cerita ini mengisahkan tentang perjuangan orang tua yang perekonomiannya di bawah garis kemiskinan tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya ia bisa membesarkan anak anaknya akan tetapi setelah anak anak itu dewasa dan sudah bekerja justru mereka lupa akan perjuangan orang tua yang sudah membesarkan mereka..... mau tau ceritanya lanjutkan dengan baca cerita di bawah ini ya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
hari masih gelap apalagi dengan cuaca yang menambah rasa enggan orang untuk beranjak dari peraduannya tapi tidak dengan yanto adik adiknya justru mereka sudah semangat untuk mencari rejeki
di hari yang masih gelap yanto dan adik adiknya menuju kebun karet tempat dia mencari pundi pundi uang, disepanjang jalan adi selalu memegang ujung kaos abangnya karena dia merasa takut
"di lepasin ga kaos nya abang jadi susah bergerak ni" cetus yanto
"nanti saja bang kalau mataharinya sudah muncul" jawab adi
yanto dan daus hanya bisa pasrah akan kelakuan adik nya itu, akan tetapi meraka berdua tetap fokus mengerjakan pekerjaan karena mereka ingin segera cepat selesai
Di ibukota provinsi anak pertama emak ranti yang bernama andi baru saja bangun dari tidurnya, ketika dia terbangun dia teringat akan kedua orang tua dan adik adik nya tapi apalah daya dia tidak berani mengunjungi mereka karena istrinya
Andi menikah dengan ceo sebuah perusahaan memiliki rumah mewah mobil mewah berjejer dengan rapi di garasi, tapi sebelum menikah dengan istrinya dia memiliki perjanjian dengan istrinya bahwa kalau mereka menikah andi tidak boleh memberitahukan kepada orang orang tentang keluarganya karena istrinya andi bernama alya merasa malu dengan keadaan orang tua nya di kampung yang miskin
Karena andi ingin merasakan merasakan namanya memiliki banyak uang dia sampai lupa akan orang tua dan adik adik nya andi lebih memilih istrinya karena sang istri bisa memenuhi semua keinginannya
Begitupun dengan adiknya diah yang menikah dengan sekertaris dari istrinya andi sekaligus sepupunya, diah pun sama pemikirannya dengan andi yang lebih memilih uang ketimbang keluarganya
Semenjak menikah mereka berdua tak pernah sekalipun pulang ke kampung ataupun memberi kabar kepada orang tua nya
Dalam benak mereka berdua sebenernya merasa bersalah tapi karena ego mereka lebih tinggi jadi berusaha untuk mengabaikannya
"yang kamu mikirin apa" tanya alya yang melihat andi sedang melamun
"tidak mikirin apa apa yang hanya memikirkan tentang kerjaan aja" sahut andi sekenanya
"oh ga usah di pikirin kan ada aku dan rehan yang bisa menghandle, ya udah deh mandi sana nanti kita telat ke kantor" suruh alya
"iya yang"
Setelah selesai mandi mereka berdua segera menuju ruang makan untuk makan bersama sama lagi dan lagi andi teringat akan kedua orang tuanya ketika melihat banyaknya makanan tersebut, andi berpikir emak dan abah nya sekarang makan apa, apakah kehidupannya jauh lebih baik
Berbagai pemikiran menghantuinya tapi dia tidak berani berbuat apa apa karena takut akan istrinya
Sedangkan di kampung emak ranti sedang menangis mengingat kedua anak nya yang pergi merantau di kota yang jauh
"emak kenapa menangis" tanya abah sodiq
"emak hanya teringat pada andi dan diah bah bagaimana keadaan mereka sekarang kenapa tidak pernah pulang dan tidak pernah memberi kabar" ucap emak ranti sambil terisak kecil
"sudahlah mak mereka sudah besar dan bisa menentukan jalan hidup mereka masing masing yang terpenting adalah kita selalu mendoakan akan anak kita dan semoga Allah segera membukakan hati mereka untuk mengingat keluarganya" tutur abah sodiq dengan bijak
"iya bah cuma kadang emak merasa iri dengan anak tetangga kita mereka juga merantau tapi mereka ingat pulang untuk menengok orang tuanya emak ga minta uang mereka bah emak hanya ingin melihat muka mereka saja dan memeluknya" sahut emak ranti
