NovelToon NovelToon
Malam Yang Mengubah Takdir

Malam Yang Mengubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Tyger

Anya bermimpi untuk memiliki kehidupan yang sederhana dan damai. Namun, yang ada hanyalah kesengsaraan dalam hidupnya. Gadis cantik ini harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi ibu dan dirinya sendiri. Hingga suatu malam, Anya secara tidak sengaja menghabiskan malam di kamar hotel mewah, dengan seorang pria tampan yang tidak dikenalnya! Malam itu mengubah seluruh hidupnya... Aiden menawarkan Anya sebuah pernikahan, untuk alasan yang tidak diketahui oleh gadis itu. Namun Aiden juga berjanji untuk mewujudkan impian Anya: kekayaan dan kehidupan yang damai. Akankah Anya hidup tenang dan bahagia seperti mimpinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Tyger, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Kencan

Natali menunggu ayahnya di dalam mobil dengan cemas. Ia tampak ingin segera meninggalkan tempat ini dan tidak pernah kembali lagi. Mengapa ayahnya belum juga keluar dari rumah Aiden?

Beberapa saat kemudian, Deny keluar dari rumah Aiden dengan langkah tergesa-gesa. Natali melihat ayahnya kembali dengan tangan yang aneh dan wajahnya tampak pucat, "Papa, tangan Papa kenapa?"

"Cepat, kita ke rumah sakit!" kata Deny dingin. Ia mengabaikan pertanyaan Natali dan buru-buru memerintahkan sopir. Natali tidak berani bertanya lagi. Ia segera membuka pintu dan membantu ayahnya masuk ke mobil.

Setelah mobil mereka melaju meninggalkan rumah Aiden, Natali tak bisa menahan rasa penasaran di hatinya.

"Papa, siapa yang membuat tangan Papa seperti ini?" tanya Natali akhirnya. Tanpa perlu bertanya, sebenarnya ia sudah tahu jawabannya. Tapi ia ingin mendengarnya langsung. Ia ingin tahu apakah Aiden benar-benar sekejam itu.

"Aiden." jawab Deny, mengertakkan gigi.

Seperti yang ditebak Natali, Aiden yang melakukan ini pada ayahnya. Mungkinkah Aiden mematahkan tangan ayahnya sebagai imbalan atas pengampunannya?

"Apakah dia sudah memaafkan kita? Apakah dia mau bekerja sama dengan perusahaan Papa lagi?" tanya Natali.

Deny langsung menoleh dan menatap putrinya. Bagaimana bisa ia memiliki anak perempuan sebodoh ini? Karena kebodohan putrinya, ia kehilangan kerja sama dengan Keluarga Atmajaya. Karena kebodohan putrinya, rencananya berantakan.

"Kau masih berani bertanya seperti itu? Kau tidak tahu siapa yang menyebabkan semua ini?" Tangan Deny sangat sakit sehingga ia semakin kesal saat melihat Natali.

Natali langsung menutup mulutnya. Semua ini adalah kesalahannya, sehingga perusahaan keluarganya ikut terseret. Tapi itu tidak berarti ia tidak punya jalan lain.

Natali segera mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia mendapatkan informasi yang mungkin membuat ayahnya sedikit senang, "Papa, kemarin aku bertemu Raisa. Raisa bilang, kakaknya, Raka Mahendra, akan kembali ke Indonesia…"

"Tapi sebaiknya kita jangan berurusan dengan Aiden lagi, Pa. Papa lihat sendiri betapa kejamnya pria itu…"

Tentu saja, Deny tahu bahwa ia tidak boleh membuat Aiden semakin marah. Pria itu terlalu berbahaya.

Tapi sepertinya sudah terlambat. Mereka telah memprovokasi Aiden, membangunkan harimau yang sedang tidur.

"Kapan Raka akan kembali ke Indonesia?" Deny tiba-tiba bertanya.

"Bulan depan." jawab Natali.

"Hmm… Kau harus mencari cara untuk mendekati Raka." Deny tahu bahwa jalannya untuk mendekati Keluarga Atmajaya tertutup rapat. Sekarang, ia harus menemukan jalan baru.

***

Di rumah Aiden…

"Aku akan buatkan teh," Anya berinisiatif membuat teh untuk Aiden untuk meredakan amarah Aiden. Selain itu, ia juga ingin sejenak melarikan diri dari suasana tegang di ruangan itu.

Setelah Anya pergi ke dapur, Aiden memutuskan untuk beristirahat di ruang kerjanya. Hana mengikutinya ke lantai dua karena khawatir pada Aiden. Harris sedang keluar saat itu, jadi tidak ada yang menemani Aiden.

"Tuan, kenapa Tuan tidak memberi tahu saya bahwa Tuan sudah menikah?" tanya Hana langsung saat mereka berada di ruang kerja.

Aiden tidak keberatan dengan pertanyaan Hana. Hana telah bersamanya sejak kecil sehingga mereka sangat dekat, "Apa lagi yang bisa kulakukan?" kata Aiden dengan senyum tipis, "Jika Deny mengetahui hubungan saya dengan Anya, ia pasti akan memanfaatkannya untuk bekerja sama dengan Grup Atmajaya."

Hana mengangguk. Melihat sikap Deny secara langsung, ia bisa melihat betapa liciknya pria itu.

"Nyonya Hana, saat Harris kembali, suruh dia menemui saya langsung." kata Aiden.

"Baik, Tuan." Saat ia menjawab, Aiden tiba-tiba menoleh ke arah pintu ruang kerjanya. Melihat ini, Hana juga menoleh ke arah yang sama. Ia menemukan bayangan terlihat dari celah pintu ke ruangan.

