SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. BAYARAN
Rosetta menangis dengan kencang di dalam kelas ketika ia mendengar suara ricuh di luar, yang artinya ada pihak guru lain datang ke ruangan. Gadis itu melihat dua temannya ke luar dari kelas untuk memanggil guru lain guna membantu keadaan sekarang. Dan itulah yang Rosetta incar.
Seketika ruang kelas menjadi gaduh saat dua orang guru masuk ke dalam kelas Mrs. Jean setelah mendapat pengaduan dari dua murid yang mengatakan kalau Mrs. Jean melakukan kekerasan kepada dua orang murid, yaitu si kembar Lorenzo.
"Mrs. Jean? Apa yang Anda lakukan?!" seru salah seorang guru yang bernama Mr. Carter, guru yang telah berusia nyaris lima puluh tahun dan telah lama bekerja di sekolah ini.
"Ya, ampun." Guru wanita yang datang bersama dengan Mr. Carter panik luar biasa ketika mendapati Rosetta menangis, dan terkejut luar biasa saat melihat bekas tamparan di wajah mungil gadis itu. "Mrs. Jean?! Kau gila, ya?! Berani sekali kau menampar murid si sekolah ini?!" imbuhnya.
Mendengar hal itu Mr. Carter murka. Sebagai orang yang mendedikasikan dirinya untuk sekolah dan juga membimbing anak-anak di sini, mendengar seseorang menyakiti murid, tentu hal itu tidak bisa Mr. Carter maafkan.
Jadilah sekolah heboh, khususnya di kalangan para guru-guru. Tidak menyangka kalau guru etika sekolah ini yang terkenal memiliki kredibilitas baik dalam mengajar justru melakukan kekerasan terhadap murid hingga ke tahap seperti ini.
Mrs. Jean dan anaknya ditahan di ruang konseling sementara waktu sampai orang tua dari si kembar datang setelah diberitahu yang terjadi kepada anak-anak mereka.
Semua guru menjadi ketar-ketir, takut ketika tahu kalau anak yang mendapatkan kekerasan adalah anak dari raja perekonomian di San Fransisco. Tidak ada orang dewasa di San Fransisco yang tidak kenal dengan keluarga Lorenzo. Dan entah apa yang akan terjadi ketika orang tua dari si kembar itu mendengar kejadian hari ini.
Rosetta dan Roderick ditempatkan di ruang kepala sekolah. Mereka duduk di sofa dengan Roderick yang terus memegang tangan Rosetta, tidak membiarkan orang dewasa mana pun mendekati adik perempuannya walau berkata ingin mengobati Rosetta. Roderick menjadi over protective terhadap adiknya, terlebih setelah melihat bagaimana Rosetta ditampar dengan keras dan menangis seperti itu. Roderick adalah anak yang tumbuh bersama keluarga dimana tidak ada kekerasan di dalamnya, dan diharamkan para pria di keluarga Lorenzo untuk menyakiti perempuan.
"Rose? Rod?" suara Lili menggema bersamaan dengan pintu yang terbuka dengan kasar dan buru-buru.
"Mommy?! Daddy" panggil Rod, lega ketika akhirnya melihat orang tua mereka.
Lili dan Rion serta Dante yang juga hadir langsung berlari kecil menghampiri si kembar. Mereka benar-benar terkejut ketika mendapatkan telepon dari kepala sekolah kalau sesuatu terjadi dengan si kembar.
"Oh, God. Apa yang terjadi pada kalian? Rose, pipimu?" Tenggorokan Lili terasa tercekat ketika melihat keadan kacau anak-anaknya terutama Rose yang matanya sembab, terlebih cap tangan di pipi gembul Rosetta.
Mata Rion melebar ketika melihat kondisi putrinya. Iris biru sang pria mengeras, wajahnya memerah bersama urat di leher yang mencolok keluar karena menahan amarah.
"Rose di tampar oleh Mrs. Jean," adu Roderick kepada orang tuanya.
Mendengar hal itu, pecah sudah murka Rion. "Bawa ke sini orang yang menyakiti putriku?! Sekarang?!"
Dua guru dan kepala sekolah yang berada di tengah ruangan takut seketika saat melihat betapa murka Rion Lorenzo. Salah satu guru langsung berlari ke luar untuk membawa Mrs. Jean ke ruang kepala sekolah. Tidak ingin bertele-tele hingga membuat Rion Lorenzo lebih murka, karena mereka tahu betapa bear kuasa pria ini.
