NovelToon NovelToon
Miliarder Dunia Streaming

Miliarder Dunia Streaming

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: apa aja 39

Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.

Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 – Dia Tidak Menolak?

Melihat kesempatan itu, Rizky Pratama tidak ragu lagi. Ia segera melangkah menuju Ayu Lestari.

Dia sudah mengambil keputusan.

Rizky sadar, kemungkinan besar pengakuannya akan gagal. Karena itu, ia berusaha menenangkan diri. Baginya, kalau sudah siap menerima hasil terburuk, maka tidak ada alasan untuk merasa cemas.

“Ketua regu, permisi sebentar. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan,” katanya sambil menahan degup jantung.

Ayu menghentikan sepedanya. Wajahnya tetap tenang. Ia memang sudah siap menghadapi hal ini. Selama seminggu terakhir, Ayu sudah memikirkan jawaban yang tepat.

“Silakan,” ucapnya singkat.

Rizky menarik napas panjang, lalu berkata dengan suara mantap, “Ayu, aku menyukaimu. Aku ingin kamu jadi pacarku. Apa kamu bersedia?”

Ayu tersenyum tipis. Dengan lembut, ia menyibakkan rambut dari dahinya, lalu balik bertanya, “Rizky, apa kamu benar-benar serius?”

Rizky sempat terdiam. Ia sadar, selama ini ia hampir tidak pernah berinteraksi dengan Ayu. Kalau ia bilang tulus, mungkin terdengar konyol. Tapi… siapa yang tidak ingin punya pacar cantik, pintar, dan dari keluarga terpandang?

“Tentu saja aku serius,” jawabnya akhirnya.

Mendengar itu, Ayu mengangguk pelan. “Aku senang mendengar perasaanmu.” Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Tapi sekarang aku sedang fokus belajar. Tahun ini kan tahun terakhir kita. Aku memang belum berencana pacaran selama SMA.”

Gadis mana yang tidak senang disukai? Begitu juga Ayu. Ia pun punya mimpi romantis di dalam hatinya. Tapi ia lebih tahu, di usia sekarang, belajar adalah prioritas.

[Ups, ditolak.]

[Kamu pantas mendapatkannya. Harus ditolak langsung biar sadar!]

Komentar itu segera memenuhi ruang siaran langsung. Bahkan Dinda yang menonton ikut tersenyum sinis.

[Hayo, baru kerasa sakitnya kan?]

Rizky mengangguk serius. “Baik, aku mengerti.”

Dia memang sudah menduga hasilnya.

Dari sakunya, Rizky mengeluarkan sebuah kotak kecil, lalu menyerahkannya pada Ayu. “Terima kasih sudah jujur. Ini hadiah yang kupilihkan untukmu. Semoga kamu suka. Tenang saja, aku tidak akan mengganggumu lagi di sekolah.”

Ia memang berniat membuat batas jelas. Baginya, ia dan Ayu berasal dari dunia yang berbeda. Pengakuan ini cukup jadi penutup cerita.

Namun, Ayu tampak ragu. “Rizky, hadiah ini terlalu mahal. Sebaiknya kamu ambil kembali.”

Ayu menatapnya lekat-lekat. Heran juga, ditolak oleh dua gadis berturut-turut—dan bahkan disiarkan langsung—tapi Rizky tetap terlihat tenang. Justru itu yang membuat Ayu sedikit khawatir dengan kondisi mentalnya.

Tiba-tiba, Ayu berkata dengan suara sangat pelan, nyaris seperti bisikan nyamuk, “Kalau kamu berhasil masuk universitas nanti… aku bisa mempertimbangkan untuk jadi pacarmu.”

Seketika wajahnya memerah. Tanpa memberi kesempatan Rizky bereaksi, ia langsung mengayuh sepedanya menuju sekolah.

Rizky berdiri terpaku. “Apa… maksudnya ini? Kalau aku masuk kuliah, dia bakal jadi pacarku?”

Meskipun suara Ayu kecil, para penonton live mendengar jelas.

[Apa-apaan ini? Jadi asal masuk universitas, Ayu bakal mau?]

