Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.
Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.
Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.
Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Pembunuhan
Berpisah dengan kedua tuannya, Chu Zhan tidak mengalami hilang ingatan. Itu karena ia bukan pemilik asli tubuhnya sekarang. Yang ada, ia bingung karena ia berada di kediaman Zhuo. Di sana ia tidak melihat Zhuo Yining dan kakaknya.
"Aneh sekali. Mengapa aku merasa ini adalah kediaman Zhuo sebelum dihancurkan para pencuri itu?" Chu Zhan melihat ke sekeliling, masih ada pelayan yang seharusnya sudah mati.
Namun hal yang tak terduga lainnya, sapu di tangannya juga tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Kultivasinya juga kembali ke Ranah Pemula tahap pertama.
Hari-hari berlalu begitu saja. Ada saja hal yang ia rasakan pada tubuhnya yang menjadi lebih lemah dari sebelumnya. Hal aneh lainnya, ia tidak dapat menggunakan jurus yang diajarkan oleh Huang. Karena ia berada di kediaman Zhuo, maka ia bekerja sebagaimana mestinya.
Ia selalu bangun pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit. Karena harus memulai hari dengan membersihkan rumah besar keluarga Zhuo. Sebagai seorang tukang sapu, Chu Zhan telah terbiasa dengan pekerjaan keras dan kelelahan.
Ia mengambil sapu dan pengki, lalu mulai membersihkan tanah yang luas dan banyak dedaunan kering. Chu Zhan bekerja dengan tekun, tidak ingin membuat kesalahan yang bisa membuatnya dihukum.
"Ahh, rasanya lelah sekali. Apakah ini adalah keadaan di mana aku berada dibeberapa bulan yang lalu? Ini seperti kembali ke masa lalu."
Namun, tidak peduli seberapa keras Chu Zhan bekerja, ia tidak pernah mendapatkan penghargaan atau pujian dari siapa pun. Keluarga Zhuo selalu memperlakukannya dengan dingin dan tidak peduli, seolah-olah ia tidak lebih dari sekedar alat.
"Lihat si bodoh itu. Apakah nanti akan pingsan lagi, seperti sebelumnya? Dasar tukang sapu yang bodoh. Ayo, kita kerjain dia," kata salah satu pelayan.
Pelayan-pelayan lainnya juga tidak ramah terhadap Chu Zhan. Mereka sering mengolok-oloknya dan memberikan tugas-tugas tambahan yang tidak perlu. Seperti Ah Feng dan Ah Hao, yang seharusnya sudah mati oleh para pencuri. Chu Zhan hanya diam dan melakukan pekerjaannya, tidak ingin memperkeruh keadaan. Namun demikian, mereka tidak pernah berhenti untuk mengganggu.
Tapi Chu Zhan tidak menyerah. Ia tahu bahwa ia harus terus berjuang untuk bertahan hidup dan mencari kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya. Ia berharap bahwa suatu hari nanti, ia akan dapat keluar dari kehidupan yang berat ini dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Kira-kira itulah ingatan yang selalu terbayang dari pemilik asli tubuh tersebut. Ia sungguh tidak menyangka, perasaan pemilik hati selalu bersemayam dalam ingatannya. Dimana ia selalu merasakan apa yang dirasakan oleh tukang sapu malang itu.
"Apakah aku bisa keluar dalam situasi ini? Kekuatanku benar-benar menghilang. Tuan muda dan nona muda juga tidak ada di sini. Sebenarnya, mereka pergi ke mana?"
Suatu hari, ketika Chu Zhan sedang membersihkan kamar salah satu pelayan, ia menemukan sebuah percakapan yang tidak seharusnya ia dengar. Li Si, salah satu pelayan yang sombong dan suka memerintah orang lain, sedang berbicara dengan seorang pelayan lainnya tentang rencana untuk membunuh Chu Zhan.
"Hehehe, anak itu selalu saja menyebalkan. Dia sangat pelit kemarin. Uang yang ia dapat, tidak mau dibagi dengan kami. Tapi dia malah memberinya pada Ah Hao dan Ah Feng."
"Benar-benar, dia sangat kurang ajar. Tidak tahu siapa yang berkuasa. Padahal dia hanya mantan pelayan kepala keluarga Zhuo sebelumya. Harusnya dia punya banyak uang. Bagaimana jika kita bunuh saja dia?"
"Itu ide yang bagus. Kita rencanakan itu nanti malam. Kalian berdua, jangan membocorkan semua ini. Jangan sampai ketahuan."