Begitu pintu terbuka dan guru tadi kembali bersama Mrs. Jean, Rion langsung menatap wanita itu dengan tatapan membunuh. Ia mengenali wanita ini. Wanita yang dulu pernah meminta orang tua Rion agar dijodohkan oleh Rion karena wanita tersebut begitu menyukai Rion.
Rion langsung mencengkeram kerah baju Mrs. Jean dan berkata, "Berani sekali kau menyakiti putriku."
"M-Mr. Rion. Aku tidak sengaja melakukannya. Putri Anda membuat keributan di kelas dan mengatakan hal-hal kasar kepada teman sekelasnya dan juga aku. Dia selalu membuat kegaduhan di kelas dan menganggu sekitarnya," ucap Mrs. Jean yang sudah keringat dingin, tapi masih memiliki keberanian bicara seperti itu.
"Bohong! Rose tidak melakukan apa-apa! Rose diam saja tapi Samuel terus mengganggu dan mengatai Rose! Samuel yang berisik tapi Mrs. Jean justru memarahi Rose dan mengatai Rose bodoh, idiot, dan hanya membuat malu keluarga!" seru Roderick, tidak terima ketia wanita itu mengatakan kebohongan.
"Itu tidak benar!" bantah Mrs. Jean.
"Jadi kau menuduh putraku berbohong sekarang?" geram Rion.
"T-tidak. Tapi mereka melebih-lebihkan saja. Aku hanya menegur sebagai guru karena Rosetta berisik," katanya tanpa tahu malu.
Rion melepaskan cengkeramannya dari kerah baju wanita itu, menatap jijik dan begitu ingin sekali menghabisi wanita ini sekarang juga. Tapi ia harus menahan diri karena ada anak-anak Rion, tidak ingin menyaksikan kekerasan setelah apa yang mereka dapatkan.
"Panggil salah satu teman sekelas mereka. Kita dengar apa yang terjadi. Jika sampai apa yang dikatakan oleh anakku benar, bersiaplah kau mendapatkan bayarannya," kata Rion.
Mr. Carter pergi kembali ke kelas Rosetta untuk memanggil salah satu murid untuk menjadi saksi. Walau sebenarnya ia tahu kalau ini hanyalah penguat bagaimana Rion Lorenzo akan menjatuhkan Mrs. Jean sejatuh-jatuhnya.
Gadis bernama Andrea yang sebelumnya membela Rosetta di kelas-lah yang kini datang sebagai saksi. Dan kehadirannya benar-benar menjadi pengumuman hukuman mati untuk Mrs. Jean. Andrea menceritakan semuanya dengan jujur.
Para orang dewasa di sana langsung menandang Mrs. Jean murka, tidak menyangka kalau guru etika sekolah ini justru orang yang brengsek.
"Rose benar-benar tidak salah. Dia selalu membela kami dari Samuel yang jahat. Tapi Mrs. Jean terus menyalahkan Rose padahal yang salah Samuel. Mrs. Jean dan Samuel selalu mengatai Rose anak bodoh dan idiot," beber Andrea setelah menceritakan yang terjadi.
Rion berlutut di depan Andrea dan tersenyum lembut lalu berkata, "Terima kasih sudah berani memberitahu semuanya. Dari sini biar aku yang urus, kalian tidak perlu takut lagi dengan mereka berdua karena setelah ini kalian tidak akan pernah melihat mereka berdua lagi. Kau bisa kembali ke kelas."
Andrea mengangguk, melihat ke arah Rosetta dan Roderick lalu melambai kepada si kembar. Terlihat jelas kalau gadis kecil itu khawatir terhadap dua temannya itu, karena bagaimana pun Andrea adalah salah satu yang dekat dengan si kembar.
"Rion? Dante? Bisa kalian tutup mata Rose dan Roderick sebentar," pinta Lili.
Rion dan Dante menuruti permintaan Lili, mereka berpindah tempat ke arah si kembar. Keduanya lalu menggendong si kembar masing-masing, dan menyembunyikan wajah dua bocah itu ke dada mereka. Memeluk para bocah untuk tidak melihat seraya memberikan afeksi sayang dan aman untuk mereka berdua.
Lili berjalan menuju ke arah Mrs. Jean, dan berdiri di hadapan wanita itu.
PLAK!
