NovelToon NovelToon
I Am Morgan Seraphine

I Am Morgan Seraphine

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Sugar daddy / Ayah Darurat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Maeee

Bagaimana jadinya ketika bayi yang ditinggal di jalanan lalu dipungut oleh panti asuhan, ketika dia dewasa menemukan bayi di jalanan seperti sedang melihat dirinya sendiri, lalu dia memutuskan untuk merawatnya? Morgan pria berusia 35 tahun yang beruntung dalam karir tapi sial dalam kisah cintanya, memutuskan untuk merawat anak yang ia temukan di jalanan sendirian. Yang semuanya diawali dengan keisengan belaka siapa yang menyangka kalau bayi itu kini sudah menjelma sebagai seorang gadis. Dia tumbuh cantik, pintar, dan polos. Morgan berhasil merawatnya dengan baik. Namun, cinta yang seharusnya ia dapat adalah cinta dari anak untuk ayah yang telah merawatnya, tapi yang terjadi justru di luar dugaannya. Siapa yang menyangka gadis yang ia pungut dan dibesarkan dengan susah payah justru mencintai dirinya layaknya seorang wanita pada pria? Mungkinkah sebenarnya gadis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Protective Daddy

"SWEETY!" Panggilan tersebut dilayangkan para perjaka tampan yang duduk di ruang tamu rumah Morgan pada Cherry yang sedang menuruni anak tangga.

Cherry terkesiap. Saat ia melihat ke bawah pipinya langsung merah merona malu karena semua tatapan pria tampan di rumah ini tertuju pada dirinya. Gadis itu segera berbalik, menyembunyikan senyum dan rasa salah tingkahnya.

Morgan menggeleng pelan, tak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya yang setiap datang ke rumah ini pasti tak ketinggalan menggoda Cherry.

"Cherry ke marilah!" panggil Max, salah satu teman Morgan.

Cherry berjalan sambil menunduk, malu sekaligus bingung pria mana yang harus ia tatap karena mereka semua sangat tampan. Hari-hari seperti inilah yang paling ia sukai di rumahnya, teman-teman Morgan yang tampan bermain di rumah ini sambil mengajaknya. Ia merasa seperti ratu yang dikelilingi para pria tampan.

"Hai, Max!" sapa Cherry setibanya di depannya. Dia dan pria bernama Max itu saling menyapa dengan beradu pipi.

"Kamu belum pulang, Oscar?" Jari telunjuk gadis itu menunjuk Oscar yang duduk di samping Max.

"Bagaimana aku bisa pulang sebelum salam perpisahan dengan mu, Cherry. Sapa aku juga dong," kelakarnya. Ia menempelkan pipi kirinya ke pipi Cherry.

"Hai, Paman Kacamata!" sapa Cherry, melambaikan tangan di hadapan pria berkacamata.

"Shimon, Cherry. Aku punya nama Shimon, bukan paman kacamata. Jadi jangan memanggilku lagi dengan sebutan paman kacamata," gerutu Shimon kemudian membenahi kacamatanya yang merosot.

Cherry tersenyum kikuk, begitu juga dengan yang lain, mereka menertawakan Shimon yang tampak kesal.

"And..." Cherry menggantungkan ucapannya di udara. Ia ingin menyapa pria satunya lagi, tapi pria itu tidak ia kenali, sepertinya dia teman baru Morgan.

"Felix," ucap pria itu sambil memamerkan senyuman indahnya yang membuat Cherry langsung ikut tersenyum lebar.

Jantung gadis itu berdebar kencang. Hati kecilnya menilai bahwa pria yang kini sedang memegang tangannya adalah pria paling tampan dari yang lainnya. Dia juga terlihat lebih muda dari mereka. Namanya juga bagus, Felix.

Felix tidak menempelkan pipinya ke pipi Cherry, tapi dia mencium telapak tangan gadis itu cukup lama.

"Senang akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Cherry. Aku sudah sering mendengar cerita mu dari yang lain. Dan setelah aku melihatnya langsung, ternyata mereka semua benar bahwa kamu gadis yang cantik dan manis." Felix mengedipkan matanya menggoda.

"Thank you. Kamu juga tampan," puji balik Cherry malu-malu.

"Hai, Garvin. Lama tak berjumpa denganmu," ucap Cherry.

"Hai, Sweety. Kamu tampak semakin cantik saja," sahut Garvin.

Selesai bertegur sapa dengan semua teman Morgan, Cherry berdiri di samping Morgan.

"Cherry, apa kamu tidak mau mengambilkan air untuk kita?"

"Oh, baik. Aku akan mengambilkannya." Cherry hendak pergi namun tangannya tiba-tiba dicekal oleh Morgan.

"Aku hanya bercanda, Cherry," ralat Shimon.

"Tapi tetap saja, bagaimana kita akan berbagi whisky ini jika tidak ada gelas, kan?" Max mengangkat dua botol whisky dari bawah kakinya.

"Ambil sendiri. Cherry bukan pelayan," ujar Morgan tegas.

Para teman-temannya saling menatap satu sama lain. Yeah, bukan hal asing. Morgan memang seperti itu.

