Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan Sersan
Note
Trio Pratomo yang ini kagak ada yang beres ya wahai para Readers Membagongkan. Mandaka, Mandasari dan Mavendra itu kacau lahir batin kalau ngomong jadi ... Harap menjadikan maklum.
Ttd
Author Membagongkan
***
"Ouch! Carole!" Mandaka memegang pipi kirinya yang kena bogem Carole ... Lagi.
"Kamu itu! Benar-benar deh! Mulut!" Carole mendelik tajam ke arah Mandaka yang masih meringis kesakitan.
"Ya Allah sayang. Kan benar tho! Kalau nantinya kita menikah, aku harus tahu semuanya termasuk ukuran sepatu, ukuran jari, biar tidak salah buat seserahan!" Mandaka mengerenyitkan dahinya. "Kamu mukulnya beneran ya?"
Carole melongo. "Apa? Seserahan? Tunggu itu apa?" tanyanya bingung karena Mandaka ngomong campur aduk dengan bahasa Indonesia.
"Seserahan itu merupakan rangkaian pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan, lebih merupakan bagian dari budaya Indonesia, terutama dalam pernikahan suku Jawa, Sunda, dan lain-lain. Aku kan keturunan Indonesia dan suku Jawa jadi wajar dong kasih!" jawab Mandaka sambil memegang pipinya.
"Pernikahan? Siapa juga yang mau menikah sama kamu!" bentak Carole.
"Makanyaaa kita kencan dulu, Carole. Kita penjajakan dan syukur-syukur kalau kita jodoh dan cocok, terus kita menikah ... Bagus kan?" jawab Mandaka kalem.
Carole menggeram kesal dan meninggalkan Mandaka.
"Carole! Je t'aime!" seru Mandaka membuat Carole menutup kedua telinganya.
Mandaka tertawa melihat gaya Carole yang seperti anak ABG.
"Kamu gemesin!" kekeh Mandaka.
***
Hari pertama Mandaka di lokasi adalah untuk mengambil data kerusakan dan sudah mendapatkan bayangan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Mandaka harus laporan ke Mamoru sebagai ketua tim dan juga ketua yayasan Al Jordan, Hamilton dan Bradford yang memberikan semua biaya perbaikan. Yayasan yang sudah dibangun oleh Mamoru Al Jordan dulu kemudian diteruskan oleh keturunannya.
Rencananya nanti akan diambil alih oleh putri Mamoru, Milly Bradford yang juga istri Sheikh Malik Al Khalifa. Belum tahu apakah dua sepupu Mandaka, Maxi atau Mahreen nantinya akan mengambil alih. Apalagi sepupunya masih ABG.
Carole yang sedang berjalan sambil membawa makanan, melihat Mandaka sedang berbicara dengan seseorang di depan Macbook nya. Wajahnya tampak serius dan di telinganya terdapat airpods yang berarti dia sedang melakukan pertemuan Zoom atau FaceTime.
Carole bisa melihat karena pria itu duduk di sofa sudut lorong kamar hotel yang dekat dengan jendela. Gadis itu merasa bingung kenapa tidak di kamar saja.
"Kenapa tidak di kamar saja sih?" gumam Carole.
"Sinyalnya jelek di kamar," jawab Bilbao yang berada di belakang Carole. "Manda harus laporan ke Opanya, Mr Mamoru Bradford."
"Oh ...." Carole pun masuk ke dalam kamarnya.
***
"Jadi parah tidak parah ya Daka?" tanya Mamoru.
"Iya Opa. Aku akui ucapan Hugh kalau proses renovasi sekitar enam bulan. Hasil pertemuan Hugh sebelumnya dengan menteri kesehatan juga bilang kondisi politik di Khartoum sudah kondusif jadi aman untuk pembangunan."
Mamoru mengangguk. "Kamu tetap di Sudan kan?"
"Insyaallah aku akan berada disini dua Minggu dulu sambil mencari rumah sewa. Boros Opa kalau di hotel lama. Bixby dan Boromir sedang mencari rumah yang cocok akan kita tempati nanti."
"Apa kamu perlu pesawat atau transportasi lain?" tanya Mamoru.
"Tidak usah Opa. Ada Hummer dan Oom Snake sudah kasih ijin buat pakai saja."
"Ya sudah. Kalau ada apa-apa, kabari Opa ya."
"Siap Opa."
"Hati-hati Daka. Apalagi kamu bawa anak gadis Snake kan?" senyum Mamoru. "Tunggu ... Muka kamu kenapa?"
"Kena tinju anaknya Oom Snake."
