Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan
Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"Maaf, his, his, maaf, his, his!" kata itu terus terucap di bibir Bella, dengan memeluk kedua lututnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Mungkin, kalau tidak hujan, ia sudah menjadi bahan tontonan orang-orang.
Sedang di rumah sakit, Dad William baru tersadar tidak menemukan keberadaan menantunya itu di antara mereka. Langsung, ia memukul bahu putranya.
"Son, dimana istrimu?" ujar Dad William.
"Entah, Dad. Alex lagi khawatir keadaan Mom. Mungkin perempuan itu sudah pulang, Dad," ujar Alex, acuh.
"Son, apa Dad pernah mengajarkanmu agar tidak bertanggung jawab? Sekarang, pergilah cari istrimu! Pasti dia merasa bersalah atau ketakutan dengan apa yang terjadi di mall tadi," ujar Dad William, mengingatkan pada putranya itu.
"Tapi, bagaimana, Mom, Dad?" ujar Alex, khawatir keadaan Mommy-nya.
"Biar Dad yang jaga Mom sekarang, kamu pergilah cari istrimu!" ujarnya.
Mendengar suara tegas Daddy, Alex langsung bersama Ben bergegas mencari Bella.
"Ben, dimana perempuan itu?" ujar Alex.
"Nona belum pulang ke manson, Tuan," ujar Ben.
"Apa? Bagaimana bisa? Ah, sial!" ujar Alex, mengingat mereka pergi begitu saja tadi karena panik dengan Mom Ana, meninggalkan istrinya itu di mall sendiri.
"Cari informasi, dimana perempuan itu pergi!" ujar Alex pada Ben.
Seketika, Ben menghubungi para bawahannya yang mengawasi Bella secara diam-diam.
"Tuan, nona berada di taman XXX," ujar Ben.
"Apa? Bagaimana bisa? Dasar gadis bodoh!" umpat Alex, ketika melihat cuaca yang sedang hujan, langsung menuju mobil, menuju tempat Bella berada.
Sedang Bella, yang masih menangis di taman, memeluk lututnya, tiba-tiba merasakan kehadiran seseorang. Seketika, menatap seseorang itu yang sedang memayunginya.
"Tidak baik menangis sendiri di taman dalam cuaca tidak baik ini. Jika kamu sakit, maka akan merepotkan," ujar seseorang itu.
"Maaf, siapa kamu?" ujar Bella, menatap orang asing itu.
"Apa sebegitu rapuhnya Anda, nona, hingga tidak beranjak dari tempatmu?" ujarnya, orang itu menatap Bella tanpa menjawab pertanyaan Bella.
Mendengar itu, Bella semakin mengencangkan tangisnya, membuat seseorang itu seketika panik, melepaskan payungnya, dan memeluk Bella untuk menenangkannya.
Sedang di ujung sana, menyaksikan itu, ia mengepalkan erat tangannya, tanpa menghampiri dua insan yang berpelukan itu. Ia berbalik menuju mobil.
"Jalan, Ben! Dia tidak membutuhkanku," ujar Alex, emosi, melihat Bella berpelukan dengan laki-laki lain di taman.
"Anda tidak sadar, Tuan, kalau Anda telah memiliki rasa pada nona," ujar Ben, tapi hanya bisa diucapkan dalam hati, melirik tuannya di balik kaca spion.
Sedang Bella masih melupakan segala kegundahan hatinya, dipelukan seseorang laki-laki yang tak ia kenal itu, hingga tak lama ia tersadar, mengingat Mom Ana.
"Maaf, terima kasih pelukannya. Aku harus pergi sekarang," ujar Bella pada pria di depannya itu.
"Nona, biar saya antar," ujar pria itu, menawarkan diri mengantar Bella.
"Tidak perlu, Tuan. Aku bisa naik taksi," ujar kembali Bella.
"Apa Anda yakin, nona? Hujan-hujanan begini, ada taksi yang lewat? Biar saya yang antar, nona. Tunjukkan saja jalannya," ujar pria itu, kembali.
"Ah, baiklah," ujar Bella, akhirnya memutuskan diantar pria itu.
"Nona, pakai jas ini agar kamu tidak kedinginan," ujar pria itu, memberikan jas pada Bella.
Sedang Bella, tanpa sadar, kini dengan penampilan kacau karena terkena AC di mobil itu, membuat makeup-nya mulai luntur. Pria itu juga tidak menyadari perubahan dari Bella karena masih fokus menyetir.
Sampai di rumah sakit, Bella berlari ke resepsionis, menanyakan ruangan Mom Ana berada, hingga setelah mendapatkannya, ia berlari menuju ruangan tersebut.
Sedang di dalam ruangan, Mom Ana baru tersadar. Orang pertama yang ia cari adalah Bella, menantunya. Ia menanyakan itu pada suami dan putranya, tapi mereka hanya diam, tanpa menjawab. Hingga tiba-tiba pintu terbuka, menggagetkan mereka yang berada di dalam ruangan itu.
"Mom... mom tidak apa-apa, kan?" tangis Bella, memeluk Mom Ana, tanpa sadar dengan pakaiannya yang basah, serta penampilan acak-acakan. Bahkan, ia tidak memakai kaca matanya, entah jatuh di mana, ia lupa.
Sedang Mom Ana merasakan pakaian Bella yang basah, menatap menantunya itu. Seketika, ia terkejut melihat wajah menantunya itu.
Jangan lupa like, kdan komen dibawah ini!🤗🤗