NovelToon NovelToon
Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Menyembunyikan Benih Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Slice of Life / Single Mom / Nikahmuda / Cerai / Duda
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ara Nandini

Selina harus menelan pahit kenyataan di kala dirinya sudah bercerai dengan mantan suami hasil perjodohan. Ternyata tak lama setelah itu, dia menemukan dirinya tengah berbadan dua.

Selina akhirnya memutuskan untuk membesarkan bayinya sendiri, meskipun harus menjadi ibu tunggal tak membuatnya menyerah.

Berbeda dengan Zavier. Mantan suaminya yang hidup bahagia dan mewah dengan kekasihnya. Seseorang sudah hadir di hidup pria itu jauh sebelum kedatangan Selina.

Akankah kebenarannya terungkap seiring berjalannya waktu? Belum lagi Selina Kini harus terjebak dengan seorang bos yang sangat menyebalkan.

Ikuti kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ara Nandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Mata Selina berkaca-kaca saat menatap Zavier. Ia tidak merindukan pria itu—perasaan sayang yang dulu pernah tumbuh sudah lama mati. Saat Zavier dengan lantang mengklaim bahwa Eliza adalah miliknya, kembali menampar hati Selina. Baginya, Selina bukan apa-apa.

Dengan cepat Selina menunduk, menahan perih di dadanya. Ia berbalik tanpa sepatah kata pun dan melangkah keluar. Kakinya membawanya ke taman di samping kantor yang sepi.

Begitu sampai di sana, air matanya tak terbendung. Ia duduk di bangku taman, menutup wajah dengan kedua tangan, membiarkan tangisnya pecah.

Miris. Hanya itu kata yang bisa menggambarkan hidupnya. Ia merasa sendirian, tak punya siapa-siapa. Keluarganya pun tak lagi peduli.

Kenangan masa kecilnya kembali menghantam. Selina dulu adalah anak yang manja, selalu ditemani Diva, kakak perempuannya, kemanapun ia pergi. Hingga suatu hari, semua berubah. Hari di mana ia berlari ke tengah jalan hanya untuk mengejar tukang es krim favoritnya. Diva yang sangat menyayanginya langsung menyusul, menarik tubuh Selina, dan menyingkirkannya dari truk besar yang melintas. Akibatnya nyawa Diva yang melayang.

Sejak hari itu, dunia Selina hancur. Orang tuanya yang larut dalam duka tak henti-hentinya menyalahkannya. Mereka menuduh Selina sebagai pembawa sia. Karena memang setelah kematian kakaknya bisnis orang tuanya mulai menurun sehingga menyebabkan kebangkrutan dan akhirnya mereka hidup miskin.

Tak cukup sampai di situ, Selina dijodohkan dengan Zavier. Ia tahu betul bahwa orang tua Zavier telah menyerahkan sejumlah uang besar kepada orangtuanya sebagai imbalannya. Dan setelahnya? Orang tuanya tak pernah lagi menemui atau mencarinya. Selina bukan lagi anak mereka.

Air matanya kembali jatuh deras.

“Aku sudah tahu seluk-beluk hidupmu.”

Selina terlonjak kecil. Suara itu datang dari belakang, meski ia sama sekali tak mendengar langkah kaki mendekat. Mungkin karena terlalu larut dalam tangisannya.

Selina mengangkat kepalanya dan mendapati Jayden berdiri tak jauh darinya. Tatapan pria itu datar dan dingin. Kedua tangannya terselip di saku celana.

“Heh, ternyata tidak salah saya menyebutmu pembawa sial,” ucap Jayden, nada suaranya penuh sinis. “Orang tuamu saja menyebutmu begitu.”

Selina seketika terdiam. Kata-kata itu menusuk jauh lebih dalam dibandingkan apa pun. Hatinya yang rapuh makin tercabik.

“Untuk apa Pak Jayden ke sini?” tanyanya dengan suara serak, berusaha terdengar tegar.

Jayden menatapnya lama sebelum akhirnya melangkah mendekat. “Mantan suamimu sudah pulang. Oh ya, dia mengundang saya untuk datang ke pernikahannya beberapa hari lagi.” Ia menyunggingkan senyum miring. “Dan… saya tidak mungkin datang sendiri. Saya pasti mengajak seseorang. Tak lain adalah dirimu.”