Mamoru terbahak. "Kamu apain Daka?"
"Ajak kencan."
"Astaghfirullah ... Kamu tuh!" Mamoru menggelengkan kepalanya.
"Habis Carole menggemaskan Opa."
"Jangan aneh-aneh ya Daka," pesan Mamoru.
"Sudah aneh kok Opa," cengir Mandaka.
***
Mandaka ingin berjalan-jalan di sekitar hotel guna mengetahui situasi kota Khartoum, ibukota negara Sudan namun dilarang oleh Bixby dan Boromir. Bukan apa-apa, kondisi di jalanan yang tidak bisa diprediksi dan mereka tidak mau ada kejadian tidak mengenakkan tanpa pengawalan.
"Jadi kalian tidak mengijinkan?" tanya Mandaka.
"Nope!" jawab Bixby dan Boromir.
"Meskipun dengan kalian?" Mandaka menatap serius.
"Iya. Bagaimana pun kondisinya masih belum kondusif!" ucap Bixby.
"Bagaimana sekeliling hotel saja?" tawar Mandaka.
"Kamu kok ngeyel sih?"
Mandaka menoleh ke arah Carole yang membuka pintu kamarnya.
"Ah kebetulan! Yuk Carole, kita kencan Sersan!" seringai Mandaka.
"Excuse.me?" Carole menaikkan sebelah alisnya. "What is date sersan?"
"Kencan serius tapi santai. Singkatan dari bahasa Indonesia. Yuk!" ajak Mandaka. "Kalau sama kamu, pasti duo B ini bakalan ngawal kita deh!"
Carole memutar matanya dengan sikap malas. "Mau lihat apa sih?"
"Lihat-lihat saja. Kan aku belum pernah kemari."
Carole menatap ke arah Bixby dan Boromir yang hanya mengedikkan bahunya.
"Baiklah. Kita bawa Glock dan Baton saja." Carole menatap Mandaka. "Ini bukan kencan Sersan, letnan atau pun jenderal! Ini cuma mengantarkan pria besar yang tukang ngeyel !"
"Kencan letnan? Kencan Jendral? Apa itu?" gumam Mandaka bingung.
**"
Keempat orang itu hendak keluar dari hotel namun ditahan oleh para pegawai disana karena diberlakukan jam malam. Mandaka dan Carole mendengar suara sirine meraung kencang lalu tiba-tiba suara booomm terdengar.
Sontak semua orang berjongkok sambil memegang kepala secara refleks dan mereka merasakan getaran di lantai lobby.
"Apa itu? Aku kira situasinya sudah kondusif!" ucap Mandaka sambil berdiri untuk melihat keluar.
"Sir, sebaiknya anda tidak keluar dulu! Pemberontak mulai beraksi lagi karena ada perbedaan pendapat politik!" ucap manager hotel itu.
Bilbao yang baru datang bersama Hugh dari membeli makanan pun tampak tergopoh-gopoh masuk. Mereka pun melihat para pegawai hotel menutup pintu gerbang dan banyak orang-orang berjaga-jaga lengkap dengan senapan mesin ringan di tangan.
"Uzi, MP5, MP7, AK-47 ...." Mandaka melihat satu persatu senjata yang dipakai oleh orang - orang yang berjaga-jaga di sekeliling hotel.
"Jika kita mau menyewa rumah disini, setidaknya yang ada bunkernya dan bisa kabur kapanpun saja!" gumam Bixby.
"Aku setuju. Ternyata kondisi disini belum seratus persen bisa kondusif." Mandaka menoleh ke arah timnya. "Petualangan aku kali ini ... Sangat seru! Addduuuhhhh!"
Carole menjewer telinga Mandaka. "Kok kamu malah bahagia sih! Ini bukan acara main game, Manda!"
"Kamu itu kok suka menyiksa aku sih! Bilang saja kalau kamu suka aku dengan halus, bukan jalan kekerasan seperti ini. Kalau kekerasan saat kita bercinta saja, Mon Chéri... Aaaadduuhhhhh!" Mandaka menjerit kesakitan karena Carole semakin keras menjewer telinganya.
"Meskipun kita di negara konflik, setidaknya kita punya hiburan ya?" kekeh Boromir ke Bixby dan Bilbao yang tersenyum simpul.
***
Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
tnggl bls dndam sm mreka....
Manda mh lg stuasi ky gt jg msh aja gombal....🤭🤭🤭
kusajikan kopi dan mawar untukmu mbakku tersayaaang
semangat terus up'nya
gedubragan lagi...