Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.
Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.
Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.
Tidak kurang, tidak lebih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Pesta Sabtu Malam
Selangkah memasuki area halaan belakang rumah itu, Bastian langsung dihadapkan sebuah kolam renang yang cukup besar yang sudah ramai akan orang-orang. Tidak sedikit dari mereka yang memakai pakaian renang yang ketat atau sekedar melepas pakaian luar mereka dengan menyisahkan pakaian dalam mereka untuk menyeburkan diri ke dalam kolam. Kemudian kebanyakan para pria hanya memakai celana boxernya tanpa atasan sembari memegang gelas wine sembari menari-nari di dalam kolam itu.
Mereka yang awalnya sibuk bercengkrama, saling melempar canda tawa dan terlihat menikmati suasana malam yang sedikit memabukkan itu langsung sontak menoleh saat mendapati kehadiran Bastian disana.
“Bastian!”
“What’s up bro!”
“Mobilmu sangat bagus!”
“Bastian semakin tampan,” ujar salah satu wanita yang berada di kolam sebelum di balas oleh teman wanitanya yang berdiri tepat disampingnya.
“Dia memang selalu tampan dan akan selalu tampan.”
Bastian membalas sapaan mereka dengan tos tangan dan tawa lebarnya. Seperti biasa, orang-orang mengenal Bastian sebagai sosok yang ceria dan aktif sehingga tidak akan terasa canggung ketika berinteraksi dengannya walaupun nyatanya teman Bastian sangatlah banyak yang membuat Bastian susah untuk mengenali mereka satu per satu.
Bastian berjalan melewati hingar-bingar lautan orang-orang yang tengah berpesta itu sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah. Disana dia melihat Lotus dan Richard sedang duduk bercengkrama di area ruang tamu.
Bastian melirik sekilas saat matanya tak sengaja menangkap siluet seseorang yang membuat mood-nya rusak. Ternyata ada Lily, pacar Richard itu disana juga.
Wanita itu secara terang-terangan menatapnya diikuti Richard yang menyenggol lengan pacarnya itu membuat Lily berakhir mengusap lehernya canggung sembari memberikan senyum kecilnya.
Bastian berusaha tidak menghiraukannya dan memilih untuk melempar dirinya duduk ke atas sofa tunggal sebelum meraih sebuah kaleng bir dari atas meja.
“Kupikir kau tidak akan datang hari ini?” tanya Lotus, mengingat perkataan Richard kepadanya tentang Bastian yang ada urusan.
“Tidak mungkin aku melewatkan pesta,” uajr Bastian dengan nada percaya dirinya sembari membuka kaleng bir pada genggamannya itu kemudian meneguknya secara rakus.
Lotus kemudian menangguk menyetujui perkataan Bastian itu, sebab memang pada dasarnya Bastian adalah pelopor tempat dan ide dari pesta ini. Bisa dibilang Bastian adalah ketuanya dan Lotus adalah tangan kanan pria itu.
“Kau mau tahu sesuatu Lotus? Belakangan ini para warga kampus sedang sibuk menggosip tentang dirinya,” ujar Lily secara tiba-tiba yang mengundang perhatian semua orang kepadanya.
Lotus menyatukan alisnya, “Memangnya ada apa?” tanyanya penasaran.
“Lily, aku tidak tahu kau adalah wanita yang cerewet seperti ini,” todong Bastian secara jujur yang tanpa sadar membaut Lily sedikit sakit hati.
“Dia mengatakan fakta, kau memang dekat dengan si kutu buku itu,” ujar Richard membela Lily.
Lotus kemudian melihat interaksi mereka berdua, sepertinya ada masalah yang terjadi antara Richard dan Bastian tetapi Lotus berusaha untuk tidak ikut campur.
“Memangnya apa hubunganmu dengan Catherine?” tanya Lotus akhirnya, dia tahu Catherine. Mahasiswi pintar peraih beasiswa tahun lalu. Semua orang mengenalnya sebagai si monster perpustakaan.
“Kalian benar-benar dekat? Tidak mungkin, kau pasti hanya ingin memanfaatkannya kan? Mendekatinya karena ada maksud, benar kan?” tanya Lily secara beruntun yang membuat kesabaran Richard kian menipis.
