Mengejar Cinta Ibu Dosen

Bara terlihat begitu emosi ketika sedang melakukan komunikasi dengan mantan istrinya. Dia tidak rela jika Rachel mendapat laki-laki yang lebih baik darinya, karena Bara memiliki alasan kenapa dia begitu membenci Rachel ketika dia sedang bersama pria lain.

"Apa-apaan dia. Sudah bukan suami lagi tapi masih mau ngatu-ngatur" Gumam Rachel lirih.

"Kenapa Chel?" Tanya Elsa

"Gak ada kok Sa, aku mandi dulu ya"

"Oke Chel"

Elsa meninggalkan kamar Rachel, dia menuju kamar tamu tempat Elsa tidur ketika dia sedang menginap di runah Rachel.

Sementara di tempat lain Dave masig terbayang-bayang tentang apa yang sudah dia lakukan dengan Rachel. Selama Dave mengenal wanita, Rachel lah yang begitu polos.

"Ternyata aku yang pertama" batin Dave.

Dave mennerikaa ponselnya, dia tidak menemukan pesan dari Rachel, kemudiqn Dave segera mengirimkan pesan singkat terlebih dahulu kepada Rachel.

"Masih sakit sayang?" - Dave

“Gak begitu sakit, tapi masih gak nyaman” – Rachel

“Mau di bantu oleskan obat?” – Dave

“Terimakasih, bisa sendiri” – Rachel

Rachel begitu kesal karena Dave selalu menggodanya, tapi justru kehidupan seperti ini adalah kehidupan yang dulu Rachel begitu inginkan saat masih menjadi istri Bara.

Sementara di kantor Bara masih uring-uringan karena melihat mantan istrinya bersama orang yang menurutnya bukan orang biasa.

Toktoktok!

“Pak Bara, ada yang bisa saya bantu” Ucap seseorang kepada Bara.

“Cari tahu soal orang ini Pak”

“Baik Pak, secepatnya akan saya kirimkan informasinya. Saya permisi dulu”

“Silahkan”

.

.

Pagi ini seperti biasanya Dave menunggu Rachel, untuk mengantarkannya bekerja. Dave melakukan semua ini bukan tanpa alasan, dia tidak ingin keberadaan Rachel di ketahui oleh Bara, supaya Rachel bisa hidup dengan aman.

“Pagi” Sapa Rachel.

“Pagi sayang” Jawwab Dave mencium kening Rachel, lalu dia membukakan pintu mobilnya.

Kali ini Dave kembali bersama sopirnya, karena kesibukan Dave yang padat dia tidak akan bisa mengantar atau menjemput Rachel, jadi Dave akan meminta sopir untuk membantunya mengantar ataupun menjemput Rachel.

“Sibuk ya hari ini?” Tanya Rachel.

“Sedikit sayang, kamu perlu apa?”

“Gak ada, cuma bertanya”

“Kalau butuh apa-apa, telepon secepatnya”

“Iya sayang”

“Apa?” Tanya Dave lagi.

“Hah?”

“Tadi bilang apa?”

“Iya sayang”

Dave tersenyum karena mendengar Rachel memanggilnya sayang. Sebuah panggilan yang begitu sulit Rachel katakan, sampai akhirnya dia ucapkan.

Rachel membuka ponselnya, lagi dan lagi dia mendapatkan pesan singkat yang mengintimidasinya, bahkan merusak mental Rachel.

Dave merebut ponsel Rachel begitu saja, dia ikut membaca pesan dari mantan suami Rachel, dengan bahasa yang menurut Dave begitu keterlaluan.

Setelah menghapusnya, Dave mengembalikan ponsel tersebut kepada Rachel.

“Aku baik-baik saja, biasanya begini di depanku langsung. Bukan lewat pesan” Jelas Rachel kepada Dave yang terlihat sudah begitu marah.

“Sudah bukan pasangan, jadi dia tidak ada hak untuk nyakitin kamu”

“Iya sayang, tapi sudah gak apa-apa”

Rachel masih belum menyadari jika Dave sudah mengirimkan nomor Bara kepadanya. Karena setelah menerima ponsel, dia langsung memasukan kedalam tasnya.

“Aku turun dulu, terimakasih sudah antar aku”

“Iya sayang”

“Makasih Pak” Ucap Rachel kepada sopir Dave.

“Sama-sama Ibu”

Dave kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor, sedangkan Rachel segera masuk kedalam ruangannya. Ruangan masih terlihat sepi, hanya ada beberapa dosen saja.

“Bu Rachel, pagi”

“Pagi Bu Vira”

“Ini Bu, titipan dari Pak Tio”

“Terimakasih Bu Vira”

Rachel segera membaca semua hasil pekerjaannya, yang ternyata materinya di tolak. Rachel begitu terkejut membacanya, pasalnya selama ini Tio tidak pernah menolak materinya, Rachel juga merasa jika materinya tidak ada masalah.

