NovelToon NovelToon
Falling In Blue

Falling In Blue

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Spin-off Dearest Mr Vallian 👇🏻


Cinta itu buta, tapi bagaimana jika kau menemukan cinta saat kau memang benar-benar buta? Itulah yang di alami Claire, gadis berusia 25 tahun itu menemukan tambatan hatinya meskipun dengan kekurangannya.

Jalinan cinta Claire berjalan dengan baik, Grey adalah pria pertama yang mampu menyentuh hati Claire. Namun kenyataan pahit datang ketika Claire kembali mendapatkan penglihatannya. Karena di saat itu juga, Claire kehilangan cintanya.

"Aku gagal melupakanmu, aku gagal menghapus bayang-bayangmu, aku tidak bisa berhenti merindukanmu. Datanglah padaku, temuinaku sekali saja dan katakan jika kau tidak menginginkanku lagi." Claire memejamkan matanya mencoba merasakan kembali kehadiran kekasih hatinya yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

📝Novel ini alurnya maju mundur ya, harap perhatikan setiap tanda baca yang author sematkan disetiap paragraf 🙂
Bantu support dengan cara like, subscribe, vote, dan komen.

Follow FB author : Maria U Mudjiono

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 08

"Nona," Bibi Elodi menyentuh pundakku hingga aku kembali tersadar dari lamunan panjang.

"Ayo kita makan siang," ajak Bibi Elodi. Aku melepaskan sarung tangan dan mengikuti Bibi Elodi keluar rumah kaca.

"Ternyata sudah siang," kataku pelan. Sepertinya aku melamun cukup lama melihat jarum jam menunjukkan pukul 13.40 PM.

"Setelah makan, Bibi akan pergi ke swalayan. Nona mau ikut?" tanya bibi Elodi sambil menyajikan makanan diatas meja.

"Tidak, aku ingin membereskan rumah." Bibi Elodi menatapku bingung. Sebab rumah ini sudah sangat bersih dan rapih, tentu saja tidak perlu dibereskan lagi.

"Maksudku, aku ingin menata ulang beberapa bagian." jelasku. Rumah ini penuh kenanganku bersama Grey, aku ingin sedikit mengubah tata letak kursi, sofa dan yang lainya agar tidak terlalu mengingat Grey.

"Bagaimana jika menunggu Bibi kembali? Beberapa sofa dan meja sangat berat," kata Bibi Elodi.

"Aku tidak selemah itu, Bibi." kataku tersenyum. "Jika aku benar-benar tidak kuat, aku akan menunggu Bibi datang." kataku sambil menyuapkan makanan.

Setelah selesai makan siang, Bibi Elodi pergi ke swalayan membeli beberapa kebutuhan rumah dan stok makanan yang memang sudah habis. Aku mulai menggeser sofa ruang tamu, dan benar apa yang dikatakan bibi Elodi jika ada sofa yang sangat berat. Setelah itu aku menata ulang meja makan, ruang tengah bahkan beranda samping, tempat favoritku bersama Grey.

Memang tidak sepenuhnya menghilangkan menghapus bayang-bayang Grey, sebab kebersamaan ku dan Grey terjadi saat aku masih buta. Bahkan saat aku memejamkan mata, bayangan Grey menjadi sangat nyata, padahal ini baru beberapa hari aku bisa melihat, tapi aku merasa jika penglihatan ku ini adalah sebuah siksaan.

"Terkunci," ujarku saat hendak membuka pintu kamar Ayah dan ibu. Aku mencari kunci kamar itu di laci meja dekat pintu. "Dapat," aku tersenyum mendapatkan kunci itu dan langsung membuka kamar ayah dan ibu.

Gelap dan dingin, aku menyalakan lampu dan menghidupkan pemanas ruangan, lalu aku membuka gorden tebal hingga kamar ini menjadi sangat terang. Kamar ini begitu rapih dan nyaman, sepertinya Bibi Elodi juga selalu membersihkan kamar ini karena tidak ada debu yang menempel di meja atau kacanya.

