Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.
Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.
Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan
Setelah selesai les, Fahra pulang menggunakan motor matic berwarna biru muda kesukaannya yang ia cat. Awalnya langit terlihat terang dan baik-baik saja. Namun tiba-tiba saat dipertengahan jalan, hujan lebat langsung mengguyurnya. Fahra tertimpa hujan saat berada dijalanan sepi yang tidak ada ruko atau halte yang bisa ia hampiri untuk berteduh.
Karena hujan yang semakin lebat, gadis itu berhenti untuk memakai jas hujan. Ketika Fahra membuka jok motornya, ia sama sekali tidak menemukan adanya jas hujan di jok motor.
"Yah, jas hujannya nggak ada. Aduh, kawasan ini benar-benar sepi dan hijau. Fahra jadi gak bisa berteduh atau minta tolong deh." gadis itu mencebikkan bibir bawahnya dengan kondisi yang sedikit menggigil.
Jika harus meneruskan perjalanannya, Fahra tidak mampu karena derasnya hujan dan rintikkan yang tajam-tajam. Apalagi ia hanya memakai kaos lengan pendek. Rintikkan itu akan semakin terasa saat ia memaksakan diri untuk terus bermotor.
Akhirnya Fahra memilih berteduh dibalik motornya. Ia jongkok sembari terus memeluk dirinya sendiri dan tas yang kini bukunya pun telah basah.
Beberapa saat kemudian, Fahra merasa tubuhnya semakin dingin dan mengigil. Ia hanya terus berdoa dan berharap ada seseorang yang datang menolongnya.
Dari kejauhan terlihat seorang pria yang menggunakan motor ninja berwarna biru tengah berjalan. Fahra sama sekali tak sadar jika ada orang yang akan melewatinya. Gadis itu terus memeluk diri dan tasnya karena dingin dibalik motor biru mudanya.
Motor itu berhenti tepat disamping motor Fahra. Dan pria itu bergegas membuka kaca helmnya untuk menawarkan bantuan.
"Kenapa, mbak?" tanya pria itu sedikit berteriak.
Fahra membuka kaca helmnya dan beranjak saat mendengar ada suara orang.
(song : Percayakan ~ Lyla)
"Lo?!!!" teriak pria itu saat melihat wajah Fahra. Pria itu adalah Fahrul, yang juga baru pulang dari les.
"Kenapa, om?" tanya Fahra yang tak mengenali, karena Fahrul masih memakai helm.
"Ngapain lo disini?"
"Oom kenal Fahra ya? Tapi kok Fahra gak kenal sama om sih." Fahra memperhatikan pria berhelm ninja itu dengan seksama.
"Oh iya, Fahra tau. Oom kan masih pake helm ya heheh" Fahra terkekeh sembari mengetuk helm yang masih dikenakannya.
Saat tau perempuan yang ia hampiri itu adalah Fahra, tanpa berkata apa pun Fahrul langsung pergi meninggalkan Fahra. Pria itu sama sekali tak memberikan pertolongan kepada Fahra, bahkan untuk memberi jaket atau jas hujannya pun TIDAK.
Fahra mengerutkan dahinya, ia bingung dengan orang yang tiba-tiba berhenti dan tiba-tiba pergi.
"Kok oom itu langsung pergi sih? Emangnya gak mau tolongin Fahra dulu?"
Gadis itu kembali jongkok disamping motor dan memeluk tasnya dengan sangat erat untuk mengurangi sedikit rasa dinginnya.
Diperjalanan Fahrul terus memikirkan Fahra yang sedang hujan-hujanan berteduh dibawah sandaran motornya. Pria itu tak tega jika harus meninggalkan Fahra sendiri ditengah hujan deras. Dengan cepat ia memutar balikkan motornya dan bergegas menghampiri Fahra. Terlihat sekali kalau gadis itu masih tidak merubah tempat berteduhnya.
"Lo ngapain sih, ujan-ujanan dibalik motor?" tanya Fahrul yang hanya membuka kaca helmnya.
"Kok oom balik lagi? Oom berubah pikiran ya, karena kasian liat Fahra yang hujan-hujanan" ucap gadis itu terkekeh sembari berdiri.
Autor POV :
Dalam keadaan gigil aja masih sempet-sempetnya buat orang kesel... Ihh dasar Fahra banget bikin gedeknya :v
Karena kesal dengan ucapan Fahra yang memanggilnya om, Fahrul segera membuka helm ninja nya yang sontak membuat Fahra terkejut.
(backsound : reff, Percayakan ~ Lyla)
Tanpa sadar, Fahra menutup kaca helmnya secara tiba-tiba.
"Aduh, Fahra salah lagi" ucap gadis itu pelan sembari mengetuk helmnya.
"Lo budeg?" tanya Fahrul mengerutkan dahinya.