"Baiklah, biar aku yang ambil," tukas Garvin lalu beranjak berdiri.

"Morgan, biarkan aku membantu mereka," bisik Cherry, ia mengeratkan tautan tangannya bersama Morgan untuk menarik perhatian pria itu.

"No, sebaiknya kamu kembali ke kamar mu dan belajar saja," perintah Morgan. Ia melepaskan genggaman tangannya bersama Cherry agar gadis itu segera pergi.

"Tidak, aku mau tetap di sini," tolak Cherry.

"Biarkan dia tetap di sini, Morgan. Kita rencanakan bersama-sama pesta Halloween yang akan segera datang supaya semeriah mungkin dan sesuai keinginan semua pihak," timpal Felix.

"Halloween?" ulang Cherry bersemangat, matanya berbinar penuh dengan rasa antusiasme.

"Ya. Apa kamu sudah punya rencana dengan teman-teman mu?"

Cherry langsung menggelengkan kepalanya.

"Apa dari kalian sudah ada yang menemukan mau memakai costum apa untuk halloween kali ini?" tanya Garvin setibanya di meja.

Selanjutnya, ia menyimpan semua gelas di meja sambil mendengarkan yang lainnya membicarakan tentang costum.

"Aku sempat berpikir untuk memakai costum Yoda. Bagaimana menurut kalian?" celetuk Shimon. Imajinasi tentang dirinya yang kecil mungil dengan telinga panjang dan jubah hijau membuat teman-temannya justru serempak menertawakan dirinya.

"Aku pikir itu juga cocok untuk mu. Tidak ada salahnya mencoba memakai costum itu. Toh, tidak akan ada yang memerhatikan penampilan mu juga," ujar Max, masih dengan nada bercanda.

"Aku memikirkan tentang costum tiga anak buah Oogie Boogie yang berpakaian seperti iblis, skeleton, dan penyihir. Dua lainnya bisa memakai costum seperti Two Face dan The Riddler. Aku pikir itu akan menarik," ujar Felix, semangat menceritakan ide costum yang ia siapkan untuk semua temannya.

Semua orang pun terlarut dalam pembicaraan mengenai costum halloween yang hendak mereka pakai nanti, meski dari mereka Morgan lah yang hanya mengucapkan sepatah dua patah kata saja.

Satu-satunya gadis di rumah ini mendengarkan mereka dengan seksama, mereka tersenyum dia juga tersenyum, mereka tertawa maka dia pun ikut tertawa. Cherry begitu senang melihat semua orang sangat antusias dengan pesta halloween.

"Akhm, lalu bagaimana dengan costum untuk ku?" tanyanya, suaranya memecah keramaian yang lainnya sehingga mereka terdiam dan semua mata tertuju padanya.

"Untuk mu?" ulang Shimon. Ia jadi berpikir tentang costum wanita.

"Ya, aku juga ingin ikut arak-arakan bersama kalian," lanjut Cherry.

Mereka ada yang saling beradu pandang, ada juga yang menunduk, sedang berpikir keras.

"Hmm..., bagaimana kalau kamu pakai costum kucing hitam?" saran Max.

"No, i think costum peri lebih cocok untuknya," timpal Garvin.

"Tidak, tidak, aku yakin costum vampir yang seksi jauh lebih cocok untuk gadis cantik seperti Cherry," usul Oscar sambil mengedipkan matanya pada Cherry.

"Diamlah kalian!" sergah Morgan. "Tidak ada satupun dari kalian yang memberi saran benar."

"Kamu lebih baik bicarakan costum mu bersama temanmu yang lainnya, jangan bersama pria dewasa seperti kami," lanjutnya, bicara pada Cherry. Ia tidak bisa tidak kesal dengan situasi ini. Di mana Cherry sangat diperhatikan oleh mereka.

Cherry memajukan bibirnya kesal. Morgan selalu saja menyalahkan tindakannya. Begitu salah, begini salah, semuanya salah, padahal dirinya pun belum pernah melarang ini dan itu pada dia.

"C'mon, Morgan! Putrimu sangat antusias untuk halloween, kenapa kamu malah membuatnya bersedih?"

"Bukan begitu, tapi kalian memberikan ide yang buruk padanya," sangkal Morgan.

"Cherry, segera masuk ke kamar mu!" perintahnya.

Cherry menghentakkan kakinya cukup keras. Ia juga mendengus kesal dengan dua tangan yang tak terasa sudah mengepal kuat.

"Shibal sekiya, Morgan Seraphine," umpat Cherry, gadis itu memandang musuh pada pria di sampingnya.

"Bahasa apa itu?" pekik Morgan, menoleh pada Cherry dan bersitatap bersamanya.

"Korea. Itu umpatan yang sama seperti Fuck you Morgan Seraphine, right?" tanya Felix. Ia tersenyum sambil menunjuk wajah Cherry.

Kemarahan Cherry melunak. Ia mengangguk sambil tersenyum pada Felix.

"Cherry, you like K-drama?"

"No, i like you," sangkal Cherry sembari tersenyum salah tingkah.