Selina menatap Jayden dengan pandangan nanar. Napasnya tercekat. “Atas dasar apa saya dibawa ke sana? Saya bukan siapa-siapa, Pak Jayden.”

Jayden mendengus kecil. “Saya tidak memberi kamu ruang untuk menolak. Perintah saya mutlak.”

“Masuk ke dalam dan bersihkan ruangan meeting. Sore ini saya ada pertemuan dengan klien penting. Jika sampai lantai atau ruangannya tidak bersih, maka kamu tidak boleh pulang.” Kata Jayden sambil berlalu begitu saja.

Selina mengusap wajahnya kasar. Ia baru menyadari kalau Jayden dan Zavier berteman.

Sekarang ia sadar, Jayden bukan hanya tahu soal masa lalunya dengan Zavier, tapi juga menjadikan itu sebagai senjata untuk menekannya

Mulai sekarang, Selina harus menyiapkan hati. Menahan setiap hinaan yang keluar dari mulut pria itu.

Ian duduk di bangku taman sekolahnya, menunggu jemputan seperti biasa. Bocah itu tampak lelah. Kaos seragamnya sedikit basah oleh keringat, rambutnya pun menempel di dahi. Sesekali ia menghela napas panjang sambil mengayunkan kakinya.

Tak lama kemudian, seorang bocah lain datang menghampiri. Aria. Dengan wajah usil, bocah itu mendekati Ian.

Ia memang senang mencari perhatian Ian, entah dengan mengejek, atau sekadar menarik-narik bajunya

“Kenapa muka kamu kayak orang yang ndak punya uang? Kayak Bang Izal kalau ndak dikasih Mama uang jajan.” Suara cempreng Aria terdengar jelas. Ian yang duduk di bangku taman hanya melirik sekilas, di-ingatannya masih teringat ayah gadis itu yang menghinanya dan mengatainya tak punya ayah.

“Ndak punya mulut ya kamu?” ejek Aria lagi.

“Diem, Aria. Ian capek banget dengar kamu ngomong terus,” akhirnya Ian bersuara, nadanya datar.

Ia hendak berdiri meninggalkan bangku itu, namun lengan kecil Aria buru-buru menahannya. “Mau kemana?”

“Ian nggak mau dekat-dekat kamu. Nanti Ian kena marah lagi sama Papa kamu.”

“Papa ndak ada. Ngapain kamu jauhi Aya?” Aria mencebikkan bibirnya.

Ian menghela napas berat, mencoba sabar. “Nanti Papa kamu datang jemput kamu, terus lihat kamu sama Ian… nanti Ian dimarahi lagi. Kamu duduk aja sana, itu samperin Uci. Jangan dekat Ian.”

Belum sempat Aria menjawab, suara berat tiba-tiba terdengar.

“Aria!”

Aria terlonjak. Dari kejauhan tampak Anton, ayah Aria, berjalan cepat mendekati mereka dengan wajah tegang.

“Sudah Papa bilang jangan dekat-dekat sama anak ini!” suaranya penuh amarah, telunjuknya menuding Ian.

Aria hanya menunduk, menahan tangis. Tapi kemudian, ia menunjuk Ian. “Ian yang maksa-maksa Aya buat nyamperin dia. Katanya Aya harus temani dia, Ian kesepian, Pa.”

Ian membelalakkan mata. “Nggak ada om! Aria sendiri tadi yang datang ke sini. Ian sudah bilang jangan dekat-dekat Ian, nanti Om marah.”

“Bohong kamu!” bentak Anton dengan suara lantang. “Jangan pernah mendekati anak saya lagi! Saya tidak sudi anak saya berteman dengan anak seperti kamu! Semua orang tua di sini hampir tidak ada yang suka sama kamu, karena kelakuanmu yang nakal!”

Mata Ian mulai berkaca-kaca. Ia hanya bisa menunduk dalam, menatap sepatu hitamnya yang kusam.

“Lihat ibumu!” Anton menuding dengan nada merendahkan. “Apa dia benar-benar perhatian sama kamu? Selalu saja terlambat menjemput! Dia bahkan tidak menyayangimu seperti yang kamu kira. Ibu macam apa itu!”

Ian menggenggam tangannya erat, dadanya terasa sesak.

“Ada apa ini?” suara berat terdengar dari arah belakang.