Semua barang tersusun rapih, terdapat foto keluarga di bingkai kecil terletak diatas nakas samping tempat tidur. Aku jadi ingin melihat foto kecilku, karena ayah sangat suka mengabadikan setiap momen diberbagai kesempatan, pasti ayah juga menyimpan fotoku saat masih bayi.

Aku mengambil beberapa album foto yang besar dan tebal dari dalam lemari, benar dugaan ku. Karena begitu banyak foto tercetak disetiap momen, aku tidak bisa mengingat semua kenangan dalam foto itu, akan tetapi terlihat dengan jelas jika ayah dan ibu begitu mencintaiku, keluargaku terlihat sangat bahagia dan sempurna.

"Tidak ada," gumamku mencari fotoku saat masih bayi. Semua foto dalam album ini diambil saat usiaku sekitar delapan atau sepuluh tahun, tidak ada satupun foto bayi diantara banyaknya foto.

...

Tiga minggu berlalu sejak aku bisa melihat, namun belum ada kabar atau tanda-tanda Grey akan datang. Setiap hari terasa semakin berat karena menahan rindu, tidak ada petunjuk apapun yang bisa membawaku menemukan Grey, bahkan selama kami bersama, kami tidak pernah mengambil foto berdua, yang artinya secara visual aku benar-benar tidak tahu wajah Grey seperti apa.

"Nona, tunggu!" seru seorang pria saat aku hendak menutup toko. "Terimakasih," ucap pria itu tersenyum. "Apakah masih ada bunga mawar merah?" tanyanya. Aku kembali membuka pintu toko dan mempersilahkan nya masuk.

"Anda bisa memilihnya sendiri," kataku sambil tersenyum ramah.

"Bisakah kau membuatkan buket mawar yang besar? Aku ingin menghadiahkan nya untuk kekasih ku," pintanya.

"Tentu saja"

Pria itu mengembangkan senyumnya dan langsung memilih beberapa bunga yang dia inginkan. Sedangkan aku mengambil perlengkapan lainya seperti plastik, kertas, pita, gunting, lem untuk membuat buket. Tak lama pria itu memberikan banyak bunga di mejaku, tidak hanya mawar merah, tapi ada juga mawar putih.

"Tolong rangkai secantik mungkin," katanya, aku tersenyum dan mengangguk lalu mulai merangkai bunga-bunga itu. Bukan hal sulit bagiku melakukan pekerjaan ini, jika dalam kegelapan saja aku bisa melakukannya, apalagi sekarang aku bisa melihat, tentu dengan cepat aku menyelesaikan satu rangkaian buket bunga yang besar ini.

"Wah, ini sangat cantik. Tanganmu luar biasa Nona," pujinya melihat hasil rangkaianku.

"Terimakasih atas pujiannya," ucapku. Pria itu membayar dan pergi dari toko.

"Kira-kira, jika penjual bunga sepertiku apa mungkin bisa mendapat hadiah bunga dari kekasihku?" gumamku seraya menutup toko.

Saat musim dingin seperti ini, malam akan lebih cepat datang dan siang hanya sebentar, karena itu aku menutup toko lebih awal. Aku berlari kecil masuk dalam rumah, udara terasa begitu menusuk tulang karena aku tidak memakai mantel tebal.

Aku segera menuju dapur karena aku ingin membuat sup asparagus, entah kenapa sejak beberapa hari yang lalu aku membayangkan kelezatan sup asparagus yang pernah dibuatkan oleh Grey. Kali ini aku akan mencoba membuatnya sendiri, semoga rasanya sama seperti buatan Grey.

Setelah cukup lama berkutat didapur, sup asparagus buatanku akhirnya matang. Dari aromanya sangat berbeda dengan buatan Grey yang harum dan menggugah selera, dan dari penampilannya sangat tidak menarik. Aku jadi ragu untuk mencicipi masakan ku.

