Kevin Darmawan pria berusia 32 tahun, ia seorang pengusaha muda yang sangat sukses di ibukota. Kevin sangat berwibawa dan dingin ,namun sikapnya tersebut membuat para wanita cantik sangat terpesona dengan kegagahan dan ketampanannya. Banyak wanita yang mendekatinya namun tidak sekalipun Kevin mau menggubris mereka.
Suatu hari Kevin terpaksa kembali ke kampung halamannya karena mendapat kabar jika kakeknya sedang sakit. Dengan setengah hati, Kevin Darmawan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, Desa Melati, sebuah tempat kecil yang penuh kenangan masa kecilnya. Sudah hampir sepuluh tahun ia meninggalkan desa itu, fokus mengejar karier dan membangun bisnisnya hingga menjadi salah satu pengusaha muda yang diperhitungkan di ibukota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bane berhasil menemukan titik terang
Bane menuju ke kantor polisi guna menyelidiki kasus kecelakaan yang menimpa Alya. Namun polis belum juga mengetahui penyebab kecelakaannya. Supir truk yang menabrak mereka masih diselidiki lebih dalam.
Namun saat Bane hendak melangkah keluar,samar-samar ia melihat wanita yang baru saja ia selidiki, Georgina dan juga seorang wanita yang tampak seperti Soraya disana. Bane langsung bersembunyi dibalik dinding ketika Georgina menoleh kepadanya. Hampir saja Georgina memergokinya.
Jantung Bane berdetak lebih cepat. Ia menahan napas, memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan kegugupan yang merambat dari ujung kaki hingga ke tengkuknya. Apa yang dilakukan Georgina dan Soraya di kantor polisi? Bukankah mereka seharusnya tidak ada sangkut pautnya dengan kecelakaan Alya?
Dari balik dinding, ia mengintip perlahan. Georgina berbicara serius dengan salah satu perwira polisi, suaranya pelan namun penuh tekanan. Sementara wanita yang mirip Soraya berdiri tak jauh di belakangnya, sesekali melirik gelisah ke arah pintu keluar.
Bane mengeluarkan ponselnya diam-diam, merekam momen itu dari balik tembok. Ia tahu ini bisa jadi kunci penting. . Setelah beberapa menit, Georgina tampak memberikan sebuah amplop kecil ke petugas, lalu bersama wanita mirip Soraya, ia bergegas meninggalkan ruangan.
Begitu mereka benar-benar pergi, Bane keluar dari persembunyiannya. Ia menatap ruang tempat keduanya tadi berdiri. Rasa curiga semakin kuat membebani pikirannya. Georgina bukan sekadar wanita yang ia selidiki, dan Soraya… ia yakin itu bukan hanya kemiripan biasa.
Bane mendekati salah satu polisi yang ia kenal, mencoba menyelidik lebih dalam.
"Pak, tadi yang berbicara dengan rekan Anda… siapa mereka?" tanya Bane sambil menjaga nada bicaranya tetap tenang.
Polisi itu menatapnya curiga.
“Itu... urusan internal. Anda tidak punya izin untuk tahu.”
Jawaban itu tak memuaskan, tapi cukup untuk memastikan satu hal—ada sesuatu yang sedang ditutup-tutupi. Dan entah bagaimana, kasus kecelakaan Alya mungkin bukan sekadar kecelakaan biasa.
Bane keluar dari kantor polisi dengan kepala penuh pertanyaan. Ia menatap langit senja yang mulai menggelap, lalu menghubungi Kevin dan memberitahukan penemuannya. Sementara Kevin tengah gelisah ,entah karena Alya atau menunggu kabar dari Bane.
Tak berapa lama ponselnya berdering, Kevin segera mengangkat ponsel yang sedari tadi dipegang.Ia langsung membuka pesan yang dikirim oleh Bane. Saat melihat isi pesan itu, mata Kevin melebar. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal. Kevin langsung menghubungi Bane seketika.
Suara dering sambungan telepon hanya terdengar sebentar. Bane segera menjawab, seolah memang sedang menunggu balasan itu.
"Halo...Kau yakin dengan yang kau lihat, Bane? Georgina… dan Soraya?" suaranya terdengar tegas namun penuh tekanan.
Bane mengangguk, meskipun tahu Kevin tak bisa melihatnya.
"Aku yakin. Aku sudah kirim rekamannya ke email Anda,Tuan. Anda lihat sendiri nanti. Tapi bukan itu yang paling aneh—mereka menyerahkan amplop pada polisi, Tuan. Bukan dokumen resmi, lebih seperti… suap atau instruksi."
Kevin langsung memutuskan panggilannya sepihak. Informasi ini cukup untuk membuktikan kegelisahan nya. Ia mengingat dengan benar saat pertemuan terakhirnya dengan Georgina dan kebohongan Soraya tentang Georgina. Dimana saat ini Soraya belum mempertemukan nya dengan wanita itu.
"Kalau Soraya dibalik semua ini aku tidak akan mengampuninya."
Kevin berdiri kaku di lorong rumah sakit, rahangnya masih mengeras, matanya menatap kosong pada lantai mengilap di bawah kakinya. Napasnya tertahan, pikirannya berputar cepat. Soraya… perempuan yang selama ini ia percayai, bahkan memperlakukannya dengan baik malah dengan tega melakukan semua itu.
Ia segera berjalan cepat menuju parkiran, masuk ke mobilnya dan membuka laptop. Ia membuka email dari Bane dan mulai memutar rekaman yang dikirimkan.
