Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara Jigoku Sensei Nūbe
Vivienne memeluk erat Jammie dengan tubuh gemetar karena terkejut dan Jammie pun memeluk tubuh gadis itu secara reflek.
Sejenak keduanya berpelukan dengan pemikirannya masing-masing. Vivienne masih harus mengontrol nafasnya yang kaget akibat kelelawar kampret itu, sedangkan Jammie harus mengontrol jantungnya yang berantakan ritmenya karena baru pertama kali dia memeluk seorang gadis.
Harum parfum Vivienne yang lembut membuat otak Jammie berantakan. Ya Tuhan! Gadis ini baru 16 tahun Jammiiieee!!! Masih bocil!
"Jambret! Tadi ...itu apa?" bisik Vivienne dengan suara bergetar. "Bukan...hantu kan?"
Jammie hanya tersenyum. "Itu kelelawar, nona. Ngomong-ngomong mau sampai kapan memeluk saya?"
Vivienne langsung mendorong Jammie. "Dih! Kesempatan ya peluk-peluk cewek cantik paripurna begini!" Vivienne berusaha membenarkan jaketnya untuk menutupi kegugupannya. Baru kali ini aku gugup dipeluk pria.
"Bah! Cantik tapi jorok tukang ngiler langsung drop lah, bikin nggak ter... Adduuhhh!" Jammie mengaduh akibat lengannya ditonjok lagi oleh Vivienne.
"Jammie durjana!" teriaknya lalu masuk ke dalam kamar mandi. "Jambret! Awas kalau ninggalin aku!" teriaknya dari dalam kamar mandi.
"Memang kenapa? Takut?" ledek Jammie yang masih harus menetralisir jantungnya.
"Nggak tapi gimana kalau ada hantu hanako yang di toilet?" teriak Vivienne lagi.
"Nona kebanyakan nonton Nube!" kekeh Jammie.
Vivienne sudah selesai melaksanakan kebutuhannya di kamar mandi lalu keluar dan menatap Jammie. "Kamu suka baca manga rupanya."
Jammie mengangguk. "Gantian saya nona. Kalau mau kembali ke rumah, duluan saja."
Vivienne menatap jalan setapak yang agak jauh dari rumah utama dan hatinya mencelos. Bagaimana kalau nanti ada kelelawar lagi atau ada hantu? Atau ada pocong? Eh memang di Jepang ada pocong?
"Aku... menunggu kamu...saja," cicit Vivienne. Sumpah demi apapun Vivienne paling takut hantu meskipun dia jago beladiri dan menembak, tapi soal hantu dia menyerah.
Jammie terbahak lalu masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Vivienne hanya menatap curiga dengan segala suara-suara yang mencurigakan.
Tak lama Jammie pun selesai.
"Kamu sudah cuci tangan kan? Dah bersih kan? Soalnya cowok suka jorok kalau habis pipis!" cerocos Vivienne.
Jammie melongo. "Sudah cuci tangan dengan sabun. Nona mau mencium tangan saya sekalian?" Jammie mengulurkan tangannya ke arah wajah Vivienne yang mundur beberapa langkah.
"Iiihhh! Jammie nyebeliiiinnn!" serunya sambil berjalan menuju rumah utama.
"Yakin berani?" goda Jammie yang membuat Vivienne berhenti. Pria itu lalu berjalan mendekati nonanya. "Yuk kembali ke rumah."
Vivienne pun memegang ujung jaket Jammie dan keduanya masuk ke dalam rumah.
***
Paginya semuanya sarapan dengan menu sederhana, potongan ikan salmon, nasi, miso sup dan buah. Bagi Vivienne itu adalah sarapan yang terenak yang pernah dia makan.
"Yummy!" ucapnya bahagia.
"Vivi, nanti kamu bagian mencatat para pasiennya ya. Mereka memang sudah mendaftar tinggal kamu yang cek ulang," ucap Alexa.
"Oke mbak!" senyum Vivienne.
***
Para penduduk desa sendiri pada datang membawa hewan peliharaannya seperti anjing, kucing, burung, ayam bahkan reptil. Vivienne langsung merinding ketika ada seorang pemuda membawa ular piton yang diletakkan di kotak plastik.
Tubuh gadis itu agak beringsut ke Jammie yang berada di belakangnya ketika pemuda itu mendaftar ulang hewan peliharaannya.
