Shan-xui, seorang gadis muda yang profesinya sebagai guru sejarah dan bela diri. setelah selesai menjemput ke empat muridnya di salah satu club malam, tiba-tiba dia di tabrak mobil, kondisinya sangat mengenaskan. Ketika dia terbangun, dia dibuat syok saat dia mengetahui kalau dia tidak ada di dunianya, dia berada di dunia kuno di zaman ribuan tahun yang lalu.
akankah Lin-rang menerima dunianya yang baru, dia telah memasuki tubuh seorang selir di masa kerajaan ribuan tahun yang lalu. seorang gadis muda yang begitu mengenaskan dan selalu diasingkan dari kalangan kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lin-rang berkelahi di pasar
Brakk!!
Brukk!!
Dua pria itu terdiam, masih terkejut melihat temannya yang sudah tersungkur di lantai. Di depan mereka, seorang wanita cantik dengan tatapan tajam mengeluarkan amarah yang sulit ditahan.
"Serius nih? Kalian sok jagoan tapi cuma bisa gitu doang?" Lin-rang melotot ke arah mereka sambil menyindir, "Aku benci pria brengsek kayak kalian yang pikir diri paling hebat. Mau lihat sebentar, apa sih kemampuan kalian sebenarnya!"
Salah satu pria melangkah maju, dengan senyum mengancam, "Mau tantang kami, ya? Tunggu, nanti kamu tahu apa yang bakal kami lakukan." Dia berusaha meraih Lin-rang, tapi wanita itu gesit menghindar.
"Hahaha, cuma pria nggak becus, ya? Serius deh," ejek Lin-rang sambil menyilangkan tangan.
Para pria itu saling berpandangan, jelas kesal tapi juga ragu. "Rupanya sombong sekali, ya, wanita ini," gumam salah satu pria sebelum lagi-lagi maju untuk menyentuhnya.
Namun, baru saja beberapa langkah diambil, Lin-rang cepat menendang ke arah pria itu dengan kaki terangkat tinggi, sebuah peringatan keras yang tak bisa diabaikan. Salah satu kali lin-rang menjulur, hal itu membuat salah satu pria yang hendak menyentuhnya itu malah terjatuh dengan posisi terjungkal. wajahnya menyentuh aspal jalanan pasar dengan tubuh sedikit menungging.
"Hahaha.. ternyata Mereka cuma orang bodoh!" seru orang-orang yang ada di pasar kepada beberapa pria itu.
“Dasar wanita brengsek!” teriak salah satu pria yang masih berdiri, matanya membara penuh amarah. Dia mengayunkan kakinya hendak menendang Lin-rang, tapi…
“Hah! Kamu coba-coba sama aku?” Lin-rang melompat gesit, menghindar tanpa kesulitan sedikit pun.
Pria itu terdiam sejenak, lalu matanya berbinar liar. “Lihat, aku kasih pelajaran!” serunya sambil meraih sebilah kayu yang tergeletak di dekatnya. Dengan gagah, ia mencoba menyerang Lin-rang.
“Terlambat, dong!” ejek Lin-rang sambil melompat ke samping. “Weee… dasar pria banci, gak bisa nangkap aku ya?” suaranya santai, tapi menusuk.
Ming-na yang menonton dari kejauhan menahan napas, matanya terpaku seperti membeku. Tidak percaya melihat Lin-rang dengan mudah mengelak serangan berulang-ulang itu.
“Udah, cukup! dasar wanita brengsek, lihat saja aku akan membunuhmu!” pria itu berusaha keras, menyerang lagi dan lagi, tapi selalu gagal. Keringat membasahi dahinya, tapi serangannya tetap tak mengenai sasaran.
Lin-rang hanya tersenyum dingin, “Mau coba terus? Kalau kamu masih mau, aku siap terus nih!”
Pria itu menatapnya dengan campuran frustasi dan keheranan, tapi semangatnya mulai goyah. "Lihat saja aku akan membuatmu membusuk di tempat ini." ujar si pria.
Ming-na pun bergumam pelan, “Ini perempuan... luar biasa banget. kakak benar-benar sangat luar biasa, dia sangat berbeda.”
Lin-rang tersenyum menghina, dia mengejek si pria dengan ekspresi wajah yang begitu menjengkelkan. “Hati-hati, nona!” teriak salah satu wanita yang sedang berjualan di pasar, matanya menyorot tajam ke arah pria yang tampak hendak menyerang Lin-rang.
“Heh, tenang saja! Pria macam dia mah gampang banget dihajar,” jawab Lin-rang santai sambil mengeratkan jari-jemarinya, penuh percaya diri. Ia lalu menatap pria itu dengan penuh tantangan. “Lihat saja apa yang akan aku kasih ke kamu!”
Dengan suara lantang, salah satu tangan Lin-rang mengepal. "Siap-siap, ya!” Serunya sebelum pukulan keras mendarat tepat di wajah pria itu.
Pria itu sempoyongan mundur, kepalanya berputar-putar seperti mabuk. “Dasar cewek brengsek!” geramnya dengan napas tersengal.
