

Sarah keluar dari rumah itu dengan wajah tertunduk. Ia menghampiri Alrazi yang masih terpaku di teras. Dengan suara lirih dan berat, Sarah mengucapkan kalimat yang jauh lebih menyakitkan daripada pengusiran mertuanya. "Maafkan aku, Mas. Aku... aku harus bercerai denganmu."

Kata-kata itu menghantam Alrazi seperti palu godam. Ia menatap Sarah dengan tatapan tak percaya, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Ke-kenapa kau berkata begitu? Apa aku kurang menafkahimu selama ini? Apa salahku?" tanya Alrazi dengan suara bergetar, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang menghantuinya.

Sarah mengangguk pelan. "Iya... sebenarnya... sebenarnya aku sudah lama berhubungan dengan mantan pacarku. Dia mapan, dia sukses, dan dia ingin menikah denganku. Dia memberikan aku pilihan: menikah dengannya atau tetap hidup susah bersamamu. Jadi... jadi aku memilih bercerai denganmu dan menikah dengannya," kata Sarah dengan suara tercekat, mengungkapkan pengkhianatan yang selama ini ia sembunyikan.

Dada Alrazi terasa sesak, sesak sekali. Pengkhianatan Sarah jauh lebih menyakitkan daripada kemiskinan yang selama ini menghantuinya. Ia merasa seperti orang bodoh yang selama ini dibutakan oleh cinta. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya, tak mampu menatap wajah wanita yang selama ini ia cintai.

"Jika kau ingin menyalahkan, salahkan dirimu sendiri yang miskin itu. Kalau saja kau kaya, semua ini tidak akan terjadi," kata Sarah dengan nada dingin dan tanpa penyesalan, membuat Alrazi merasa seperti dihantam batu besar. Kata-kata itu meruntuhkan semua harapan dan impian yang selama ini ia bangun bersamanya.

Bu Marni, tersenyum sinis menatap Alrazi. "Bagus, Sarah. Kamu memang anak berbakti. Pria tidak berguna ini memang tidak layak untukmu. Pilihanmu ini sudah tepat," kata Bu Marni dengan nada puas, seolah merestui pengkhianatan putrinya.

Alrazi menatap Bu Marni dengan tatapan nanar. Ia tak menyangka, mertuanya itu tega mendukung perbuatan Sarah. Ia merasa seperti orang yang tak berharga, tak pantas dicintai dan dihargai.

1
Ambu Rinddiany Thea
mantan metua dajal
Wulan Sari
Maaf Alrazi heee 🙂🥰
Wulan Sari
semangat Alrizi tumpas yg menghalangi hancurkan semuanya semangat
less22: mama😭😭 akhirnya kau kembali🤣🤣
total 1 replies
Fatkhur Kevin
ting hadiah 1 m berhasil
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Wulan Sari
ibu kasih vote ya Thor biyar semangat 💪 salam
Wulan Sari
lhaaaa? semoga bisa di cegah pembunuhannya
Saepul Laut
lanjutkan bos ku
less22: tengkyuuuuu boss
total 1 replies
Fatkhur Kevin
segera tangkap pelaku
Sribundanya Gifran
lanjut
Gege
langsung.. ambil project lepas di web online project. id... satu project 3jt dapat 10 project sudah bisa bayar gaji bulanan.. buat nambahin portofolio dulu..
less22: projectnya laku nggak? kalo gagal gimana?
total 1 replies
Suzana Diro
tak puas hati
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
Ambu Rinddiany Thea
tunjukan pada mantan mu alrazi bahwa kou bisa sukses tanpa mereka
less22: bener tuhhh
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Diah Susanti
gk puyeng kah thor? buat 3 novel di waktu bersamaan😁😁😁 atau masih ada lagi yang belum ku tahu
Wulan Sari
wah ceritanya cip 👍 semoga nanti petualangan menumpas kejahatan dengan sistim ini berakhir denngan happy end ya Thor semangat 💪 salam sehat selalu ya ❤️🙂🙏
Wulan Sari: cuaca lg tidak mendukung ini di yogya juga kdngnhjn kdng terang buat badan ga enak ,jaga kesehatan Thor semangat 💪❤️ salam
total 4 replies
Ambu Rinddiany Thea
mana pa ladusing ko lama ya
Ambu Rinddiany Thea: 🤭🤭🤭🤭😅😅
total 2 replies
Sribundanya Gifran
lah lagi tegang bersambung.....
lanjut up lagi thor
less22: asiappp
total 1 replies
Ambu Rinddiany Thea
awas tuh s ardo mah penipu 😜
Ambu Rinddiany Thea: weleh weleh 😆
total 2 replies
Yuliana Tunru
benar sih pqsti bikin muak jumpa mereka lagi tapi bisa jd hal yanh baik kau dapat membalas mereka dgn keadaan mu skrg ada rmhnyg mewah jg mobil tak sabar saat.mrk tau kalian tetangga 🤣🤣
less22: tengkyu mama🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!