NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 17: CEPATLAH, JANGAN MENUNDA WAKTUKU!

Entah kenapa hari begitu cepat berlalu. Lin Muwan masih ingin bersantai sambil memulihkan diri, namun Tuhan sepertinya tak ingin dia bermalas-malasan lebih lama.

Ketika dia keluar dari kamar untuk menghirup udara segar, hari sudah gelap. Tak lagi dilihatnya langit terang benderang yang berwarna biru murni itu.

“Para pelayan itu rajin juga,” gumamnya tatkala melihat beberapa pelayan yang baru tiba siang tadi menyalakan lentera di taman.

Lin Muwan awalnya merasa tidak nyaman dan ingin mengusir semua pelayan itu. Namun, dia tak ingin membuat Biyi kerepotan sendiri.

Urusan di sini sangat rumit. Mengusir orang tanpa alasan hanya akan membuat reputasinya semakin buruk.

“Nona, saatnya bersiap-siap. Anda akan pergi ke perjamuan sebentar lagi,” ucap Biyi. Diambilnya sebuah gaun yang sudah dipilih dengan cermat, lalu dia menunggu Lin Muwan berbalik.

“Siapkan air hangatnya.”

Lin Muwan menanggalkan pakaiannya. Air hangat di dalam bak itu menenangkan. Jahitan luka di bahunya sudah mengering.

Pemulihannya cukup bagus. Ia bersyukur karena infeksinya tidak bertambah parah. Kalau tidak merawatnya dengan hati-hati, mungkin dia bisa cacat.

Setelah beberapa saat, dia keluar dari sana dan mengeringkan tubuhnya. Gaun berwarna putih tulang yang ia pilih hari ini dia kenakan di tubuhnya. Lin Muwan ini kurus, bagian dadanya memang sedikit berisi.

Namun, ini bukan bentuk tubuh ideal yang diinginkan olehnya. Memakai gaun putih tulang yang menonjolkan pinggang adalah pilihan tepat untuk memperbaiki kesan buruk dari penampilannya ini.

Ketika dia selesai merias diri, dia keluar dari halaman Paviliun Zhouhua. Biyi menyertainya sambil melangkah mengikutinya dengan hati-hati.

Adapun urusan di sini dia serahkan kepada Xuezhi. Gadis itu lumayan cekatan. Kerjanya bagus dan sangat teliti. Baru sehari saja sudah membuat puas.

Lin Muwan menghentikan langkahnya saat tiba di pintu gerbang. Kereta kuda masih terparkir. Zifang berdiri di samping kereta itu, seolah sedang menunggu sesuatu.

Lin Muwan mengernyitkan keningnya. Berdasarkan sifat Murong Changfeng, harusnya dia menyiapkan kereta lain untuknya. Kenapa hanya ada satu kereta?

“Pangeran, Nona Lin sudah keluar.”

“Suruh dia naik!”

Zifang lantas menghampiri Lin Muwan. “Nona, Pangeran menyuruh Anda segera naik kereta.”

“Tuanmu menungguku?”

“Ya.”

“Harusnya dia meninggalkanku. Itu baru normal.”

Tapi, Lin Muwan akhirnya tetap naik juga. Dia melihat Murong Changfeng duduk dengan tenang sambil memejamkan mata. Hari ini, pria itu memakai pakaian berwarna hitam dan jubah hitam.

Rambutnya seperti biasa, diurai dan bagian atasnya disanggul dan dimahkotai. Walau cahaya tidak terlalu terang, tapi wajahnya terlihat tampan.

“Sampai kapan kau mau berdiri di sana? Kau ingin membuatku terlambat datang?”

Citra bagus barusan langsung hancur di dalam hati Lin Muwan. Dia menyesal sudah memujinya tampan.

Harusnya dia tahu kalau orang ini, yang tingkahnya seperti bajingan itu bukan orang baik. Tidak ada hal baik di sekitarnya selain membuatnya marah dan emosi.

“Cepatlah, jangan menunda waktuku!”