"iya mak abah mengerti tapi kita juga harus ikhlas akan jalan hidup yang di pilih oleh mereka lagipula kita tidak boleh egois di dekapan kita masih ada 6 orang anak lagi yang masih membutuhkan kita" nasihat abah lagi
"iya bah" sahut si emak ranti sambil menghapus air matanya
Sedangkan di kebun tengah hutang 3 bersaudara itu telah selesai dengan pekerjaan menyadapnya dan saat berjalan menuju pondok lagi lagi adi berteriak heboh
"abang........... Liat itu" kata adi sambil berteriak kencang
"apa sih di kenapa teriak teriak abang ga tuli ya" ketus daus sambil bersungut sungut
"hehehe itu bang liat itu pisang kita udah pada siap panen " kata adi lagi
"oh benar juga kamu di nanti habis sholat kita panen biar besok kita bawa ke pengepul sama hasil getah karet" sahut yanto
"siap bang biar aku juga bisa di kasih uang lagi sama abang hehehe" ucap adi dengan cengengesan
"iyalah doain abang ya biar panen kita selalu bagus jadi nanti kamu juga bakalan abang kasih uang terus" cetus yanto
"ok bang"
Mereka bergegas lagi untuk jalan ke pondok karena hari semakin siang bergegas mereka mandi di sungai lalu sholat dhuhur berjamaah dan di lanjutkan makan siang bekal yang mereka bawa tadi dari rumah
Setelah istirahat sejenak mereka segera menuju kebun pisang karena mendung hitam mulai kelihatan dari kejauhan
"adi daus ayo kita panen pisang di sana mulai terlihat mendung takutnya hujan nanti" ajal yanto sambil menunjukkan arah yang mulai mendung
"iya bang ayo nanti kalau turun hujan kita tinggal istirahat saja" sahut adi sambil berjalan turun dari pondoknya
Bergegas mereka menuju kebun untuk panen pisang terlihat beberapa tandan pisan yang mulai masak buahnya
"satu... Dua... tiga... Empat.... Dan begitu seterusnya dengan semangat dia menghitung jumlah tandan pisang yang akan di panen"
"abang akau sudah menghitung semuanya ada 12 tandan pisang yang siap panen" lapor adi kepada abangnya
"yang benar kamu di" sahut yanto sambil matanya melotot
"iya aku pasti benar menghitungnya karena aku kan anak pintar" seloroh adi sambil cengengesan
"Alhamdulillah kalau begitu rejeki kita banyak hari ini" yanto menyahuti adiknya dengan raut wajah bahagia
"iya bang ayo segera kita panen" ajak adi kepada abang abangnya
Mereka bertiga dengan penuh semangat memotong batang batang pohon pisang tersebut
Setelah 1 jam akhirnya mereka selesai memanen pisangnya dan segera menuju ke pondok sambil memanggul pisang pisang tersebut
Setelah bolak balik 2 kali akhirnya semua pisang sudah ada di pondok mereka
"bang mumpung masih ada waktu bagaimana kalau kita coba cek aja labu labu yang di tanam abah mungkin ada siap di panen" terang daus
"kamu benar dek, ayo kita lihat lumayan buat tambah tambah penghasilan besok yang sekalian kita bawa ke pengepul"
Mereka berjalan menuju kebun labu untuk melihat buahnya ternyata ada beberapa labu yang memang sudah siap panen
"ayo kita panen sekarang keburu hujan biarpun sedikit lumayan buat tambah tambah"
Akhirnya mereka mendapatkan 7 buah labu yang siap di panen dan mereka langsung membawanya ke pondok takut buahnya kena air hujan
"ayo kita semua mandi dulu di sungai takut hujan segera turun" ajak yanto kepada adik adiknya
Tak lupa mereka membawa beras yang akan mereka cuci untuk di masak buat makan malam mereka
Selesai mandi bergegas mereka menuju ke pondok untuk istirahat
"bang aku tak masak nasi dulu ya mumpung belum hujan" kata adi
"ok di, kamu masak nasi aja dulu biar nanti abang yang bikin sayurnya" titah yanto
"ok bang"
Saat adi sedang memasak nasi yanto dan daus membereskan pondok mereka sekaligus menata hasil panen mereka supaya tempatnya tidak terasa sempit
tetap semangat thor...