"Apa sup buatan Grey juga seperti ini?" tanyaku pada diri sendiri. Aku membuat sup asparagus ini sudah sesuai dengan resep yang Grey katakan saat itu, step by step nya juga sama seperti sama, tapi kenapa hasilnya berbeda?.

"Bentuk dan aromanya mungkin beda, tapi kalau soal rasa, seharunya tidak jauh beda." gumamku mengambil sendok untuk mencicipinya, namun begitu masuk dalam mulut sudah membuat perutku bergejolak tak karuan hingga aku berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi lambungku.

"Huhhh....huh...." nafasku terengah-engah setelah selesai muntah, lututku terasa lemas. Tidak, tidak hanya lutut, tapi seluruh tubuhku terasa lemas dan keringat dingin mulai bercucuran.

"Bagaimana bisa aku membuat racun?" bisik ku mengingat rasa sup yang sangat buruk. Bahkan aku tidak bisa mendeskripsikan rasa itu dengan kata-kata, ya karena rasanya terlalu buruk.

"Aku memang tidak pandai memasak, tapi apakah seburuk ini?" aku berjalan menuju kamar, rasa laparku sudah hilang dan sekarang aku hanya ingin tidur karena tubuhku sangat lemas.

"Nyamannya," ucapku ketika merebahkan tubuh ini diatas ranjang empuk dan harum. Beberapa hari ini aku merasa sering lelah dan hanya ingin bermalas-malasan diatas ranjang. Jika saja Bibi Elodi datang setiap hari, mungkin aku hanya akan berdiam diri didalam kamar.

"Grey, aku ingin tidur di pelukanmu." bisikku mulai menutup mata dan bayang-bayang Grey kembali hadir tanpa aku minta.

*

*

*

*

*

TBC

1
Sleepyhead
In the end, God is the ultimate of scripwriter 🥰🥲🥲
Sleepyhead
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/ I can't hardly stop my tears
Sleepyhead
thanks Jobs, kamu akhirnya berhasil mempertemukan salah satu berlian Nick Dan Sara
Sleepyhead
seperti nya bakal jd jodoh Ben 🤭
Sleepyhead
modus detected 😁
Sleepyhead
keep going through, Just the way you are thor.. jangan terusik dengan apapun.. tetap jadi dirimu saja..
Sleepyhead
Ya wajar lah karena Daddy Harry merasa sudah bekerja sama lama dengan Daddy Nick..
Harry merasa tak bisa menempatkan diri, padahal Nick sudah menganggap Harry seperti sahabatnya. Gua rasa Sara Dan Nick bs menerima nya..
Sleepyhead
Oh ya ampun cinta Henry tak berubah pada Sara.. Cinta mati ya Hen Dr jaman bocah 🤭😁
Sleepyhead
yeah yea I heard you 😅
Sleepyhead
That's what friends are for, to helping each other
Sleepyhead
wkwkk Asem, kena lagi gua
Sleepyhead
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ray Aza
mantab!!! mmg hrs pny ciri khas thor. 😁
Ray Aza
wkwkwkkkk.... benar2 sempurna spti pohon pete dgn benalunya... lama2 ben kurus dan akhirnya mati krn dihisap olehmu.. 😂😂😂😂
Sleepyhead
Yah, syukurlah.. kupikir cinta Claire hanya sepihak. ternyata u both had a same feelin'
Sleepyhead
yeah, I know..
Sleepyhead
Benar yg dikatakan Claire,Visual Grey sesuai ekspetsinya
Sleepyhead
You can count on my vote, I'll be supporting you 😁😎
Sleepyhead: anytime 😁
Starry💫: thanks 🤩
total 2 replies
Sleepyhead
oh I see dlm beberapa chapter yg lalu, Grey pernah mengatakan kalo dia bekerja di salah satu bengkel temanya, he doesn't lies..
Sleepyhead
O MY... Grey is that you
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!