[Universitas kelas tiga pun tetap universitas. Apa berarti Rizky punya peluang besar?]

[Aku bingung, ini ditolak atau enggak sih?]

[Sepertinya Ayu sengaja ngomong ambigu. Biar Rizky tetap punya harapan.]

Komentar penonton meledak.

“Bang Rizky, kapan ngajarin kami cara ngedeketin cewek cakep kayak Ayu? Kelas online aja, deh!”

Seketika ruang siaran jadi heboh.

Meski prestasi Rizky pas-pasan, setidaknya masuk kampus kelas tiga itu masih mungkin. Kalau begitu… apa benar Ayu bisa jadi pacarnya?

[Tunggu aja. Kayaknya Ayu cuma mau jaga perasaan Rizky. Mana mungkin dia beneran suka?]

Rizky menatap komentar-komentar pedas itu dan menghela napas. “Netizen, ada-ada aja. Kok kejam banget ya?”

Belum selesai ia bicara, komentar makin deras.

[Aku cemburu? Halah, siapa bilang aku cemburu?]

[Lu, penggemar cupu yang cuma ditolak, mana pantas dapet Ayu!]

Rizky heran. “Aku nggak bilang itu kamu, kenapa jadi sewot?”

[Ya, kenapa kamu jadi panas sendiri?]

[Buta apa? Mana ada aku sewot, dasar bodoh.]

Dinda yang sejak tadi menonton live mendadak keluar dengan wajah gelap. Ia meremas ponsel merah mudanya begitu kencang hingga casingnya retak.

“Brengsek Rizky! Baru aku tolak, dia langsung nembak Ayu. Dasar laki-laki nggak punya harga diri!” gerutunya.

“Dan Ayu itu, bukannya nolak tegas malah kasih harapan. Sok suci banget, padahal jelas-jelas seneng dikejar. Menjijikkan!”

Perasaan Dinda membara. Menurutnya, hidup Rizky seharusnya hancur sejak ditinggalkan olehnya. Tapi nyatanya, cowok itu justru semakin tegak berdiri. Itu benar-benar menginjak-injak harga dirinya.

Saat emosinya memuncak, seorang sahabatnya, Sarah, masuk ke kelas dengan tergesa.

“Dinda! Kamu udah nonton live Rizky?” serunya.

Wajah Dinda langsung berubah tenang, seakan tidak ada yang terjadi. Ia menata rambutnya lalu berkata datar, “Live apa? Aku nggak nonton.”

Sarah menatap heran. “Masa sih? Itu heboh banget, loh. Cowok yang ngejar kamu dua tahun itu, hari ini nembak Ayu Lestari. Dan yang bikin gempar, Ayu sepertinya nggak nolak tegas!”

Dinda tersenyum tipis. “Hmph, jadi bagaimana? Kamu pikir mereka bisa jadian?”

Sarah geleng-geleng kepala. “Entahlah. Tapi yang jelas, Rizky ngeluarin duit 120 juta buat beliin jam tangan buat Ayu. Gila nggak?”

Ia menambahkan, “Selama ngejar kamu dua tahun, dia nggak pernah keluarin uang sebanyak itu kan?”

Di kampus, gosip sudah menyebar. Semua orang memperdebatkan siapa yang sebenarnya paling penting bagi Rizky: Dinda atau Ayu.

Dinda mendengus, “Dia nggak ngeluarin banyak buat aku karena aku nggak matre. Kalau aku mau, gampang aja bikin dia kasih jam itu ke aku.”

Sarah sempat ragu, tapi akhirnya mengangguk. Ia tahu betul, selama dua tahun terakhir Rizky selalu menuruti semua permintaan Dinda. Bahkan sampai rela nggak makan demi membelikannya kosmetik.

“Kalau gitu, kenapa nggak sekalian minta jam tangan Cartier itu? Bukannya itu merek favoritmu?”

Dinda tersenyum penuh percaya diri. “Tenang. Tunggu Rizky balik dulu. Dia pasti akan kembali padaku.”

1
Aisyah Suyuti
seru
Aryanti endah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!