"Ah!" Felix pun tersenyum sambil memegang dadanya. Semua orang ikut tersenyum kecuali Morgan.

Kesal dengan Morgan tapi masih ingin di sini, Cherry memutuskan untuk mengabaikannya dan berjalan ke arah Shimon.

"Paman kacamata, minggir dikit, aku ingin duduk di sebelah paman tampan," pinta Cherry dengan suara merengek, mencoba menggeser bahu Shimon supaya dirinya bisa duduk di samping Felix. Shimon hanya tersenyum geli melihat tingkah lucu Cherry.

Jika gadis lain yang melakukannya mungkin ia tak suka, tapi keimutan Cherry sangat alami, jadi justru itu membuatnya ingin melihat lagi.

Felix yang mendengar permintaan Cherry langsung tersenyum lebar. "Come here, Baby!" ajak Felix dengan nada menggoda sambil menepuk-nepuk pahanya.

Cherry langsung tersipu malu, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, akan tetapi matanya tetap mengintip dari sela-sela jari.

Pun gadis itu berancang-ancang untuk duduk di atas pangkuan Felix, namun sebelum bokongnya menyentuh paha Felix tiba-tiba saja kerah bajunya di tarik ke belakang. Cherry pun terjengkang dan berakhir duduk di atas pangkuan pria lain. Siapa yang menariknya?

Cherry menoleh ke belakangnya, tidak lain dan tidak bukan yang menariknya adalah Morgan.

Cherry menatap kosong Morgan dan Morgan yang ditatap melihat ke arah lain. Tangan kekarnya merengkuh pinggang gadis itu supaya dia tidak bisa kabur darinya.

"Diam di sini atau aku akan mengunci mu di dalam kamar!" ancam Morgan tak main-main.

Cherry mengulum bibirnya tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Jika semuanya sudah selesai dibicarakan, ada baiknya kalian segera pulang saja," usir Morgan blak-blakan. Tidak ada kelembutan antar sesama pria.

"Tidak bisa, kita bahkan belum menyentuh whisky nya."

"Apa minuman itu enak?" tanya Cherry polos. Tatapannya tak beralih dari gelas kecil di depannya, tangannya begitu gatal ingin meraih gelas tersebut, dan mencicipi minuman yang ada di dalamnya.

"Tentu saja. Apa kamu belum pernah mencobanya?" Oscar menatap Cherry dengan tangan yang sibuk menggoyang-goyangkan gelasnya sebelum ia meminum whisky itu.

Cherry menggelengkan kepala. Ia lalu menoleh pada Morgan dan saat itu juga Morgan membalas tatapannya. Tanpa berkata pun ia sudah tahu apa tujuan Cherry menatapnya.

"Jangan berpikir aku akan mengizinkan mu," tukas Morgan.

"Hanya sedikit," pinta Cherry. Ia bahkan mengukurnya dengan jarinya, tapi meski begitu Morgan tetap menggelengkan kepala.

"Jangan bilang kamu belum pernah mencoba wine juga?" tebak Oscar menunjuk wajah Cherry dan yang lainnya pun menatap Cherry penasaran.

Cherry menatap mereka satu persatu, dirinya merasa kecil dan malu sekali karena sampai saat ini belum pernah mencoba semua itu.

"Memangnya minuman seperti itu enak? Aku biasanya hanya minum jus dan susu saja," kata Cherry sambil memainkan kuku-kuku jarinya, membuat dia tampak seperti gadis polos yang menggemaskan.

Sebelum teman-temannya berbicara lagi Morgan menutup dua telinga Cherry supaya gadis itu tak mendengar apa yang akan mereka katakan tentang minuman-minuman itu. Jangan sampai Cherry tergoda dengan semua godaan setan yang menyesatkan.

"Tunggu satu tahun lagi, setelah itu kamu baru boleh mencobanya," usul Shimon. Ia meminum whisky miliknya hingga tandas.

Cherry kembali menatap Morgan. Barulah kali ini Morgan mengangguk menyetujui ucapan temannya.

"Tahun depan kamu boleh mencoba apapun, tapi dengan syarat dalam pengawasan ku," ucap Morgan.

"Protective Daddy," celetuk teman-temannya meledek sambil tertawa.

1
Esti Purwanti Sajidin
makane si drak nakal bgt ya sama cery
Vanilabutter
agresif kali si cherry
Vanilabutter
ini kenapa dar der dor sekali baru chap awal /Facepalm/.... semangat thor
my_a89
Kein Problem Thor, santai aja..semangat Thor✊
Elmi Varida
lanjut thor
Elmi Varida
kasihan sih sebenernya cherry...
wajar dia nggak peduli lg dgn ortu kandungnya secara dia dr bayi sdh dibuang.🥲
Elmi Varida
ikut nyimak thor. lanjut ya..
Elmi Varida: Amen, sama2 Thor. sukses terus dan tetap semangat ya..
Fairy: Makasih udah baca cerita aku yang tak sempurna ini☺️ kakaknya semoga sehat selalu, dikasih rezeki yang berlimpah, dan selalu dalam lindungan Tuhan☺️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!