Dengan keras tangan Lili melayang di wajah Mrs. Jean. Lili benar-benar murka sekarang, hingga membuat Rion dan Dante terkejut. Karena ini pertama kalinya mereka melihat Lili semurka ini. Dan para guru serta kepala sekolah yang ada di ruangan itu hanya dapat diam, tidak berani untuk menghentikan Nyonya besar Lorenzo tersebut.
PLAK!
Tamparan kembali Lili layangkan. Lagi. Lagi. Dan lagi. Lili terus menampar Mrs. Jean tanpa ampun dan kasihan. Mungkin beruntung karena Lili tidak memegang senjata tajam atau api, karena ia bisa saja kehilangan akal dan melakukan tindak kriminal jika benda-benda itu ada sekarang.
PLAK!
Sekali lagi tamparan keras mendarat di wajah wanita itu.
"A-ampun, Mrs. Lorenzo," pinta Mrs. Jean yang telah kesakitan luar biasa karena tamparan berkali-kali dari Lili hingga ada bercak darah keluar dari sudut bibir wanita itu.
Lili dengan keras, mencengkeram rambut Mrs. Jean dan berkata, "Aku yang melahirkan dan membesarkan anak-anakku saja tidak pernah meninggikan suara apa lagi sampai memukul mereka. Berani sekali wanita sepertimu menyakiti mereka. Tidak hanya menyakiti secara fisik, kau juga berani mengatai putriku bodoh dan idiot padahal anakmu saja sama busuknya denganmu. Siapa kau berani mengatai dan menyakiti anak-anakku seperti ini? Kau wanita yang terobsesi dengan suamiku dan merasa dirimu paling cantik dan berpengaruh. Padahal sudah berapa banyak anak-anak yang kau buat traumatis dan karir orang tua yang kau hancurkan karena mulut busukmu ini. Kau wanita yang tidur dengan banyak pria kaya demi uang dan status, menipu dan memanipulasi sampai kau menikah dengan suamimu sekarang, sedangkan kau mengandung anak orang lain. Wanita murahan sepertimu berani menyakiti anak-anakku."
PLAK!
Lili kembali menampar Mrs. Jean yang kini hingga tersungkur di lantai. Menatap rendah wanita itu, setelah mencari tahu tentangnya atas permintaan Rosetta pagi tadi.
"Dante?" panggil Lili.
"Ya?" sahut Dante, terkesima dengan sikap garang Lili barusan.
"Pastikan tidak ada sekolah si San Fransisco dan sekitarnya yang bisa menerima anak dari wanita ini. Dan pastikan juga wanita ini tidak akan pernah diterima di dunia kerja mana pun. Ah, pastikan suami dan keluarganya memberikan kompensasi yang besar. Jika mereka menolak, habisi saja," kata Lili yang terdengar seperti perintah mutlak. Tidak ada rasa kasihan lagi di diri Lili untuk wanita di hadapannya ini.
"Baik," jawab Dante yang tersenyum puas dengan sikap tegas Lili. Jelas kalau adik iparnya ini benar-benar pantas bersanding dengan Rion. Bahkan kini setelah bertahun-tahun Lili tahu bagaimana harus bersikap seperti Lorenzo di saat yang tepat.
"Love, kita pulang sekarang. Kau harus mengompres tanganmu dan membawa anak-anak pulang dan istirahat," kata Rion.
Lili berjalan mendekati Rion, masih dengan berisi amarah. Namun ia sudah jauh lebih lega, setidaknya dengan ini Lili memberitahu kepada yang lain, berani menyentuh anak-anaknya, maka bayarannya pun tidak akan main-main.
Rion menatap kepala sekolah dan dua guru di ruangan dan berkata, "Urusan ini belum selesai. Kita akan bicara lagi setelah ini. Dan pastikan sebelum itu tiba, singkirkan sampah dari sekolah ini."
Tidak menunggu jawaban dari para pengajar dan kepala sekolah, Rion, Lili, dan Dante meninggalkan ruang tersebut. Prioritas mereka saat ini adalah membawa anak-anaknya ke rumah sakit untuk di periksa, terutama dengan mental mereka berdua.
Rion paham sekarang, alasan kenapa anak gadisnya sampai jatuh sakit berkepanjangan kemarin. Dimana dokter mengatakan kalau Rosetta mengalami stress berlebihan, dan sepertinya perlakuan yang didapatkan oleh Rosetta dari guru tidak tahu diri itu penyebabnya. Ah, mungkin Rion harus memberikan Leo, temannya di Las Vegas oleh-oleh organ segar.
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
lagiiiiii
lagiii
up
up
up