“Aku tak memintamu menunggu. Pangeran, salahkan dirimu sendiri saja. Kalau kau tak senang, tinggalkan saja aku.”

Murong Changfeng membuka matanya. Untuk sesaat dia tertegun. Gaun putih tulang yang dikenakan Lin Muwan membuatnya teringat pada ibunya.

Ibunya paling menyukai warna putih. Koleksi pakaiannya kebanyakan berwarna putih dan putih tulang. Tapi, warna itulah yang justru meninggalkan kesan mendalam terhadap sosoknya.

Hatinya tiba-tiba merasakan pahit. Rasa benci itu datang lagi. Darah segar yang mengalir, pedang yang menusuk dan situasi yang merenggut nyawa itu berkelebat lagi dalam ingatannya.

Murong Changfeng menelan bulat-bulat kepahitan itu sendiri. Apalah daya, semuanya sudah mati. Hanya tinggal dia dan Lin Muwan yang hidup, saling menjerat dengan kebencian yang mengakar sangat dalam.

Zifang menyuruh kusir untuk segera berangkat. Kereta kuda melaju menyusuri jalan kota kekaisaran yang ramai.

Lin Muwan sangat penasaran. Dia membuka tirai, melihat dengan takjub suasana kota kekaisaran kuno yang dulu hanya bisa ia saksikan lewat catatan dan buku.

Kota kekaisaran benar-benar hidup. Orang-orang yang berlalu-lalang ini semuanya orang hidup. Mereka nyata, bukan hanya deskripsi tulisan.

Ini adalah Dinasti Jing. Ia sudah tahu ke zaman mana dia menyebrang. Dinasti Jing sekarang berada di Era Jingde, tahun keduapuluh masa pemerintahan Kaisar Jing.

Itu artinya, bukan masa Permaisuri Qing hidup. Era Jingyuan belum dimulai dan yang akan jadi kaisar berikutnya di antara salah satu dari ketiga pangeran saat ini belum diketahui.

Jika dinasti ini nanti berakhir dan catatan sejarahnya ditemukan, mungkin akan menambah catatan sejarah baru bagi negara. Sayangnya, Lin Muwan tidak bisa lagi berkontribusi di dalamnya.

Dia telah pergi jauh, terkubur di makam kuno Permaisuri Qing itu. Saat ini, dialah calon pemilik makam kuno itu.

Murong Changfeng diam-diam melihatnya. Mata Lin Muwan tampak lebih hidup. Keramaian dan pemandangan kota kekaisaran ini memberinya sesuatu yang baru.

Biasanya, hanya ada tatapan kosong dan tidak peduli. Sepasang mata itu hanya menampilkan kekosongan dan kehampaan, sama sekali tak ada gairah kehidupan di dalamnya.

Hal itu jelas mulai mengganggu pikirannya. Perburuan musim gugur telah membawa sesuatu yang baru. Ada sisi berbeda muncul dari dalam diri wanita itu.

Murong Changfeng ingin sekali memastikannya, namun dia terhalangi oleh kenyataan bahwa hubungannya dengan Lin Muwan tidak membuatnya berada dalam posisi untuk melakukan hal itu. Lebih tepatnya, mereka seharusnya tidak dekat.

Tidak lama kemudian, mereka tiba di gerbang istana. Hari ini Gerbang Timur dibuka. Ada beberapa kereta terparkir di beberapa tempat. Tampaknya, orang-orang telah tiba lebih awal.

“Turunlah,” ucap Murong Changfeng.

Lin Muwan turun lebih dulu. Dia berdiri menatap gerbang istana yang dibangun dengan megah dan tinggi. Bahan materialnya pasti berkualitas tinggi.

Berapa banyak uang yang dikeluarkan para kaisar untuk membangun gerbang ini? Berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk membangun gerbang ini?

“Pangeran Kesembilan!”

Seseorang tiba-tiba berseru. Itu adalah Zhou Ying. Wajahnya tampak sumringah.

Namun saat mendekat dan melihat Lin Muwan, ekspresinya tiba-tiba berubah. Tatapan berubah menjadi tidak suka dan risih. Wanita sialan ini, kenapa malah ada di sini?