Perlahan Fahra membuka kaca helmnya dengan terpaksa namun ia tetap tidak berani menatap Fahrul.
"Orang nanya tuh, dijawab!" sargas Fahrul mulai kesal.
"Itu, tadi Fahra ditimpa hujan pas pulang les. Terus Fahra gak bawa jas hujan. Karena udah gak kuat, Fahra berteduh dibalik motor" gadis itu menunjuk ke arah motornya.
~"Ah elah, nyusahin aja nih anak. Gue cuma punya jas hujan satu. Kalau gue kasi ke dia, ntar malah gue yang basah. Oh iya, pas ditempat les tadi kan, Eko ada balikkin jaket kulit gue. Gue tarok mana ya? Oh iya tas."~ batin Fahrul.
Melihat Fahra yang semakin menggigil, pria itu bergegas membuka jas hujannya untuk merogoh tas dan mengeluarkan jaket kulit berwarna hitam dari tas itu.
"Nih ambil" Fahrul menyodorkan jaketnya kepada Fahra.
"Oom bolehin Fahra make ini? Ehh maksudnya Fahrul. Emangnya gak kenapa-napa, Rul?"
"Ribet lo ya. Langsung ambil aja bisa gak?" ketus Fahrul semakin kesal.
Fahra mengambil jaket Fahrul dengan hati-hati. Ia takut seolah Fahrul akan memangsanya layaknya seekor singa. Gadis itu bergegas memasang jaket yang diberikan Fahrul untuk menghangatkan tubuhnya.
"Rul..." panggil Fahra dengan sayu.
"Apaaa??"
"Kepala Fahra masih kena hujan. Jaket Fahrul gak ada tutup kepalanya nih." protes gadis itu mencebikkan bibir bawahnya.
"Apaan sih lo! Syukur-syukur udah gue kasi jaket, kulit pula." ketus Fahrul menyandarkan dirinya dimotor.
"Yaudah deh, makasih ya, Rul." gadis itu bergegas jongkok kembali untuk berlindung dibalik motornya.
Melihat itu, Fahrul mengerutkan dahinya. Ia tak habis fikir dengan tingkah ajaib sahabat kecilnya itu.
Beberapa menit telah berlalu, namun hujan juga tak reda. Fahrul terus kini tengah duduk diatas motornya yang sedang distandart. Demikian juga Fahra yang tetap jongkok dibalik motor matic berwarna birunya itu. Terjadi keheningan diantara mereka beberapa saat.
"Lo ngapain sih, dari tadi jongkok disitu mulu?" tanya Fahrul membuka pembicaraan.
"Berteduh lah, Rul. Kan kepala Fahra masih kena hujan, jadi Fahra mau berteduh dulu dibawah motor." ucap Fahra begitu lugu.
Fahrul menghela nafasnya berat karena tingkah Fahra benar-benar tidak masuk akal.
"Ayok Rul, sini berteduh sama Fahra dibawah motor." Fahra melambaikan tangannya kepada Fahrul.
Tanpa menjawab pertanyaan Fahra, pria itu melirik ke arah kiri dan kanan untuk mencari tempat berteduh yang lebih masuk akal dari tempat berteduh Fahra. Matanya tertuju pada satu arah, yaitu disebuah pohon besar yang berdaun lebat.
Ia beranjak dari motor dan memegang tangan Fahra untuk pergi dari tempatnya itu.
"Ihh Fahrul, kenapa tarik-tarik tangan Fahra? Kan ini hujannya masih deras banget." Fahra terkejut saat Fahrul tiba-tiba menarik tangannya.
"Ayokk kita berteduh dibawah pohon itu." pria itu menunjuk salah satu pohon yang berada tak jauh dari mereka.
"Gak mau ah, Fahra udah nyaman berteduh disini."
"Lo mau nurut gak?"
"Gak mau"
"Oh yaudah"
"Hmm yaudah deh mau. Tapi Fahra buka helm atau nggak?" tanya Fahra sembari memegang helmnya.
"Buka aja, ribet banget liat lo pake helm mulu." jawab Fahrul setelah berfikir beberapa saat.
"Nah, kalau seperti ini Fahra gak mau. Nanti kepala Fahra basah dong. Kalau Fahra demam gimana?" gadis itu melepaskan tangan Fahrul dan kembali jongkok dibalik motornya.
"Iiiiii tambeng amat sih lo jadi orang!"
Karena gemas, pria itu segera membuka resleting jas hujannya dan memaksa Fahra untuk beranjak dari tempat berteduhnya. Fahrul juga membuka paksa helm Fahra dan meletakkannya di atas spion motor. Ia mengangkat jas hujannya untuk meneduhi kepala Fahra.
(backsound : reff, Yang Kurasa ~ Reza Darmawangsa)