NovelToon NovelToon
Clara Sang Primadona SMA

Clara Sang Primadona SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nada Mahase

Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Ketegangan di sekolah kembali

Meskipun kehidupan di rumah mulai membaik dengan pekerjaan baru Ibu Maria, ketegangan di sekolah kembali muncul. Andi kembali dari skorsingnya dengan sikap yang semakin arogan. Dia tampak lebih bertekad untuk membalas dendam pada Clara dan teman-temannya. Clara merasakan ketegangan itu setiap kali Andi berada di dekatnya, tetapi dia berusaha tetap tenang dan fokus pada studinya.

Suatu pagi, ketika Clara sedang berjalan menuju kelas, dia melihat Andi berdiri di sudut lorong bersama Rina dan gengnya. Mereka tampak berbicara dengan nada serius, dan Clara merasakan bahwa ini bukan pertanda baik. Saat dia mencoba untuk melewati mereka tanpa menarik perhatian, Andi memanggilnya.

"Clara! Tunggu sebentar," kata Andi dengan nada yang memaksa.

Clara berhenti dan berbalik, berusaha menenangkan dirinya. "Ada apa, Andi?"

Andi berjalan mendekatinya dengan senyuman yang licik. "Aku dengar ibumu baru saja kehilangan pekerjaannya. Kasihan sekali."

Clara merasa darahnya mendidih, tetapi dia berusaha tetap tenang. "Ya, tapi sekarang dia sudah mendapatkan pekerjaan baru. Terima kasih atas perhatianmu."

Andi tertawa sinis. "Oh, sungguh? Baiklah. Tapi ingat, Clara, dunia ini tidak selalu adil. Jangan berharap segalanya akan selalu berjalan lancar."

Clara menatap Andi dengan tegas. "Aku tahu, Andi. Tapi aku tidak akan membiarkan orang sepertimu menghancurkan hidupku."

Andi mendekat, matanya penuh dengan kebencian. "Kita lihat saja nanti, Clara."

Clara merasa gemetar saat Andi dan gengnya pergi. Dia tahu bahwa ini belum berakhir dan Andi masih berusaha untuk mengganggunya. Namun, dia bertekad untuk tetap kuat dan tidak membiarkan Andi mempengaruhinya.

---

Di kelas, Clara menceritakan pertemuannya dengan Andi kepada Arman dan Rendy. Mereka mendengarkan dengan cemas dan segera berusaha mencari cara untuk melindungi Clara.

"Clara, kita harus lebih waspada. Andi tidak akan berhenti begitu saja," kata Arman dengan serius.

"Benar, kita harus selalu bersama dan tidak memberi Andi kesempatan untuk menyakitimu lagi," tambah Rendy.

Clara merasa bersyukur memiliki teman-teman yang selalu siap mendukungnya. Mereka membuat rencana untuk selalu bersama-sama selama di sekolah, sehingga Andi tidak bisa menyerangnya sendirian.

Hari-hari berlalu dengan ketegangan yang terus meningkat. Andi terus mencari cara untuk mengganggu Clara, tetapi Arman dan Rendy selalu ada untuk melindunginya. Clara berusaha tetap fokus pada studinya dan menulis cerita pendeknya untuk mengalihkan pikirannya dari masalah yang dia hadapi.

---

Suatu hari, saat Clara sedang bekerja di kafe, dia menerima pesan dari Arman yang memberitahunya bahwa Andi sedang merencanakan sesuatu. Clara merasa cemas, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa terus hidup dalam ketakutan.

Ketika Clara pulang dari kafe malam itu, dia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya. Pria itu tampak seperti sedang menunggu seseorang. Clara merasa gugup, tetapi dia mendekati pria itu dengan hati-hati.

"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Clara dengan sopan.

Pria itu tersenyum dan memperkenalkan dirinya sebagai Pak Budi, seorang detektif swasta. "Selamat malam, Clara. Saya di sini untuk berbicara dengan ibu Anda tentang situasi di sekolah. Saya mendengar dari salah satu teman Anda bahwa Anda sedang menghadapi masalah dengan seorang siswa bernama Andi."

Clara merasa lega dan memanggil ibunya. Ibu Maria segera keluar dan menyambut Pak Budi dengan ramah. Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu untuk membicarakan situasi tersebut.

Pak Budi mendengarkan dengan seksama saat Clara menceritakan semua yang telah terjadi sejak Andi pertama kali datang ke sekolah. Ibu Maria menambahkan detail tentang bagaimana Andi dan keluarganya mencoba mengintimidasi mereka setelah skorsing Andi.

"Ini adalah situasi yang serius, Clara. Saya akan membantu Anda dan ibu Anda untuk memastikan bahwa Andi tidak bisa mengganggu kalian lagi," kata Pak Budi dengan tegas.

Clara merasa sedikit lega mendengar hal itu. Dia tahu bahwa dengan bantuan seorang profesional, mereka mungkin bisa menemukan solusi untuk masalah ini.

---

Beberapa hari kemudian, Pak Budi mulai menyelidiki latar belakang Andi dan keluarganya. Dia menemukan bahwa Tuan Wijaya memiliki beberapa bisnis yang tidak sepenuhnya legal, dan Andi sering menggunakan pengaruh ayahnya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Pak Budi mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menunjukkan kepada pihak sekolah bahwa Andi dan keluarganya memiliki sejarah perilaku yang mencurigakan.

Dengan bukti tersebut, Pak Budi dan Ibu Maria bertemu dengan Bu Anita untuk membicarakan tindakan yang harus diambil. Bu Anita tampak terkejut dan prihatin dengan informasi yang mereka bawa.

"Terima kasih atas informasi ini, Pak Budi. Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan keamanan semua siswa di sekolah ini," kata Bu Anita dengan tegas.

Bu Anita segera mengadakan pertemuan dengan dewan sekolah untuk membahas situasi tersebut. Mereka memutuskan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih tegas terhadap Andi, termasuk pengawasan ketat dan konseling wajib untuk mengubah perilakunya.

---

Hari-hari berlalu, dan situasi di sekolah mulai membaik. Andi tampak lebih terkontrol dan tidak lagi berani mengganggu Clara dan teman-temannya. Clara merasa lega, meskipun dia tahu bahwa dia harus tetap waspada.

Suatu sore, ketika Clara sedang duduk di taman sekolah bersama Arman dan Rendy, mereka berbicara tentang semua yang telah mereka lalui.

"Clara, kamu benar-benar kuat. Kamu menghadapi semua ini dengan begitu berani," kata Arman dengan tulus.

"Benar, Clara. Kami bangga padamu," tambah Rendy.

Clara tersenyum, merasa sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka. "Terima kasih, Arman, Rendy. Aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian."

Malam itu, Clara menulis di buku hariannya tentang semua yang telah terjadi. Dia merasa lebih kuat dan percaya diri, siap menghadapi apapun yang datang di masa depan. Dengan dukungan dari teman-temannya dan bantuan dari Pak Budi, Clara tahu bahwa dia bisa mengatasi segala rintangan.

Bintang-bintang di langit malam bersinar terang, memberikan inspirasi dan kekuatan untuk terus maju. Clara menutup buku hariannya dengan senyuman, merasa bahwa masa depan penuh dengan harapan dan kemungkinan yang tak terbatas.

---

Bersambung

1
Kuroi tenshi
Gemesin banget sih tokoh utamanya, bikin hati meleleh😍
Nada Mahase: Halo kak, makasih ya udah baca, kalau boleh, dukung novel ini ya
total 1 replies
Yukishiro Enishi
Kocak abis
Nada Mahase: makasih kak sudah mau mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!