Tio bahkan tidak menyampaikan alasan kepada materi Rachel tidak dia setujui. Rachel duduk dengan ekspresi yang sulit diartikan.

“Bu Rachel kenapa?” Tanya Vira

“Materi saya ditolak Pak Tio Bu, tapi tidak ada penyampaiannya kenapa”

“Kok bisa Bu?” Tanya Vira menghampiri meja Rachel dan membuka materinya.

“Bu Rachel, saya rasa ini gak ada masalah, kita tunggu Pak Joni saja. Beliau lebih senior, mungkin bisa membantu menjelaskan” Ucap Vira.

“Terimakasih Bu Vira”.

Tidak lama dari Rachel dan Vira membahas Pak Joni, Pak Joni muncul dari balik pintu dan menyapa keduanya.

“Pak Joni” Panggil Vir, yang kemudian Joni mendekat karena mendapat kode dari Vira.

“Pak materi Bu Rachel di tolak Pak Tio, tanpa ada alasan”

“Kok bisa Bu?”

Joni membuka map tersebut membaca materi Rachel dengan detail, bahkan Joni membaca hingga selesai. Dan benar saja Joni tidak menemukan alasan kenapa materi milik Rachel di tolak.

“Sepertinya bukan karena materi Bu Rachel yang bermasalah, tapia da yang gak suka dengan Bu Rachel” Bisik Joni.

“Siapa Pak” Tanya Rachel dan Vira kompak.

“Bu Rachel, kita sama-sama tahu siapa orangnya. Dan soal materi, kita terbiasa dengan materi milik Bu Rachel. Kita lihat saja nanti, seperti apa materi dari orang tersebut yang mendapat persetujuan Pak Tio”

Rachel dan Vira mengangguk pelan, kemudian mereka meninggalkan meja Rachel.

Tidak lama Cita datang dengan ekspresi yang begitu bahagia, berbeda dengan Rachel yang terlihat murung.

Ting! Ponsel Rachel berdering.

“Sudah di kantor” – Dave

“Oke. Selamat bekerja” – Rachel

Rachel kembali ceria seketika karena membaca pesan dari Dave, sedangkan Cita yang memperhatikan dan hendak membahas soal materi seketika begitu marah.

“Sial! Ternyata pembatalan materi gak buat dia menderita” Batin Cita.

“Bu Rachel kelihatannya bahagia sekali pagi ini” Celetuk Cita.

“Tentu Bu Cita, Bu Rachel sekarang sudah menggandeng pasangan baru” Jawab Joni.

“Oh, selamat Bu Rachel” Ucap Cita dengan terpaksa, lalu Cita meninggalkan ruangan Dosen.

“Padahal belum waktunya ngajar, tapi sudah pergi. Nanti kembali berantakan lagi” Ucap Vira.

Rachel seketika teringat, jika Cita memang ada kedekatan dengan Tio. Rrachel berpikir, apakah ini semua karena Cita.

Rachel meninggalkan ruangan dosen lalu menuju kelas dimana dia harus mengajar.

“Pagi Bu Rachel” Sapa Dara.

“Pagi Dara, sudah sembuh?”

“Ibu tahu?”

“Iya, Pak dave yang sampaikan”

“Hehehe iya Bu, sudah lebih baik sekarang”

“Lain kali jangan manjat lagi” Bisik Rachel.

“Ibuuuu” ucap Dara dengan manja lalu mengikuti Rachel hingga masuk kedalam kelas.

Rachel memang memiliki banyak penggemar, tidak hanya dari Fakultas tempat dia mengajar, dia juga memiliki penggemar dari Fakultas lain. Bahkan ketika masuk kelas, di mejanya sudah ada beberapa bingkisan entah dari mana, yang jelas dalam bingkisan tersebut tertera nama Rachel.

Rachel hanya tersenyum kemudian dia memulai mengajar di kelas Dara.

“Dalam ekonomi mikro, kita sering memaksimalkan fungsi laba. Jelaskan turunan pertama dan kedua digunakan dalam analisis tersebut. Dara” Ucap Rachel.

Dara terlihat panik, lalu dia segera memfokuskan dengan pertanyaan dari Rachel.

“Turunan pertama dugunakan untuk mencari titik ekstrem, yaitu ketika laba meksimum atau minimum terjadi, sementara turunan kedua digunakan untuk menguji apakah titik tersebut benar-benar maksimum atau minimum”

“Tepat sekali, sekarang perhatikan layar di depan kalian, lalu kerjakan bagaimana mencari output q yang memaksimalkan laba. Setelah itu analisis sistem dua persamaan linear dalam bentuk matriks dan selesaikan dengan metode invers” jelas Rachel.

Mahasiswa yang berada dalam kelas rachel terlihat kebingungan, bahkan ada yang menggaruk kepalanya, Rachel hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, kemudian meninggalkan kelas tersebut.