Hana terkejut. Bagaimana Aiden tahu ada bayangan di ruangan itu? Ia bahkan tidak mendengar suara apa pun. Namun, Hana juga merasa sangat senang. Sepertinya penglihatan Aiden membaik! Atau mungkin Aiden sudah bisa melihat…

Hana buru-buru berbalik dan membuka pintu, melihat Anya yang membawa dua cangkir teh berdiri di ambang pintu. Tangan Anya memegang dua cangkir teh sehingga ia tidak bisa membuka pintu ruang kerja Aiden.

Dengan bantuan Hana, Anya segera masuk ke ruang kerja. Hana buru-buru pergi, membiarkan Anya dan Aiden berbicara berdua.

Setelah pintu tertutup, Anya meletakkan cangkir teh di atas meja dan duduk di seberang Aiden. Saat itu, otaknya berpikir keras tentang bagaimana ia harus memulai percakapan. Haruskah ia meminta maaf atas tindakan ayahnya?

"Apakah kau menyalahkanku karena mematahkan tangan ayahmu?" Sebelum Anya selesai berpikir, Aiden sudah memulai percakapan. Bahkan, ia tidak merasa bersalah karena mematahkan tangan Deny. Ia melakukan semua itu untuk Anya.

"Tidak. Kau tidak salah. Dia memaksaku dan ingin membawaku pulang hanya karena aku berguna baginya." kata Anya pelan. Anya menggenggam tangannya erat-erat, merasa sangat gelisah, "Ayahku adalah pria yang licik. Ia akan terus mengganggumu sampai ia mendapatkan apa yang diinginkannya."

Anya khawatir ayahnya tidak akan berhenti mengganggu Aiden.

"Aku seorang pengusaha. Dalam bisnis aku selalu mempertimbangkan keuntungan yang kudapat. Tidak perlu khawatir tentangku." jawab Aiden.

Selain itu, Anya sebenarnya khawatir tentang pernikahan mereka.

"Aiden… aku belum lulus kuliah. Sebelum aku lulus, bisakah kita merahasiakan pernikahan kita untuk sementara waktu?" tanya Anya dengan suara rendah.

Aiden terdiam sejenak mendengar permintaan Anya. Tangannya yang hendak memegang cangkir teh di depannya tiba-tiba berhenti, "Jika kau ingin merahasiakan pernikahan kita, lalu bagaimana kita menjelaskan hubungan kita?"

"Pacar?" Jawab Anya dengan senyum malu-malu.

Melihat ini, Aiden kembali tenang. Senyum tipis mengembang di wajahnya. Setidaknya, Anya mau mengakui bahwa ia memiliki hubungan dengannya. Ia kembali mengangkat cangkir teh di depannya, membawa teh ke bibirnya dan menyesapnya perlahan.

"Apa yang biasanya dilakukan orang yang sedang pacaran?" tanyanya santai.

Anya berkedip-kedip mendengar pertanyaan itu, "Kau belum pernah jatuh cinta?" tanyanya balik.

Mendengar pertanyaan balik Anya, Aiden membersihkan tenggorokannya dan menjawab, "Apakah aku terlihat kekurangan wanita?"

Anya memperhatikan wajah tampan Aiden, tubuh tinggi, sikap lembut, kekayaan yang besar… Tidak mungkin Aiden kekurangan wanita! Pasti ada banyak wanita yang ingin menjadi kekasih Aiden.

"Tidak…" jawab Anya jujur sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya penasaran, bagaimana orang seusia kalian jatuh cinta." Mereka memiliki perbedaan usia yang cukup jauh. Anya masih berusia 20 tahun sementara Aiden sudah berusia 30-an. Meskipun ada banyak wanita yang ingin menjadi kekasihnya, itu tidak berarti Aiden ingin berkencan dengan wanita mana pun.

Aiden bertanya sambil menatap Anya langsung, membuat Anya merasa malu di bawah tatapan itu. Melihat mata Aiden saat ini, Anya merasa bahwa pria itu sama sekali tidak buta. Tatapannya seakan ingin menembusnya, mencari tahu isi hatinya yang sebenarnya.

Apalagi, Anya merasa sedikit malu dengan pertanyaan Aiden. Ia malu harus membahas masalah percintaan dengan seorang pria.

"Aku tidak pacaran selama kuliah. Biasanya orang yang sedang pacaran akan kencan, jalan-jalan, makan, nonton film dan sebagainya." jawab Anya. Matanya berkilau penuh kerinduan.

"Kau tidak pacaran selama kuliah karena belum bisa melupakan mantanmu?" tanya Aiden dengan nada ringan. Nada itu membuat Anya merasa seolah mereka hanya mengobrol santai. Tapi Anya tetap harus berhati-hati dalam menjawabnya. Suasana hati Aiden bisa berubah dalam sedetik jika ia menjawab salah.

Aiden tahu tentang mantan kekasihnya! Tentu saja pria itu tahu. Tetap saja, ada sesuatu yang tidak diketahui Aiden.

"Tidak. Aku sibuk kuliah dan bekerja. Aku harus segera menyelesaikan kuliahku. Aku juga harus mengurus kebun bunga ibu untuk membayar biaya rumah sakit ibu dan membayar kuliahku. Kapan aku punya waktu untuk jatuh cinta?" jawab Anya pelan.

"Kalau begitu, karena kita sekarang sedang pacaran, mari kita kencan besok!" kata Aiden spontan.

"Eh? Kencan?"

1
Syifa Aini
kalo bisa updetnya 3 atau 4 x dalam sehari. 🥰
Syifa Aini
alur ceritanya menarik, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!