Lin-rang tak kalah membalas, suaranya menggema di keramaian pasar, “Kamu yang brengsek! Dasar kadal buntung!”
Sekali lagi tinju super kuat dari Lin-rang melayang, membentur wajah pria tersebut dengan bunyi “Brukk!” yang memekakkan. Pria itu langsung roboh tak sadarkan diri, wajahnya penuh memar, hidung mengeluarkan darah, dan mata hitam lebam.
Warga pasar di sekitar mulai berkerumun, melihat pertarungan singkat itu dengan rasa kagum sekaligus was-was. Melihat 3 pria berandalan itu sudah tersungkur di jalanan, orang-orang yang ada di pasar langsung memberikan tepuk tangan kepada Lin-rang.
"Hebat! nona benar-benar hebat!" teriak mereka dengan suara yang begitu keras.
Lin-rang hanya nyengir tersenyum kepada orang-orang yang ada di pasar. "Hallahh.. kalian itu cuma bisanya teriak-teriak doang tidak membantu sama sekali, zaman ini adalah zaman yang paling sinting, masak ada gadis diperlakukan semena-mena mereka tidak ada yang menolong dasar mereka itu adalah para kodok buntung." ucap Lin-rang yang kemudian langsung mengambil barang belanjaannya.
Seorang pria nampak tersenyum ketika melihat apa yang dilakukan Lin-rang, dia menatapnya dengan begitu tajam di salah satu rumah makan. "Tontonan ini sangat menarik." ucap si pria.
"Apakah tuan tertarik dengan gadis itu?" tanya pengawal.
"Kamu jangan bicara macam-macam, kelihatannya dia adalah wanita yang sangat berpendidikan, kelihatannya dia sangat susah untuk didekati." jawab si pria.
"Tidak ada yang tidak mungkin bagi tuan Chun San untuk memiliki seorang wanita." ucap pengawal.
Lin-rang sudah selesai dengan semua belanjaannya, Dia berjalan pulang sembari menyanyikan beberapa bait lagu kesayangannya ketika di dunia nyata.
"Kakak, kakak sedang menyanyi lagu apa?" tanya Ming-na yang masih terlihat bingung dengan beberapa kalimat syair yang dalam artian begitu kasar.
"Ini lagu kesayanganku, lagu kesukaanku." jawab Lin-rang.
Lin-rang hanya tersenyum setelah itu dia mengikuti kemanapun Lin-rang pergi, ketika mereka sampai di depan pagar rumah, Mereka melihat kereta kuda sudah ada di sana, beberapa pengawal juga ada di tempat itu.
"Itu kereta kuda siapa?" tanya Lin-rang.
"Aku tidak tahu Kak." jawab Ming-na.
"Lalu, siapa yang mampir ke tempat kita?" Lin-rang mulai bingung.
Ming-na berjalan terlebih dahulu untuk melihat siapa yang sudah ada di tempat mereka, ketika melihat salah satu pengawal yang berjaga di depan pintu, Ming-na langsung terkejut.
"Kenapa kamu melongo seperti itu?" tanya Lin-rang ketika menatap Ming-na terdiam sembari menutup mulutnya.
"Kakak, pengawal itu adalah pengawal ibu suri." jawab Ming-na.
"Pengawal ibu suri? memangnya mau apa pengawal ibu suri ada di sini?" tanya Lin-rang yang kemudian berjalan terlebih dahulu. dia menatap seorang pria bertubuh tinggi besar dan wajahnya lumayan tampan.
Si pengawal yang dari tadi ditatap oleh wanita cantik yang ada di depannya tiba-tiba saja mukanya langsung bersemu merah, Dia memalingkan wajahnya karena malu dan salah tingkah.
"Dia pengawal ibu suri?" tanya Lin-rang.
"Iya." jawab Ming-na singkat.
"Tampan juga ya." ucap Lin-rang yang kemudian masuk ke dalam rumahnya.
"Haisss.. siapa gadis itu kenapa dia berkata seperti itu." ucap si pengawal yang nampak malu dan salah tingkah.
Lin-rang dan Ming-na memasuki rumah Mereka, terlihat di sana sudah ada beberapa pengawal dan seorang wanita yang sudah duduk di salah satu kursi yang ada di depan rumah mereka.
"Ming-na, siapa wanita itu?" tanya Lin-rang sembari menunjuk ke arah ibu suri.
Ibu suri dan Kasim menatap seorang wanita cantik yang baru masuk ke tempat Lin-rang. "Siapa kalian? kenapa kalian berani masuk kemarin?" tanya balik ibu suri.
"Kamu bertanya seperti itu sih, seharusnya aku yang bertanya pada kalian, apa yang kalian lakukan di rumahku." jawab Lin-rang dengan nada sedikit keras.
Ming-na menarik Lin-rang. "Kakak, kakak jangan seperti itu." bisik Ming-na.
"Lancang sekali kamu!" seru Kasim.
*bersambung*