"Dia anteng kok," kekeh si pemuda itu ketika melihat muka panik Vivienne.
"Mau anteng gimana pun tetap saja Ular!" cicit Vivienne yang menempelkan punggungnya ke Jammie karena gadis itu duduk di kursi tanpa sandaran.
"You're so funny" goda pemuda itu yang membuat Jammie sedikit kesal.
"I'm not a clown." Vivienne menyerahkan lembar pendaftaran itu ke seorang suster. "Next!" teriaknya agar pemuda itu segera menyingkir.
Jammie hanya memandang pemuda itu yang tidak lepas-lepas memandang Vivienne. Matanya minta dicolok bener tuh banci!
"Kamu kenapa Jam dinding?" tanya Vivienne yang merasakan aura tidak enak dari pengawalnya.
"Nggak papa nona."
Vivienne hanya mengedikkan bahunya dan melanjutkan tugasnya.
***
Jam tiga sore semua sudah selesai melakukan tugasnya dan Vivienne pun menikmati pengalaman yang belum pernah dia dapatkan di Inggris.
Alexa sendiri sudah mengajak semuanya untuk makan udon di sebuah warung yang ada di sana. Vivienne adalah orang yang paling semangat jika soal kuliner jadi dia langsung sumringah mendengarnya.
Sesampainya di warung kecil itu, Vivienne langsung memesan kari udon dengan toping chicken katsu dan minumnya ocha dingin. Yang lain-lain pun memesan sesuai dengan selera masing-masing.
Ketika pesanannya datang, gadis itu sumringah melihat banyaknya udon yang disajikan.
"Itadakimasu!" ucapnya sambil menyiapkan sumpit dan sendok lalu memakan udonnya.
"Oishiiii !" teriaknya heboh yang membuat sang pemilik warung senang ada cewek bule memuji masakannya.
Jammie hanya menggelengkan kepalanya. Benar-benar deh nona satu ini!
Alexa sampai meminta maaf kepada pemilik warung karena ulah adik sepupunya yang heboh setiap mendapatkan makanan enak.
"Tidak apa-apa nona Lee karena saya bahagia jika pelanggan saya suka masakan saya."
Alexa melotot ke arah Vivienne yang cuek menghabiskan udon dan katsunya.
"Sensei, aku tambah!" seru Vivienne yang membuat Alexa dan Jammie mendelik. "Kenapa? Kan aku masih dalam masa pertumbuhan!"
Alexa memijit pelipisnya. "Pertumbuhan apa? Wong kamu sama Jammie hampir sama tingginya!"
Vivienne cuek saja lalu mendapatkan mangkok kedua dengan menu yang sama.
Jammie menatap horor ke arah nonanya. Itu perut terbuat dari karet apa ya?
***
Alexa dan para rombongan memutuskan pulang malam itu juga dengan berjalan santai agar besok Minggu bisa beristirahat di rumah. Jammie yang menyetir pertama sedangkan Kojiro tidur di sebelahnya.
"Jalan santai saja Jammie, nggak usah ngebut," ucak Alexa.
"Baik nona." Jammie melirik ke arah Vivienne yang sudah terlelap setelah menghabiskan dua porsi udon dan tiga buah onigiri.
"Kenapa Jammie melihat Vivienne?" goda Alexa.
"Makannya banyak ya nona" kekeh Jammie sambil berkonsentrasi ke jalan.
"Dia memang tukang makan makanya larinya ke atas. Dari kami berlima, Vivi memang paling bongsor padahal baru 16 mau 17 tahun."
"Tapi takut hantu!" gelak Jammie.
"Kalau itu aku juga bingung. Dia bisa menghajar orang tapi paling penakut kalau berada di tempat baru dan gelap seperti kemarin."
"Dia membawa Glock nya nona," cengir Jammie.
Alexa menatap Jammie dari kaca spion. "Kamu tahu?"
Jammie mengangguk. "Tuan Alex yang memberikan."
"Apakah dia juga membawanya ke kampus?"
"Tidak nona. Setahu saya jika ke kampus dia tidak membawa senjata apapun."
Alexa tersenyum. "Kamu yang sabar ya dengan Vivienne. Udah bontot sendir jadi paling dimanja oleh kami-kami apalagi dia bukan saudara sedarah kami."
Jammie terkejut.
"Vivienne anak angkat Oom Alex dan Tante Adinda."
Jammie pun terdiam.
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️