“Pangeran, kenapa kau membawanya kemari? Sungguh mengganggu pemandangan saja.”

Terakhir kali, dia gagal menyingkirkan wanita sialan ini. Kalau saja keberuntungannya tidak besar, sudah pasti Lin Muwan mati.

Kalau mati, maka urusannya bisa jadi lancar. Pangeran Kesembilan tidak perlu lagi terikat dengannya dan kebenciannya bisa dituntaskan.

“Tanyakan saja pada Kaisar jika kau ingin tahu alasannya,” ucap Murong Changfeng.

“Kaisar masih saja memberinya muka.”

Lin Muwan memutar bola matanya malas. Perhitungan dendam lama belum diselesaikan.

Zhou Ying, yang latar belakangnya bagus ini berhati kejam dan licik. Kalau saja tubuhnya tidak lemah dan posisinya bagus, Lin Muwan sudah menendang jauh bajingan wanita yang berkomplot memburunya bersama Murong Changfeng itu.

“Tidak perlu dipedulikan.”

“Pangeran, ayo pergi. Kakak Jiayin sudah lebih dulu tiba. Dia sudah menunggumu di dalam.”

Ekspresi Murong Changfeng terlihat lebih baik begitu nama Sheng Jiayin disebutkan oleh Zhou Ying. Ada senyuman samar tersungging di bibirnya.

Lin Muwan melihatnya, lalu tertawa remeh. Alasan mengapa Murong Changfeng begitu buru-buru harusnya karena dia tidak sabar bertemu dengan cinta pertamanya itu.

“Ya.”

Mengabaikan semua pandangan di sekitarnya, Lin Muwan masuk ke dalam istana kekaisaran dengan langkah tenang. Tapi, matanya tak bisa berhenti berkeliaran.

Bangunan istana yang nyata ini sangat megah. Pilar-pilar raksasa itu sangat bagus dan kokoh. Apakah berlapis emas?

Anak tangganya banyak sekali. Di setiap sudut terdapat tiang untuk lentera penerang jalan.

Prajurit penjaga istana kekaisaran berpatroli, berkeliling sambil mengenakan seragam dan senjata lengkap. Cahaya bulan di langit menyinari atap istana, membuatnya terlihat seperti lukisan.

Perjamuan diadakan di Taman Fuxi. Di sana ada sebuah istana besar yang dibangun puluhan tahun lalu.

Konon, Taman Fuxi dan istananya pernah menjadi tempat tinggal permaisuri tiga generasi lalu. Kemudian, istana permaisuri dipindahkan ke Istana Ning’an.

“A Yin!”

Sheng Jiayin yang sedang mengobrol bersama beberapa gadis bangsawan menoleh. Senyumnya terbit begitu tahu bahwa orang yang memanggilnya barusan adalah Murong Changfeng. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah berpisah di hutan terakhir kali. Melihatnya baik-baik saja, hatinya jadi tenang.

“Pangeran Kesembilan,” ucap Sheng Jiayin. “Syukurlah, Pangeran baik-baik saja.”

"Kau... Masih khawatir kepadaku?"

Sheng Jiayin lalu menunduk malu. Dia khawatir setengah mati dan bertanya-tanya apakah keputusannya meninggalkan Murong Changfeng di hutan dalam keadaan terluka sudah tepat atau tidak. Dia sudah menyesal bertengkar dengannya.

“Kakak Jiayin, kau tidak menyapaku? Jelas-jelas aku juga datang bersamanya,” protes Zhou Ying.

“Nona Ying juga datang. Kabarmu baik?”

“Aku memang baik. Tapi, seseorang malah membawa sesuatu yang membuat suasana hatiku jadi buruk.”

Pandangan Sheng Jiayin tanpa sengaja mengarah pada keberadaan Lin Muwan, yang berdiri tak jauh dari Murong Changfeng dan Zhou Ying.

