Namanya Wang Chen. Dia adalah seorang pemuda bodoh yang bahkan dianggap gila oleh para murid Perguruan Tangan Sakti.
Hanya Souw Liancu yang tidak melihat seperti itu. Souw Liancu merasa Wang Chen selalu melindunginya dan kekuatan Wang Chen tidak ada bandingannya.
Wang Chen bisa bertindak di luar nalar saat dibutuhkan, dan bisa muncul jadi sosok tangguh saat dibutuhkan. Souw Liancu tahu kalau Wang Chen memiliki latar belakang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorious, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 Paviliun Benda Langit
Total harga ketiga barang itu adalah delapan belas ribu keping emas. Souw Liancu membawa uang cukup banyak dari rumah, tetapi setelah membeli pedang di toko tadi dan membayar berbagai keperluan lain, ia hanya punya sekitar lima ribu keping emas tersisa. Jauh dari cukup untuk membeli ketiga barang yang ia inginkan.
Wajahnya menunjukkan kekecewaan yang jelas. Ia sangat menginginkan barang-barang itu, terutama Pil Terobosan yang bisa membantunya menembus ke tahap pembentukan tubuh level delapan dengan lebih cepat.
Wang Chen yang berdiri di sampingnya tiba-tiba berbicara, "Gunakan sapu itu."
Souw Liancu menoleh dengan bingung. "Apa maksudmu?"
"Sapu yang tadi kita beli. Gunakan untuk ditukar dengan barang-barang yang Nona inginkan."
Semua orang di sekitar mereka yang mendengar kata-kata Wang Chen langsung tertawa. Bahkan Zhao Ming dan rekan-rekannya tidak bisa menahan tawa meskipun mereka mencoba untuk sopan.
"Hahaha! Dia bilang tukar sapu dengan barang senilai puluhan ribu keping emas!"
"Dasar gila! Sapu seharga lima puluh keping perak mau ditukar dengan barang seharga ribuan keping emas!"
"Tidak heran dia dianggap bodoh! Otaknya memang tidak beres!"
Tawa dan ejekan terus berdatangan. Beberapa pengunjung pameran bahkan berhenti untuk melihat dan ikut menertawakan Wang Chen. Wajah pemuda itu tetap datar, tidak menunjukkan emosi apapun meskipun diejek habis-habisan.
Tetapi Souw Liancu tidak bisa melihat Wang Chen terus dipermalukan seperti ini. Ia ingat bahwa setiap kali Wang Chen menunjuk atau menyarankan sesuatu, biasanya ada alasan yang tidak langsung terlihat. Batu hitam tadi juga terlihat tidak berguna, tetapi ia merasakan ada sesuatu yang aneh darinya.
Dengan wajah yang memerah karena malu tetapi penuh tekad, Souw Liancu berjalan menuju meja bendahara paviliun yang terletak di sudut ruangan. Seorang pria tua dengan janggut panjang dan mata yang tajam duduk di sana, mencatat berbagai transaksi yang terjadi.
"Permisi, Tuan Bendahara," kata Souw Liancu dengan sopan.
Pria tua itu mendongak, menatapnya dengan tatapan menyelidik. "Ada yang bisa saya bantu, Nona muda?"
Souw Liancu menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkan sapu yang tadi ia beli dari tas Wang Chen. "Saya ingin menawarkan barang ini sebagai pembayaran untuk beberapa barang yang saya inginkan."
Pria tua itu menatap sapu di tangan Souw Liancu. Wajahnya masih datar, belum menunjukkan ekspresi apapun. Tetapi kemudian, perlahan, matanya membelalak. Tangannya yang tadinya memegang kuas untuk mencatat tiba-tiba berhenti di udara.
Ia bangkit berdiri dengan cepat, sangat cepat untuk orang seusianya. Tangannya yang gemetar meraih sapu itu dari tangan Souw Liancu.
"Ini... ini..." suaranya bergetar. "Tidak mungkin... ini tidak mungkin..."
Pria tua itu menatap sapu itu dengan mata yang hampir keluar dari rongganya. Jemarinya yang keriput menyentuh gagang sapu dengan sangat hati-hati, seolah menyentuh harta yang paling berharga di dunia.
"Sapu Penyapu Debu Langit! Ini Sapu Penyapu Debu Langit!" teriaknya dengan suara yang bergema di seluruh ruangan pameran.