Chu Zhan tidak bisa percaya apa yang ia dengar. Mengapa Li Si ingin membunuhnya? Apa yang telah ia lakukan untuk membuat Li Si begitu marah? Chu Zhan tahu bahwa ia harus berhati-hati dan tidak membiarkan pelayan itu mengetahui bahwa ia telah mendengar rencana pembunuhan itu.
'Jika bukan karena kultivasiku yang kembali menurun, aku bisa dengan mudah membereskannya. Ah Hao dan Ah Feng juga tidak akan nekat seperti itu. Lalu, sebenarnya, mengapa hal ini bisa terjadi?"
Pada malam harinya, ketika Chu Zhan sedang berjalan kembali ke kamarnya, ia melihat Li Si dan beberapa pelayan lainnya bersembunyi di koridor. Chu Zhan tahu bahwa mereka sedang menunggu kesempatan untuk menyerangnya.
"Kita harus hati-hati. Malam ini sangat mendukung. Kita bisa membunuhnya tanpa ketahuan. Ingatlah, harus dibuat seperti kecelakaan," kata Li Shi sambil berbisik.
Dengan cepat, Chu Zhan mengubah arahnya dan berjalan ke arah lain. Ia tidak ingin terlibat dalam pertarungan dengan Li Si dan pelayan-pelayan lainnya. Namun, ia tahu bahwa ia harus siap untuk melindungi dirinya sendiri jika diperlukan.
"Hey, kamu mau pergi begitu saja, yah?" Li Si menggunakan penutup kepala dan wajah. Sehingga ia merasa tidak akan diketahui oleh korbannya. Namun demikian, ia tidak menyangka, rencananya hampir gagal.
Karena kurangnya kekuatan, membuat Chu Zhan menghindar. Ia selalu menjadi orang yang berhati-hati di dunia yang mementingkan kekuatan. Karena kekuatan adalah segalanya.
"Sialan! Larinya cepat sekali! Awas saja jika bertemu lagi. Pasti dia akan mati!" Li Si kesal dan hanya bisa berpaling. Karena ia masih berada di kediaman Zhuo, ia tidak bisa membuat keributan. Jika sudah gagal, harus mencari waktu yang tepat.
Chu Zhan berhasil menghindari serangan Li Si dan pelayan-pelayan lainnya, namun ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari masalahnya. Ia harus terus berhati-hati dan waspada untuk melindungi dirinya sendiri dari ancaman-ancaman yang akan datang.
Setelah insiden dengan Li Si, Chu Zhan menjadi lebih waspada dan hati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Ia tidak ingin terlibat dalam konflik dengan pelayan-pelayan lainnya. Padahal, seharusnya mereka tidak sampai membunuhnya.
Suatu hari, ketika Chu Zhan sedang membersihkan dapur, ia melihat salah satu pelayan lainnya, bernama Wang Wu, sedang memperhatikan dirinya dengan tatapan yang tidak menyenangkan. Wang Wu adalah seorang pelayan yang kuat dan agresif, dan Chu Zhan tahu bahwa ia tidak boleh meremehkannya.
'Sialan. Mengapa ada lagi orang-orang ini? Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Ini memang bukan dunia nyata. Atau memang aku sedang dipermainkan? Aku harus menemui Zhuo Ming atau Zhuo Yining. Apakah dia memperlakukan aku dengan baik atau tidak? Tapi dari kemarin, tidak melihat mereka.'
Wang Wu mulai mengancam Chu Zhan, mengatakan bahwa ia akan membuatnya menyesali telah berurusan dengan Li Si. "Kamu yang kemarin membuat masalah dengan Li Si? Ketahuilah, dia adalah orangku. Kamu sebagai orang yang rendahan, tidak seharusnya kamu punya rencana untuk membunuh orang lain."
Padahal dia tidak melakukan apapun atau rencana membunuh orang. Namun itu adalah sebuah tuduhan yang tidak bisa ia terima. Andai saja kultivasinya lebih tinggi, pasti mereka bukan apa-apa. Namun demikian, itu akan menimbulkan kecurigaan.
"Aku tidak tahu apa yang kamu katakan. Bukannya kamu tahu, aku sudah kelelahan bekerja setiap hari. Mengapa aku harus membunuh orang lain? Kultivasinya juga lebih tinggi dariku. Darimana kamu memiliki pemikiran, aku bisa membunuhnya? Yang ada, dia yang bisa membunuhku."
***