Jayden muncul langkahnya mantap menuju mereka. Tatapannya langsung mengunci pada Anton yang sedang memarahi Ian.

Jayden segera meraih bahu Ian dan menarik bocah itu ke sisinya.

“Pa… pak Jayden…” suara Anton terdengar tergagap, wajahnya jelas menunjukkan keterkejutan.

"Kenapa kau berkata seperti itu pada anak kecil?” ucap Jayden dengan nada tajam.

“Pak… maaf, tapi dia siapa pak Jayden?"

“Tak peduli dia siapa tapi aku benar-benar menyayangkan kalau orang berpendidikan sepertimu bisa melontarkan kata-kata sekasar itu pada seorang anak. Apa kau tak punya hati nurani? Ian punya ayah, dan ibunya tentu saja menyayanginya. Kalau ibunya terlambat menjemput beberapa menit, itu hal yang wajar! Kau tidak tahu apa yang ibunya lakukan di rumah, kau tidak tahu perjuangannya. Jadi jangan seenaknya menghakimi.”

Anton tercekat. Wajahnya memucat, kikuk dan tak bisa membalas, terlebih ketika ia sadar pria di depannya bukan orang sembarangan. Jayden adalah rekan bisnis penting yang selama ini ia hormati.

Jayden menatap tajam. “Dan satu hal lagi, apa salahnya kalau anakmu berteman dengan Ian? Dia bukan anak nakal seperti yang kau tuduhkan. Aku sendiri saksinya. Mulai sekarang berhenti mengatai dia macam-macam. Atau… kalau tidak, aku pastikan kita tidak akan pernah berhubungan lagi dalam dunia bisnis.”

Anton langsung tertunduk, keringat dingin membasahi pelipisnya.

Tanpa menunggu balasan, Jayden mengangkat Ian ke gendongannya meninggalkan Anton yang terdiam mematung bersama Aria yang hanya bisa menatap bingung.

1
Ayano Rosie
Jayden juga egois banget memaksakan kehendaknya udah tahu seluna berdarah darah hatinya masih juga begitu
Sunaryati
Yang sangat egois itu kalian, seorang ibu memaksa anaknya menjauhi dan memisahkan dari menantunya. Eliza juga sudah ditentang ayahnya tidak boleh menikah dengan Zavier, ayahnya meninggal nekat.
Sunaryati
Tabah dan semangat Sellina mulut Zavier masih kasar untuk ibu dari anaknya demi mendapatkan keinginannya, tidak menjaga perasaan Sellina, sampai punya anak 6 tahun masih mendapatkan hinaan yang sama.
Sunaryati
Kamu bengkarung ya di depan ibunya kau hina, emak yang baca saja jadi nyesek dan nangis, namun bersyukur Sellina semakin kuat. Sedangkan di depan Ian lembut dan membela, dasar pria bunglon tak sumpahin bucin pada Sellina🤣🤣🤭
Sunaryati
Mulut Zavier busuk orang lain saja peduli kok mulutnya mudah bilang Sellina mati atau hidup tak peduli. Sellina itu korban dari kedua orang tuanya penderitaan masih bertambah, syukur dia wanita tangguh dan pekerja keras. Fix Zavier harus dapat karma, jangan diber keturunan pada pernikahan dengan Eliza karena arogansi dan kesombongannya, buat perusahaannya bangkrut agar bisa merasakan hidup jadi orang miskin
Sunaryati
Kapan kamu bebas dari tekanan orang- orang- kaya yang atogan
Sunaryati
Astaga apa tidak ada saksi, masa sih orang tua kok membully anak. Seharusnya jadi contoh
Sunaryati
Hati Zavier saja tak ada getaran jika dia mempunyai anak
Sunaryati
Ayahnya banyak uang ibunya menghidupi diri saja sampai berusan dengan toilet, mudah- mudahan orang- orang yang membuat hidupmu menderita mendapatkan balasan setimpal, dan Jayden kena karma ibunya jatuh cinta pada Sellina
Sunaryati
Banyak ya orang semena- mena pada orang miskin, miris/Cry/ Semoga kedepannya kamu mendapatkan kebahagiaan Sellina emak nyesek
Sunaryati
Hati kamu baik Kim
Sunaryati
Kasihan ayah dan keluarganya hidup enak, dia hidup sederhana hanya dengan ibunya
Mirrabella
muak liat jayden sok keras
padahal lembek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!