Seluruh ruangan langsung sunyi. Semua orang berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap ke arah bendahara yang berteriak itu.
"Apa yang dia katakan? Sapu Penyapu Debu Langit?"
"Itu kan artefak legendaris yang hilang ratusan tahun lalu!"
"Tidak mungkin! Itu hanya sapu tua biasa!"
Tetapi pria tua itu tidak peduli dengan bisikan-bisikan itu. Ia menatap Souw Liancu dengan mata yang penuh dengan kekaguman dan ketakjuban. "Nona muda, dari mana Anda mendapatkan sapu ini?"
"Saya... saya membelinya dari Toko Artefak Cahaya Bulan," jawab Souw Liancu dengan gugup.
"Berapa harga yang Anda bayar?"
"Lima puluh keping perak."
Pria tua itu tertawa, tetapi bukan tawa mengejek. Tawa takjub yang bercampur dengan ketidakpercayaan. "Lima puluh keping perak untuk Sapu Penyapu Debu Langit! Ini adalah penemuan abad ini! Nona muda, apakah Anda tahu apa yang Anda miliki?"
Souw Liancu menggelengkan kepalanya.
"Sapu Penyapu Debu Langit adalah artefak tingkat tinggi yang dibuat oleh Guru Pande Besi Langit, salah satu pande besi terhebat dalam sejarah. Sapu ini bukan hanya bisa digunakan untuk membersihkan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan energi spiritual. Seseorang yang memiliki sapu ini bisa meningkatkan kecepatan kultivasinya hingga sepuluh kali lipat!" Pria tua itu berhenti sejenak untuk mengambil napas. "Dan yang paling penting, sapu ini bisa digunakan sebagai senjata terbang! Pemiliknya bisa terbang dengan kecepatan luar biasa!"
Seluruh ruangan meledak dengan keributan. Semua orang saling berbisik dengan wajah tidak percaya.
"Nona muda," kata pria tua itu dengan serius. "Paviliun Benda Langit bersedia membeli sapu ini dengan harga seratus ribu keping emas. Atau jika Anda mau, Anda bisa menukarnya dengan barang apapun di pameran ini, berapapun harganya, dan kami akan mengembalikan sisanya dalam bentuk uang."
Seratus ribu keping emas! Itu adalah jumlah yang sangat fantastis! Dua ratus kali lipat dari harga yang ia bayarkan!
Souw Liancu berdiri terpaku, tidak bisa berkata apa-apa. Ia menatap Wang Chen yang berdiri tidak jauh dari sana. Pemuda itu hanya menatapnya dengan ekspresi datar, tidak menunjukkan kebanggaan atau apapun, seolah semua yang terjadi ini adalah hal yang biasa.
Tetapi Souw Liancu tahu. Ia tahu bahwa Wang Chen bukan orang biasa. Ia tahu bahwa di balik topeng kebodohan dan kegilaannya, Wang Chen menyimpan pengetahuan dan kemampuan yang jauh melampaui pemahaman orang-orang di sekitarnya.
Dan yang paling penting, ia tahu bahwa Wang Chen peduli padanya. Selalu menyelamatkannya, selalu membantunya, meskipun dengan cara yang tidak langsung dan tidak pernah meminta pengakuan.
Dengan mata yang berair, Souw Liancu tersenyum ke arah Wang Chen. Dan untuk pertama kalinya, ia melihat sesuatu yang berbeda di mata pemuda itu. Sesuatu yang hangat, sesuatu yang lembut, sesuatu yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat.
Tetapi sekilas itu hanya berlangsung sesaat. Wang Chen kemudian mengalihkan pandangannya, kembali menatap ke arah yang tidak jelas dengan ekspresi kosong yang biasa.
Tetapi Souw Liancu sudah melihatnya. Dan itu sudah cukup.
"Baiklah, Tuan Bendahara," kata Souw Liancu dengan suara yang lebih mantap sekarang. "Saya akan menukar sapu ini dengan tiga barang yang saya inginkan tadi, dan saya akan terima sisanya dalam bentuk uang."
Pria tua itu tersenyum lebar. "Keputusan yang bijak, Nona muda. Silakan pilih barang-barang Anda."
Dan di sudut ruangan, di tengah kerumunan orang yang masih berbisik-bisik dengan tidak percaya, Wang Chen berdiri sendirian, menatap langit-langit dengan pandangan kosong.