Wajah Georgina muncul lebih dulu, ekspresinya angkuh dan penuh percaya diri saat berbicara dengan petugas. Kemudian… sosok di belakangnya muncul. Kevin membeku. Itu memang Soraya.
Wanita itu berdiri sedikit di belakang, tapi cukup dekat untuk menunjukkan bahwa ia terlibat. Matanya resah, namun tidak ada tanda-tanda keterpaksaan— justru terlihat seperti orang yang sedang menyusun strategi.
Kevin menutup laptopnya keras-keras, lalu menyalakan mobil dan melaju keluar dari parkiran rumah sakit. Ia tahu di mana Soraya tinggal, dan malam ini… ia tidak akan menunggu lebih lama.
Di sebuah apartemen mewah di pusat kota, Soraya tengah duduk santai di sofa, menyesap wine sambil menonton berita. Wajahnya tampak tenang, seolah tidak ada badai yang sedang mendekat. Namun ketika pintu apartemennya diketuk keras, ia sedikit tersentak.
Saat membuka pintu, ia terkejut mendapati Kevin berdiri di sana, matanya merah, penuh kemarahan yang ditahan.
“Kevin? Ada apa—”
“Jangan berpura-pura!” bentak Kevin seraya menerobos masuk tanpa menunggu izin.
Soraya menutup pintu perlahan, wajahnya mulai berubah.
“Apa maksudmu menerobos masuk seperti ini?”
Kevin berbalik, menatapnya tajam.
“Jangan main-main, Soraya. Aku tahu kau ada di kantor polisi. Bersama Georgina.”
Soraya terdiam. Senyum yang biasanya menghiasi wajahnya menghilang seketika. Ia melirik ke arah meja, seolah sedang mencari sesuatu untuk membela diri namun Kevin terlalu cepat membaca gerakannya.
“Jangan coba-coba. Aku tahu kalian menyuap seorang polisi."
Soraya menggigit bibirnya. Tubuhnya bergetar,raut wajahnya pucat. Ia mencoba bicara, namun Kevin tak memberinya ruang.
“Kau ada di balik semua ini? Kau yang mengatur truk itu menabrak Alya dan Andy?"
Soraya menelan ludah, tubuhnya kaku. Matanya mulai berkaca-kaca, namun Kevin tak bergeming. Tatapannya tajam, seperti pedang yang siap menebas kebohongan apa pun yang keluar dari mulut wanita di depannya.
“Aku tanya sekali lagi, Soraya. Kau yang melakukannya?”
Soraya menarik napas panjang, lalu akhirnya berkata dengan suara nyaris berbisik,
“Bukan aku... bukan aku yang menyuruh truk itu. Tapi aku tahu Georgina terlibat.”
Kevin menyipitkan mata.
“Dan kau memilih diam?”
“Maafkan aku, Kevin. Aku tidak bermaksud melakukannya. Aku..."
Kevin mengangkat tangannya, menghentikan pembelaan Soraya.
“Jangan. Jangan katakan kau tidak bermaksud. Kau telah melewati batasmu, Soraya. Kau akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu.
Soraya menangis pelan, tapi Kevin tak lagi terguncang oleh air mata itu. Ia telah melihat cukup banyak wajah palsu dan Soraya kini termasuk di antaranya.
“Aku takut, Kevin…” gumam Soraya.
“Georgina mengancam ku. Dia bilang kalau aku bicara, dia akan menghancurkan karirmu, bisnismu, bahkan orang-orang di sekitarmu…”
Kevin mendekat, suaranya rendah namun tajam.
“Dan karena takut, kau memilih menjadi bagian dari rencana mereka? Kau pikir itu bisa dimaafkan?”
Soraya menggeleng, panik.
“Aku... aku pikir aku bisa mengalihkan arah. Aku tak tahu dia akan separah itu. Aku kira hanya peringatan, bukan sampai mencelakai Alya—”
“Jangan sebut namanya!” hardik Kevin.
Soraya terdiam, terisak dalam diam. Kevin mundur beberapa langkah, mencoba mengatur napasnya.
“Aku akan pastikan Georgina dihukum. Dan kau juga, Soraya, kalau memang kau bagian dari semua ini, jangan harap bisa lolos. Kau akan dipenjara, entah suka atau tidak.”
Secara kan....,, dulu Alya sempat pernah punya cinta utk tuan Kevin,, tapi apa daya cinta itu layu sebelum berkembang,, bahkan d balut dgn luka yg begitu dalam.
Sedangkan tuan Kevin,, butuh waktu utk dia menyadari perasaan yang sebenarnya utk Alya....,, dan ketika dia menyadari itu...., Alya sudah menemukan rumah yg baru.
Tapi,, d akhir cerita ini tuan Kevin sama Alya kan ....,, penasaran dgn season 2 nya Kaka.....
Qta tunggu sj kemanakah cintanya Alya akan benar2 berlabuh.....,, mengingat kondisi Andy yg kritis.
Aq bayangkan Andy akan minta tolong tuan Kevin utk menjaga Alya,, karna tugas Andy d dunia sudah selesai.... jahat yaa, maafkan aq ...,, hanya sj aq merasa ini tentang kisah cinta tuan Kevin dan Alya.....,, bukan Andy. ( Maaf yaaa kalo ad yg ga setuju,, just my opinion🙏🏻🙏🏻🙏🏻)
Sebagai mana Soraya mulai merasakan karnadari apa