Tatapan tak suka Richard sudah dilemparkan ke arah Lily, namun tampaknya wanita itu tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya lebih lanjut mengenai kebenaran dari gosip itu.
Sekarang Lotus akhirnya mengerti apa yang terjadi. Dulu muncul rumor bahwa Bastian memiliki hubungan dengan Lily sebelum akhirnya Richard berpacaran dengan Lily sekarang. Ada yang bilang mereka sebatas teman dekat, ada juga yang bilang mereka juga memiliki hubungan yang lebih karena ada yang pernah melihat mereka ke kelab malam bersama.
“Dia mengotori pakaianku dengan kopi,” ujar Bastian singkat untuk menjelaskan sembari kembali menyesap kaleng birnya secara santai.
Mereka bertiga akhirnya menatap Bastian dengan tatapan yang sulit untuk dideskripsikan. Alasan Bastian itu benar-benar aneh dan tidak jelas.
“Kau bisa membelinya lagi, uangmu sangat banyak. Kenapa malah menyusahkan wanita murahan seperti dia,” ujar Richard yang terkesan merendahkan seolah dia tidak perduli dengan Catherine dan asal memberikan julukan kepadanya padahal nyatanya Richard belum pernah berinteraksi dengannya.
“Pacarmu yang murahan,” desis Bastian langsung sembari melirik ke arah Lily yang menampilkan raut shock-nya itu setelah mendengar hinaan Bastian kepadanya.
Richard merasa emosi karena Bastian menyebut Lily seperti itu. Richard langsung menghampiri Bastian di tempatnya kemudian menarik kerah baju Bastian, membaut Bastian berdiri secara terpaksa.
Bastian hanya diam tidak melakukan perlawanan, sebab dia tahu dari segi manapun Richard tetap akan kalah darinya. Dari perbedaan tinggi mereka saja terlihat cukup jelas. Jika Bastian balas mencengkram kerah baju Richard, maka kaki pria itu tidak akan menapak ke lantai lagi karena perbedaan tinggi mereka yang cukup besar itu.
Lily melebarkan matanya melihat kejadian itu. Lotus segera melerai mereka dengan berdiri di tengah-tengah antara Bastian dan Richard untuk memisahkan mereka berdua.
“Tenanglah, jangan berantem seperti anak-anak hanya karena seorang wanita,” ujar Lotus menengahi.
“Ayo kita pergi dari sini,” ujar Lily kemudian menarik pergi Richard dari sana.
Bastian melihat kepergian mereka berdua sebelum akhirnya mengusap kerah bajunya sekali guna membereskan pakaiannya yang kusut itu akibat ulah Richard.
Lotus hanya bisa menggeleng melihat perdebatan mereka itu.
“Calm down dude, kau tahu Richard orangnya itu emosian. Dan pacarnya Lily itu juga sama anehnya,” komentar Lotus kemudian.
Bastian hanya diam, ingin meraih kembali kaleng birnya itu sebelum seorang wanita asing berjalan mendekat ke arahnya. Salah satu tamu pesta, dia datang ek ruang tamu itu kemudian duduk di sofa tunggal tepat diatas pangkuan Batian sembari melingkarkan lengannya pada leher Bastian tanpa ragu.
Sedangkan Lotus hanya mencibir singkat melihat pemandangan itu. Baginya sudah biasa melihat para wanita disana berusaha mendekati Bastian ataupun menggodanya dengan segala rayuan mereka.
Bastian juga tampak tidak menolak dan malah menyambutnya. Ralat, lebih tepatnya tidak perduli dengan apa yang para wanita itu lakukan kepada tubuhnya. Mulai dari meraba dada bidangnya kemudian memeluk Bastian secara erat sembari mengistirahatkan kepala wanita itu pada bahu lebar milik Bastian. Bastian hanya tetap tenang, tampak tidak terusik dengan segala perlakuan intim itu sembari meneguk birnya.
Lotus harus mengakui, pertahanan diri Bastian lumayan kuat. Atau mungkin benar-benar kuat.
Bagaimana dia bisa tidak tergoda ketika ada wanita dengan pakaian begitu minim dan ketat sedang duduk di pangkuannya itu? Bahkan sekarang dress ketat wanita itu sudah terangkat ke atas seakan sengaja menampilkan pahanya untuk menggoda Bastian.