Ekspresi di wajah Lin Muwan masih sama seperti yang ia lihat kala itu. Masih terlihat acuh tak acuh dan tidak peduli. Bahkan mungkin, ucapan tidak mengenakkan barusan sama sekali tidak didengar olehnya.

“Nona Lin, kita bertemu lagi.”

Suara kecantikan nomor satu di ibu kota berhasil membuat perhatian Lin Muwan teralihkan. Di antara puluhan gadis di sini, keberadaan Sheng Jiayin menjadi pusat perhatian.

Dia adalah bunga paling segar di sini, bintang paling bersinar di antara bintang lainnya. Lin Muwan menatapnya dan mengangguk kecil.

“Ah, kau rupanya.”

“Nona Lin, aku belum berterima kasih atas pertolonganmu tempo hari.”

“Jangan berterima kasih padaku, aku tidak sanggup menanggungnya. Kau simpan saja sendiri, anggap saja pertolongan dari orang asing. Lagi pula aku menyelamatkanmu bukan karena keinginanku sendiri.”

Kalau bukan karena Murong Changfeng, Lin Muwan tidak akan repot-repot mengabaikan luka dan berenang menyelamatkannya. Sudahlah, gadis tidak berdosa itu tidak perlu tahu masalah utamanya.

“Tidak bisa begitu. Budi menyelamatkan nyawa ini sungguh tidak bisa diabaikan. Nona telah menyelamatkan hidupku."

“Nona Sheng sangat sopan. Tidak seperti seseorang yang bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun setelah diselamatkan. Sungguh dunia yang tidak layak.”

Sindiran itu jelas dilontarkan untuk Murong Changfeng. Usai diselamatkan olehnya, tidak ada ucapan terima kasih sama sekali.

Yah, meski Lin Muwan juga tidak mengharapkannya. Dia hanya terkesan melihat Sheng Jiayin yang masih mengingat budinya meski hubungan mereka rumit.

“Menyelamatkan nyawa? Apa maksudnya?” Zhou Ying tidak bisa menahan penasaran.

“Nona Lin menyelamatkanku dan Pangeran Kesembilan saat kami hampir tenggelam di danau. Dia juga berbaik hati memberi kami tumpangan di rakit yang dibuatnya untuk menyebrang ke daratan.”

Zhou Ying menatap tidak percaya. Memangnya kenapa kalau wanita sialan itu menyelamatkan Sheng Jiayin dan Murong Changfeng?

Itu tak mengubah kenyataan bahwa dialah yang membuat hubungan keduanya jadi rumit dan sulit dijelaskan. Dialah yang membuat Pangeran Kesembilan menahan kebencian dan kemarahannya. Dialah keturunan Marquis Yongning, pemberontak yang membunuh Selir Kekaisaran Chen!

“Kakak Jiayin, utangnya pada kalian sangat besar. Budi sekecil itu tidak cukup untuk membuatmu memujinya.”

“A Ying, jangan banyak bicara,” peringat Murong Changfeng.

Zhou Ying terpaksa menutup mulutnya. Tepat pada saat itu, Kasim Qin mengumumkan kedatangan Kaisar dan semua orang langsung berkumpul.

1
zansen
ya ampun lin kamu ketinggalan 🤣🤣🤣🤣
zansen
tidak bisa!!! tidak bisa pangeran, kalo kalian kalem²an sepi dong..
zansen
jlebb.. banget lin /Sob//Sob/
zansen
zifang sabar² ya.. kn mayan tontonan gratis.. seru juga 😂😂😂😂
zansen
/Sneer//Sneer//Sneer/
Alan Banghadi
Muring Ziyang dan Mu Qian benar2 berani menjebak Lin muwa dan juga Shen jiayi astaga 🤦🏻
💖 sweet love 🌺
memang.. tau nya nyalahin orang kan..
pengen getok aja tu kepala si changfeng
Santy Susanti
hahaha keren bisa maksa mkan pangeran ke 9🤣🤣🤣🤣
Santy Susanti
jeng..jeng..jeng.. penyelidikan dimulai💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Andi Ilma Apriani
mantaapp thoorrr
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!